Kolom
Kamis, 6 April 2023 - 21:45 WIB

Jangan Melarang Pesepak Bola Berpuasa

Ahmad Baihaqi  /  Ichwan Prasetyo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ahmad Baihaqi (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Pelatih  tim nasional sepak bola Indonesia, Shin Tae-yong, menjadi sorotan karena komentarnya beberapa waktu lalu. Pelatih sepal bola asal Korea Selatan itu berharap pemain tim nasional Indonesia yang beragama Islam tidak berpuasa saat menjalani pertandingan persahabatan melawan Burundi pada akhir Maret 2023 lalu.

Komentar tersebut mendapat beragam respons. Banyak yang kontra dengan pendapat Shin Tae-yong. Pelatih berusia 52 tahun itu beralasan ibadah puasa bisa mengganggu performa pemain karena mereka tidak makan dan minum, namun harus berlari dan menguras tenaga saat bermain.

Advertisement

Isu puasa bagi pesepak bola ini sebenarnya bukan hal baru. Di Eropa, para pemain sepak bola yang beragama Islam sering menjalani kompetisi yang ketat pada Ramadan. Ada yang memilih tidak berpuasa, ada pula yang tetap berpuasa.

Shin Tae-yong tentu bukan pelatih pertama yang mengharapkan anak asuhnya tak berpuasa. Pelatih klub Prancis, Nantes, Antoine Kombouare, langsung mencoret Jaouen Hadjam dari skuad saat melawan Reims karena pemain ini menolak permintaan agar tak berpuasa pada hari pertandingan.

Advertisement

Shin Tae-yong tentu bukan pelatih pertama yang mengharapkan anak asuhnya tak berpuasa. Pelatih klub Prancis, Nantes, Antoine Kombouare, langsung mencoret Jaouen Hadjam dari skuad saat melawan Reims karena pemain ini menolak permintaan agar tak berpuasa pada hari pertandingan.

Jauh sebelum itu, Alan Pardew saat menangani Newcastle United mengkritik keras penampilan Demba Ba yang tampil jeblok akibat berpuasa. Apa yang dilakukan oleh tiga pelatih tersebut bisa jadi benar, bisa jadi salah.

Secara logika bepuasa bisa mengurangi kekuatan tubuh karena tak ada asupan makanan dan minuman, namun setiap pemain sepak bola tentu memiliki kekuatan tubuh yang berbeda pula. Said Benrahma menunjukkan saat bermain untuk West Ham United.

Advertisement

Liga Premier Inggris kini memang lebih ramah terhadap pemain muslim yang berpuasa. Beberapa musim terakhir Liga Inggris memberikan kesempatan bagi para pemain untuk berbuka puasa di tengah pertandingan. Laga dihentikan sejenak untuk jeda bagi para pemain berbuka puasa.

Hal yang berbeda justru diperlihatkan Liga Prancis. Federasi Sepak Bola Prancis melarang pemberhentian pertandingan untuk memberi kesempatan pemain berbuka puasa pada musim ini. Keputusan itu mendapatkan protes dari sejumlah pihak, termasuk para suporter yang menyindir lewat bentangan poster-poster saat pertandingan.

Sepak bola dan Ramadan memang tak bisa serta-merta dipisahkan, terlebih di liga-liga Eropa. Banyak pertandingan yang tetap berjalan pada saat Ramadan. Berbeda dengan Liga Indonesia yang bisa meliburkan kompetisi atau memundurkan semua pertandingan pada malam hari.

Advertisement

Situasi ini membuat para pemain profesional memiliki dua kewajiban yang harus dipenuhi. Kewajiban berpuasa pada Ramadan sebagai seorang muslim dan kewajiban bermain untuk klub. Kewajiban itu bisa dijalankan secara bersamaan.

Dokter klub yang sudah malang melintang di Liga Inggris, Zaf Iqbal, menyebut pemain harus memiliki asupan yang cukup saat berbuka dan sahur ketika ingin tetap berpuasa saat bertanding. Dikutip dari mirror.co.uk, Zaf Iqbal menyebut para pemain sepak bola juga harus mengatur waktu tidur agar mendapat istirahat yang cukup.

Yang terpenting adalah pemain harus terbuka agar dokter klub dan ahli gizi bisa memberikan saran makanan terbaik demi menjaga performa.Banyak pemain yang memilih tak terang-terangan berpuasa lantaran takut tidak dipilih untuk bertanding oleh pelatih.

Advertisement

Pada akhirnya, puasa atau tidak saat bertanding adalah pilihan bagi pemain sepak bola. Puasa adalah kewajiban, begitu pula dengan bertanding sebagai pemain sepak bola profesional.

Berpuasa saat Ramadan menjadi ajang menimbun pahala bagi para pemain sepak bola yang muslim. Ramadan yang datang sekali dalam setahun tentu tak elok dilewatkan begitu saja. Kewajiban menjadi pemain profesional juga tak bisa diabaikan begitu saja.

Bermain di tengah kompetisi yang padat dan ketat tentu membutuhkan tenaga yang cukup. Apabila tetap memilih berpuasa, pemain harus mampu mempertanggungjawabkan pilihan tersebut dengan tetap tampil dengan performa terbaik. Dengan begitu, pelatih tidak bisa serta-merta melarang pemain berpuasa.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 5 April 2023. Penulis adalah wartawan Solopos Media Group)

Advertisement
Kata Kunci : Puasa Ramadan Sepak Bola Sport
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif