Kolom
Jumat, 21 Juni 2024 - 13:46 WIB

Bisnis Konversi Motor Listrik, Masa Depan Energi Hijau di Indonesia

Hilmy Muhammad Aqil  /  Muh Khodiq Duhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi konversi motor listrik (Indonesia.go.id)

Solopos.com, SOLO – Pemerintah Indonesia berkomitmen mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Salah satu langkah konkret menuju NZE adalah menggencarkan upaya konversi sepeda motor berbahan bakar minyak (BBM) menjadi motor listrik. Langkah ini bertujuan meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Namun kenyataan di lapangan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Hingga pertengahan 2023, hanya 0,2% dari target 50.000 unit yang berhasil dikonversi. Ini menunjukkan bahwa tantangan utama berupa biaya konversi tinggi masih menjadi penghalang besar.
Menanggapi hal ini, pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 13/2023 yang memberikan subsidi senilai Rp10 juta per unit motor listrik yang berhasil dikonversi. Lantas, apakah ini cukup?

Advertisement
Upaya pemerintah untuk meningkatkan konversi motor berbasis tenaga listrik.

Untuk mengatasi hambatan tersebut, Mahasiswa Teknik Industri Universitas Sebelas Maret (UNS) mencoba menjawab tantangan ini melalui penelitian yang mendalam. Para mahasiswa mengembangkan model bisnis yang dirancang khusus untuk PT Ekolektrik Konversi Mandiri.
Dengan mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bersama pelaku usaha, pengusaha startup, dan peneliti kendaraan listrik, mereka mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang dapat memengaruhi keberhasilan bisnis konversi motor listrik.

Bisnis konversi motor listrik di Indonesia.

Bisnis konversi motor listrik di Indonesia menonjol dengan inovasi teknologi terkini. Dukungan sertifikasi dari Kemenhub, teknisi ahli, dan peralatan bengkel standar menjadi nilai tambah yang signifikan. Layanan purnajual, rencana ekspansi, dan garansi servis semakin menumbuhkan kepercayaan konsumen.

Penjualan suku cadang berkualitas dan kontrol kualitas yang ketat juga menjadi kekuatan utama yang membedakan bisnis ini. Namun sekali lagi, jalan menuju sukses tidak selalu mulus. Biaya tinggi dan waktu konversi yang lama merupakan tantangan serius yang harus dihadapi.

Advertisement

Keterbatasan dalam fleksibilitas konversi motor dan minimnya upaya pemasaran juga menjadi hambatan besar. Lambatnya laju elektrifikasi dan rendahnya kesadaran masyarakat memperburuk situasi, sementara persaingan dengan perusahaan besar semakin memperketat arena bisnis. Di balik tantangan tersebut, terdapat peluang emas yang bisa dimanfaatkan.

Dukungan pemerintah melalui subsidi, insentif pajak, dan regulasi yang mendukung menciptakan peluang besar bagi pertumbuhan bisnis ini. Kesadaran lingkungan yang meningkat di kalangan masyarakat juga menjadi faktor pendukung yang kuat. Peningkatan nilai subsidi dan dukungan dari lembaga non-pemerintah membuka jalan bagi promosi motor listrik yang lebih luas dan efektif.

Akan tetapi, ancaman tetap mengintai. Lambatnya laju elektrifikasi dan rendahnya kesadaran masyarakat menjadi tantangan utama yang harus diatasi. Persaingan ketat dengan perusahaan besar memerlukan strategi inovatif untuk bertahan dan berkembang. Dengan optimisme dan strategi yang tepat, bisnis ini bukan hanya soal mengubah motor berbahan bakar minyak menjadi motor listrik.

Advertisement

Ini merupakan langkah menuju masa depan yang lebih hijau dan efisien, di mana setiap konversi motor membawa kita lebih dekat ke tujuan net zero emission pada tahun 2060. Dengan menggabungkan teknologi canggih, layanan pelanggan yang unggul, dan dukungan kebijakan yang kuat, PT Ekolektrik Konversi Mandiri siap menjadi pelopor dalam revolusi kendaraan listrik di Indonesia.

Hilmy Muhammad Aqil.

Artikel ini ditulis oleh Hilmy Muhammad Aqil, Mahasiswa Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif