Kolom
Kamis, 2 Mei 2024 - 12:55 WIB

Memuliakan Perempuan

Ginanjar Saputra  /  Ichwan Prasetyo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ginanjar Saputra (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Perempuan, dalam segala keberagaman dan kompleksitasnya, telah menjelma sebagai simbol kemuliaan dalam peradaban manusia. Perempuan menempati posisi yang beragam dalam struktur sosial.

Perempuan menjadi pemimpin bisnis yang tangguh, profesional yang penuh tanggung jawab, pekerja lepas yang kreatif, hingga ibu rumah tangga yang anggun. Peran mereka di tengah masyarakat sangatlah penting.

Advertisement

Sebagai ciptaan Tuhan yang mampu mengandung, melahirkan, dan menyusui, perempuan memang layak dimuliakan dengan porsi dan posisi yang tepat.

Laki-laki dewasa yang berakal tentu mampu memuliakan perempuan tanpa harus merendahkan diri dengan segala kompleksitas interaksi antargender dalam ikatan hubungan apa pun.

Advertisement

Laki-laki dewasa yang berakal tentu mampu memuliakan perempuan tanpa harus merendahkan diri dengan segala kompleksitas interaksi antargender dalam ikatan hubungan apa pun.

Hubungan antara perempuan dan laki-laki merupakan jalinan kompleksitas emosi, keinginan, dan harapan. Sikap perempuan terhadap laki-laki tercermin dalam cara mereka berinteraksi satu sama lain.

Dalam kehidupan sehari-hari, perempuan mulia menunjukkan kedewasaan dan kebijaksanaan dalam mendukung, memahami, dan menghargai peran laki-laki dalam keluarga dan masyarakat.

Advertisement

Sebaliknya, perempuan yang secara sadar melakukan perbuatan tak terpuji tersebut sudah bisa dibilang menjatuhkan harga dirinya. Perselingkuhan telah lama menjadi sumber konflik dalam hubungan manusia.

Perempuan sering kali menjadi pusat perhatian dalam konteks perselingkuhan, baik sebagai korban maupun pelaku. Perlu diingat bahwa kesetiaan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya satu pihak.

Perempuan yang teguh dalam kemuliaan akan menolak godaan perselingkuhan, menjaga komitmen dalam hubungan, dan menghargai nilai-nilai kesetiaan.

Advertisement

Kesetiaan adalah fondasi hubungan yang sehat dan berkelanjutan. Perempuan sering kali dianggap sebagai penjaga kesetiaan dalam hubungan, tetapi pada kenyataannya, kesetiaan adalah tanggung jawab bersama kedua belah pihak.

Perempuan yang memegang teguh kemuliaan akan selalu menjaga kesetiaan dalam hubungan, menciptakan ikatan yang kuat dan harmonis. Sebagai simbol kemuliaan, perempuan juga kerap diibaratkan sebagai tulang rusuk lembut yang terlepas dari dada lelaki pasangannya.

Sedangkan lelaki selalu diibaratkan sebagai tulang punggung kuat yang mampu menopang beban keluarga dengan gagah perkasa, termasuk menjaga kemuliaan serta derajat keluarganya.

Advertisement

Pada era sekarang, kemuliaan perempuan tak jarang disalahartikan. Banyak perempuan yang mengejar karier demi membuktikan kehebatan yang setara dengan lelaki. Tak ada yang salah pada perempuan karier asalkan jangan sampai salah memosisikan diri di sisi laki-laki.

Perempuan yang memilih jalan berkarier acapkali dianggap sebagai simbol kesetaraan gender. Anggapan itu sudah mulai menjadi kacamata untuk merendahkan kemuliaan perempuan yang memilih menjadi ibu rumah tangga.

Tanpa mengurangi derajat perempuan karier yang tangguh, peran sebagai ibu rumah tangga adalah salah satu peran paling mulia yang dapat diemban oleh seorang perempuan. Di balik tumpukan pekerjaan rumah tangga yang mungkin terlihat sederhana, terdapat kesabaran, kasih sayang, dan pengorbanan yang luar biasa.

Ibu rumah tangga adalah pilar keluarga yang menjaga kehangatan dan keutuhan rumah tangga, serta mengembangkan nilai-nilai moral kepada anak-anak. Menjadi ibu rumah tangga dengan penuh kesabaran dan keikhlasan adalah salah satu jalan bagi perempuan untuk mencapai derajat kemuliaan yang tinggi.

Meski sering kali dianggap remeh, menjadi ibu rumah tangga adalah pilihan yang sama mulianya dengan menjadi seorang profesional. Mereka adalah arsitek keluarga yang menciptakan ikatan kasih sayang, keamanan, dan kestabilan.

Melalui penghormatan terhadap peran-peran yang dimainkan oleh perempuan, baik di ranah publik maupun privat, kita akan dapat lebih menghargai dan memahami esensi dari kemuliaan mereka dalam membangun masyarakat yang lebih adil, harmonis, dan berkelanjutan.

Ketika kita merenungkan kemuliaan perempuan, mari kita jauhkan diri dari stereotipe dan mengakui kekuatan dan keunikan yang mereka bawa ke dalam dunia ini. Muliakan perempuan dengan tepat karena kita semua lahir dari rahim para perempuan kuat!

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 30 April 2024. Penulis adalah wartawan Solopos Media Group)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif