Kolom
Senin, 16 Januari 2023 - 09:47 WIB

Menang Ora Umuk, Kalah Ora Ngamuk

Ponco Suseno  /  Ichwan Prasetyo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ponco Suseno (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Dalam hidup setiap orang kerap dihadapkan pada kemenangan dan kekalahan. Menang dan kalah merupakan hal biasa. Yang menjadikan luar biasa adalah memaknai kemenangan dan kekalahan tersebut.

Kemenangan terkadang membuat orang tak terkendali sehingga menjadikan sang pemenang bereuforia secara berlebihan. Bisa jadi tak menghormati orang lain atau lawan tanding. Kemenangan harus tetap dikontrol agar tak ngasorake lawan.

Advertisement

Kekalahan atau kegagalan juga bukan suatu hal yang memalukan. Orang yang dapat memetik pelajaran dari sebuah kekalahan akan menjelma menjadi pribadi yang jauh lebih baik pada masa depan.

Prinsip menang ora umuk, kalah ora ngamuk sangat relevan untuk terus digaungkan. Ini penting dilakukan agar di setiap kompetisi semangat siap menang dan siap kalah benar-benar diterapkan dengan penuh tanggung jawab.

Menang ora umuk, kalah ora ngamuk akan memunculkan semangat kerukunan dan kebersaman. Sebagai bangsa yang berideologi Pancasila, kerukunan menjadi modal utama demi menggapai cita-cita nasional karena rukun memang agawe santosa.

Advertisement

Di desa masyarakat harus terus membudayakan prinsip menang ora umuk, kalah ora ngamuk. Di perdesaan jamak berlangsung pemilihan kepala desa (pilkades). Pada kesempatan ini pertarungan tak hanya antarcalon tapi juga antarpendukung.

Semangat sportivitas perlu diterapkan sejak dini agar prinsip menang ora umuk, kalah ora ngamuk dapat diterapkan di perdesaan. Saya mengapresiasi pelaksanaan pilkades serentak tahap I 2022 di 15 desa di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah, pada Rabu (7/12/2022).

Hasil penghitungan suara di 15 desa itu menunjukkan terdapat calon kepala desa petahana tumbang, kalah dalam pemilihan tersebut. Seusai penghitungan suara tak ada komplain atau pengajuan keberatan atas hasil pesta demokrasi di perdesaan tersebut.

Secara keseluruhan pilkades di Kabupaten Wonogiri berlangsung kondusif. Seluruh calon kepala desa, termasuk petahana yang kalah, memilih legawa dengan hasil pilkades. Meski berlangsung di desa, pilkades sering menyuguhkan persaingan yang ketat.

Advertisement

Terlebih jika masing-masing figur calon kepala desa memiliki pengaruh dan basis massa yang kuat. Seketat apa pun jalannya pertarungan tentu ada yang menang dan ada yang kalah.

Di sinilah peran calon kepala desa untuk siap menang dan siap kalah diuji. Keberhasilan setiap pilkades tak hanya bertumpu pada pemenang yang akan merangkul lawan pascapemilihan.

Pihak yang kalah juga memiliki andil besar dengan segera move on dari kekalahan tersebut. Tentu sulit karena kekalahan terkadang menyakitkan, namun hal itu dibutuhkan demi kemajuan desa pada masa mendatang.

Sikap legawa atas kekalahan dan menang tanpa ngasorake seperti itu setidaknya menjadi contoh yang baik di kawasan perdesaaan. Di level nasional bis akita tengok yang dicontohkan Joko Widodo dan Prabowo Subianto setelah pemilihan presiden pada 2019.

Advertisement

Keduanya saling bertemu dan sepakat berekonsiliasi. Itu sangat baik untuk keberlangsungan emerintahan agar kondusif sekaligus bertujuan mengakhiri pertikaian yang menyebar hingga akat rumput pendukung.

Belakangan Prabowo Subianto justru menjadi Menteri Pertahanan di kabinet Preiden  Jokowi. Sedangkan Sandiaga Uno yang mendampingi Prabowo Subianto di pemilihan presiden pada 2019 ditunjuk menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi kreatif.

Messi dan Mbappe

Hal tersebut menjadi pemandangan yang menyejukkan di tegah panasnya persaingan politik di Indonesia. Setidaknya hal itu jauh lebih baik dibandingkan munculnya tragedi penyerangan di gedung Kongres Amerika Serikat pada 6 Januari 2021.

Saat itu anggota parlemen Amerika Serikat bertemu untuk mengesahkan kemenangan Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat. Bentrok pengunjuk rasa dari kubu Donald Trump dengan petugas keamanan tak terhindarkan. Jatuh korban meninggal dunia dan luka-luka.

Advertisement

Kejadian itu dianggap telah mencoreng wajah demokrasi di Amerika Serikat. Peristiwa tersebut terjadi karena tidak ada sikap legawa menerima kekalahan. Jangan sampai hal seperti ini terjadi di Indonesia, terlebih di daerah perdesaan.

Warga perlu diberi panduan tentang tata cara yang baik dalam berdemokrasi. Mengedepankan sisi emosional justru akan memperkeruh suasana pascapemilihan.

Laga final Piala Dunia 2022 yang mempertemukan Argentina melawan Prancis juga menampilkan semangat sportivitas tinggi.

Masing-masing tim memiliki pemain andalan, seperti Lionel Messi di Argentina dan Kylian Mbappe di Prancis. Dua pemain itu sejatinya berteman dan memperkuat tim yang sama di Liga Prancis, yakni Paris Saint Germain (PSG).

Di laga final Piala Dunia 2022 keduanya aling berhadapan untuk membuktikan tim mana yang paling berhak menjadi juara dunia. Keinginan yang kuat Argentina yang sudah lama tak menggenggam piala dunia dan semangat tak ingin kalah Prancis menjadikan laga final menarik ditonton.

Pada akhirnya pertandingan yang digelar di Stadion Lusail, Qatar, Senin (19/12/2022) dini hari itu dimenangi Argentina lewat adu penalti 4-2 (3-3). Meski seperti itu, banyak penonton yang memberikan applause bagi kedua tim, termasuk bagi dua megabintang di laga tersebut, Lionel Messi dan Kyilan Mbappe.

Advertisement

Berbekal sportivitas dan daya juang yang tinggi rasanya kemenangan dan kekalahan bukan lagi menjadi sorotan utama. Sikap untuk siap menang dan siap kalah itulah yang menjadikan kedua tim dan kedua pemain andalan tetap memperoleh dukungan dari masing-masing pendukung.

Pada akhir laga Lionel Messi dan Kyilan Mbappe berpelukan untuk mengakhiri sengitnya pertandingan di laga final. Di sini kita disuguhi bahwa dalam berkompetisi bukan melulu bicara soal hasil akhir.

Proses panjang yang membuahkan hasil maksimal selalu memperoleh tempat di hati para penggemar. Kekalahan yang tim nasional Prancis bukanlah hal yang memalukan karena tim tersebut telah berjuang secara all out. Menang ora umuk, kalah ora ngamuk.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 4 Januari 2023. Penulis adalah wartawan Solopos Media Group)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif