Kolom
Selasa, 10 Oktober 2023 - 20:35 WIB

Empat Puluh Tahun

Kaled Hasby Ashshidiqy  /  Ichwan Prasetyo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kaled Hasby Ashshidiqy. (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Life  begins at forty. Hidup dimulai pada usia 40 tahun. Ungkapan ini kali pertama disampaikan psikolog Amerika Serikat, Walter B. Pitkin, dalam buku Life Begins At Forty yang terbit pada 1932.

Buku itu ditulis pada saat harapan hidup manusia meningkat pesat, dari rata-rata 40 tahun menjadi 60 tahun. Buku ini sangat populer dan berpengaruh pada masanya dan menjadi buku nonfiksi terlaris nomor satu di Amerika Serikat pada 1933.

Advertisement

Buku Life Begins At Forty memberikan saran-saran praktis tentang menjaga kesehatan, keuangan, hubungan, dan karier pada usia 40 tahun ke atas. Frasa life begins at forty menggambarkan seseorang pada usia 40 tahun memasuki tahap kehidupan yang stabil dan matang secara emosional maupun finansial.

Usia 40 tahun sering digambarkan orang, terutama di kalangan laki-laki, sebagai masa puber kedua. Lelaki pada usia 40 tahun, konon, mulai tampil kembali layaknya remaja usia 17 tahun.

Advertisement

Usia 40 tahun sering digambarkan orang, terutama di kalangan laki-laki, sebagai masa puber kedua. Lelaki pada usia 40 tahun, konon, mulai tampil kembali layaknya remaja usia 17 tahun.

Usia 40 tahun seolah-olah menjadi batas dimulainya fase kedua dalam kehidupan seseorang. Banyak yang merasa sudah tak muda lagi begitu memasuki usia 40 tahun. Mengacu Undang-undang Nomor 40 Tahun 2009, orang muda atau pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 sampai 30  tahun.

Jadi klaim orang berusia 40 tahun tidak lagi disebut muda tepat mengacu regulasi tersebut. Belakangan ini banyak tokoh politik yang usianya lebih dari 40 tahun, namun masih di bawah 60 tahun juga disebut muda.

Advertisement

Banyak yang sudah berusia 40 tahun, namun tak mau disebut tua. Dalihnya hampir sama, “usia hanyalah angka, tapi semangat masih muda”. Saya termasuk salah satu yang memegang dalih itu.

Saya memasuki usia 40 tahun pada tahun lalu. Sekarang 41 tahun. Ada kegelisahan bahwa saya sudah mulai memasuki usia senja meski secara penampilan belum begitu terlihat, hehehe….

Perubahan yang paling terasa pada diri saya begitu memasuki usia 40 tahun adalah sekarang lebih banyak yang dipikir sebelum membuat keputusan. Rasanya sekarang jadi ada lebih banyak hal yang harus dipertimbangkan.

Advertisement

Sekarang juga lebih mudah mengucapkan “ya, sudahlah”. Lebih mau menerima keadaan dan banyak mengalah. Dulu sat-set. Apa saja dikerjakan. Tak mau mundur atau mengalah jika merasa benar.

Ambil segala kesempatan, jika akhirnya muncul masalah, itu urusan belakangan. Sikap itu perlahan-lahan mulai pudar. Orang bilang perubahaan ini kedewasaan, tapi apakah seseorang baru memasuki fase dewasa pada usia 40 tahun? Rasanya tidak.

Banyak juga yang berusia lebih dari 40, tapi masih seperti anak-anak. Ada sejumlah faktor yang membuat orang bersikap dewasa. Dari engalaman empiris pribadi, kedewasaan ditempa dari pengalaman hidup, selain pendidikan orang tua.

Advertisement

Orang yang biasa menghadapi masalah dan mampu menyelesaikan umumnya lebih dewasa ketimbang yang tidak. Tingkat pendidikan tak menentukan kedewasaan. Saya punya kenalan seorang bergelar doktor. Ia memelihara seekor anijing dan sering mengeluarkan anjingnya pada waktu buang kotoran.

Anjing itu lantas buang kotoran di halaman tetangga. Setelah itu, anjing itu masuk rumah kembali. Banyak tetangga yang jengkel, namun sepertinya tak dihiraukan. Akhirnya mereka hanya bisa mengelus dada.

Banyak yang heran, orang sepintar itu untuk masalah membuang kotoran hewan peliharaan saja tidak tahu caranya. Saya yakin yang dia  bukan tidak tahu caranya, tapi lebih pada cari gampang. Rasa empati terhadap tetangga kurang. Lebih mengedepankan ego pribadi alias tak dewasa.

Kedewasaan terlihat ketika seseorang bisa mengelola emosi, menyikapi masalah dengan pola pikir yang positif, tidak kekanak-kanakan. Tidak ada tolok ukur pasti kapan seseorang mencapai kedewasaan itu. Apakah pada usia 40 tahun, 50 tahun, atau kurang dari itu seperti  pada usia 25 tahun—30 tahun?

Ada hal lain yang menarik dengan usia 40 tahun. Sebagai seorang muslim, saya meyakini Muhammad SAW adalah nabi terakhir. Muhammad SAW menerima wahyu kali pertama pada usia 40 tahun.

Banyak ulama menyebut pada tahun itulah Muhammad diutus menjadi nabi, meski ada sebagian ulama lain yang meyakini sejak kecil Muhammad sudah menjadi nabi. Ulama yang meyakini Muhammad SAW diutus sebagai nabi sejak kecil adalah setelah malaikat Jibril membelah dadanya  dan membersihkan hatinya dari segumpal darah hitam.

Saat itu usia Muhammad SAW sekitar empat tahun. Saya belum mendapatkan informasi atau dalil kenapa Allah SWT menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW pada usia 40 tahun, tapi saya yakin ada alasannya.

Dalam hadis nabi disebutkan ada ayat di dalam Al-Qur’an yang menjadi doa bagi orang yang sudah menginjak usia 40 tahun. Usia 40 tahun ini terasa spesial dan misterius.

Apakah semisterius itu juga alasan DPR saat mengesahkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum yang mensyaratkan calon presiden dan calon wakil presiden minimal berusia 40 tahun?

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 9 Oktober 2023. Penulis adalah wartawan Solopos Media Group)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif