Kolom
Selasa, 18 Oktober 2022 - 08:00 WIB

Matematika Realistis

Wahyu Kurniawan  /  Ichwan Prasetyo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wahyu Kurniawan (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO –– Sejauh ini pendidikan masih didominasi pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan. Ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar.

Diperlukan strategi belajar baru yang lebih memberdayakan siswa. Strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi mendorong siswa mengontruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri.

Advertisement

Matematika mengkaji benda abstrak yang disusun dalam suatu sistem aksiomatis dengan menggunakan simbol atau lambang dengan penalaran yang deduktif. Matematika berkenaan dengan ide atau gagasan, aturan-aturan, hubungan-hubungan yang diatur secara logis. Matematika berkaitan erat dengan konsep-konsep abstrak.

Dewasa ini ada kecenderungan kembali pada pola pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih baik jika lingkungan belajar diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika siswa mengalami apa yang dipelajari, bukan sekadar mengetahui.

Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam pencapaian kompetensi jangka pendek, tetapi gagal membekali siswa memecahkan persoalan dalam jangka panjang.

Advertisement

Kemampuan siswa mengkaitkan konsep-konsep matematika yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari rendah. Umumnya siswa belajar dengan menghafal konsep-konsep matematika.

Siswa kesulitan memecahkan soal-soal matematika yang berbentuk pertanyaaan sebuah pecahan. Siswa hanya bisa membacanya, tanpa mengerti makna pecahan itu, apalagi jika diminta membuktikan besar sebuah pecahan biasa dengan pecahan biasa yang lain dengan model atau gambar. Mereka kesulitan.

Sebagai contoh adalah yang terjadi pada siswa Kelas III Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiah Muhammadiyah Program Khusus Kartasura di Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, pada mata pelajaran matematika dalam topik “membandingkan dua pecahan”.

Ciri khas pembelajarn matematika realsitis adalah menggunakan  alat bantu untuk membantu siswa berpikir. Sebagai contoh, siswa tidak diajarkan menghitung “2+3= berapa”, melainkan siswa diajarkan apa itu dua, apa itu tiga, dan bagaimana cara siswa menjumlahkan itu diserahkan kepada siswa. Guru berperan sebagai pengarah, bukan pendikte siswa.

Advertisement

Dalam proses pembelajaran matematika di kelas, siswa sebaiknya dibiasakan dengan pendekatan pembelajaran matematika realistis yang merupakan strategi yang cocok diterapkan dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam proses belajar matematika.

Proses berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil. Siswa perlu mengerti makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya.

Siswa sadar yang mereka pelajari berguna bagi kehidupan. Dengan demikian mereka memosisikan diri sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal untuk masa depan. Pembelajaran matematika realistis akhir-akhir ini marak dibicarakan.

Pembelajaran matematika dengan pendekatan matematik realistis telah berhasil dilaksakan di Belanda. Banyak negara menggunakan pendekatan baru ini. Matematika realistis ditentukan oleh pandangan Freudenthal tentang matematika. Mathematics must be connected to reality and mathematics as human activity.

Advertisement

Pertama, matematika harus dekat dengan siswa dan harus relevan dengan situasi kehidupan sehari-hari. Kedua, matematika sebagai aktivitas manusia sehingga siswa harus diberi kesempatan belajar malakukan aktivitas semua topik dalam matematika.

Matematika realistis merupakan pendekatan pengajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang real bagi siswa, menekankan keterampilan process of doing mathematics, berdiskusi dan berkolaborasi, beragumentasi dengan teman sekelas, sehingga siswa dapat menemukan sendiri (student investing, sebagai kebalikan dari teacher telling) dan pada akhirnya menggunakan matematika untuk menyelesaikan masalah secara individu maupun kelompok.

Pembelajaran matematika realistis pada daasarnya adalah pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami siswa untuk memperlancar proses pembelajaran matematika sehingga mencapai tujuan pendidikan matematika secara lebih baik daripada masa yang lalu.

Realitas yang dimaksud adalah hal-hal nyata atau kongkret yang dapat dipahami atau diamati siswa lewat membayangkan. Sedangkan yang dimaksud lingkungan adalah lingkungan siswa berada, baik lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat yang dapat dipahami siswa.

Advertisement

Siswa Aktif

Lingkungan ini disebut lingkungan kehidupan sehari-hari siswa. Dengan demikian, dalam proses pembelajaran matematika realistis tidak dimulai dari definisi, teori, atau sifat-sifat kemudian dilanjutkan dengan contoh-contoh, seperti yang selama ini dilaksanakan di berbagai sekolah dasar/madrasah ibtidaiah.

Sifat-sifat, definisi, dan teorema itu diharapkan seolah-olah ditemukan kembali oleh siswa melalui penyelesaian masalah kontekstual yang diberikan guru pada awal proses pembelajaran. Pada pembelajaran metematika realistis siswa didorong atau ditantang aktif bekerja, bahkan diharapkan dapat mengontruksikan atau membangun sendiri pengetahuan yang diperoleh.

Madrasah Ibtidaiah Muhammadiyah Program Khusus Kartasura di kelas III menerapkan pendekatan matematika realistis sebagai alternatif meningkatkan pemecahan masalah pecahan. Pendekatan matematika realistis yang terintegrasi dalam proses pembelajaran tematis di kelas III itu terdiri atas empat langkah.

Pertama, memahami masalah kontekstual. Guru memberikan masalah kontekstual sesuai dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari siswa. Siswa memahami masalah yang diberikan ersebut. Jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami siswa, guru memberikan petunjuk seperlunya.

Karakteristik pembelajaran matematika realistis muncul pada langkah ini dengan menggunakan masalah kontekstual sebagai titik tolak pembelajaran dan ada interaksi. Kedua, menyelesaikan masalah kontekstual. Siswa mendeskripsikan masalah kontekstual, melakukan interpretasi aspek matematika pada masalah yang dimaksud, dan memikirkan strategi pemecahan masalah.

Siswa bekerja menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri berasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, sehingga dimungkinkan ada perbedaan penyelesaian oleh siswa yang satu dengan yang lainnya. Guru mengamati, memotivasi, dan memberikan bimbingan terbatas.

Advertisement

Ketiga, membandingkan dan mendiskusikan jawaban dengan guru. Guru harus menyediakan waktu dan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban mereka secara berkelompok, selanjutnya membandingkan dan mendiskusikan dalam diskusi kelas.

Tahap ini dapat digunakan siswa untuk mengemukakan pendapat, meskipun pendapat tersebut berbeda dengan lainnya. Karakteristik pembelajaran matematika realistis pada langkah ini adalah menggunakan kontribusi siswa (students contribution) dan terdapat interaksi (interactivity) antara siswa dengan siswa lainnya.

Keempat, menyimpulkan. Guru memberikan kesempata kepada siswa untuk menarik kesimpulan atas suatu konsep atau prosedur yang terkait dengan masalah realistis yang diselesaikan. Karakteristik pembelajaran matematika realistis pada langkah ini adalah interaksi (interactivity) antara siswa denga guru (pembimbing).

Pembelajaran pendekatan matematika realistis ini dapat dimanfaatkan untuk menjadi salah satu alternatif dalam menciptakan pembelajaran matematika yang bertujuan siswa dapat memahami situasi sehari-hari dengan matematika dan bertujuan mengaitkan dengan penemuan kembali (reinvention) ide dan gagasan siswa. Artinya, siswa diarahkan seolah-olah menemukan kembali suatu konsep dalam metematika pada saat pembelajaran berlangsung.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 28 September 2022. Penulis adalah guru MI Muhammadiyah Program Khusus Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif