Kolom
Selasa, 19 September 2023 - 10:55 WIB

Menjaga Independensi pada Tahun Politik

Redaksi  /  Ichwan Prasetyo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi e-democracy (www.irit.fr)

Hari ini, 19 September 2023, Harian Solopos berumur 26 tahun. Harian ini kali pertama terbit pada 19 September 1997. Kini harian ini berkembang menjadi Solopos Media Group. Institusi atau perusahaan pers yang berkarya di banyak platform. Koran kini hanya salah satu platform.

Pada tahun lalu, ketika Solopos memasuki umur seperempat abad atau 25 tahun, telah muncul tantangan serius menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Politik menjelang Pemilu 2024 menghangat jauh-jauh hari.

Advertisement

Tahun politik ini memang menjadi krusial karena akan terjadi regenerasi pemimpin di lembaga eksekutif dan regenerasi wakil rakyat di lembaga legislatif yang terjadi di tengah aneka perubahan geopolitik global yang berpengaruh langsung pada kondisi lokal negeri ini, bahkan sampai ke daerah-daerah di dalam negeri.

Kini, tahun 2023 dan 2024, adalah tahun politik. Sebagian tahapan Pemilu 2024 telah berjalan dan masih berjalan. Tahapan lain segera dilaksanakan. Persaingan politik antarkekuatan yang berkehendak berkuasa makin sengit.

Di tengah realitas itu Solopos Media Group menghadapi tantangan sekaligus peluang, yaitu hal ihwal menjaga independensi. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan independensi sebagai kemandirian. Kamus Bahasa Indonesia W.J.S. Purwodarminto mendefinisikan independensi sebagai ketikdaktergantungan.

Advertisement

Ketika kata ”independen” dirangkai dengan ”pers” (media) maka secara substantif dapat diartikan kemandirian atau ketidaktergantungan pers dalam menghadapi tarik-menarik kepentingan pada tahun politik.

Ketidaktergantungan atinya institusi pers—yang diawaki oleh para jurnalis atau wartawan yang berkolaborasi dengan unsur komersial perusahaan pers—harus mandiri, betumpu pada suara nurani. Sikap itu diambil dengan kesadaran sendiri, kesadaran yang mandiri.

Independen sesuai penafsiran Kode Etik Jurnalistik berarti memberitakan peristiwa atau fakta sesuai dengan suara hati nurani tanpa campur tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak lain, termasuk pemilik perusahaan pers.

Advertisement

Di sinilah dinamika politik yang eskalasinya mulai meningkat menjadikan pers harus melihat realitas. Di tengah banjir informasi, di tengah realitas pers bukan lagi satu-satunya sumber informasi (berita), independensi menjadi pilihan paling mendasar bagi institusi pers. Hanya independensi itu yang akan menjadikan institusi pers dipercaya publik.

Tentu saja independensi media (pers) tidak semata-mata tertumpu di pundak wartawan. Semua elemen perlu menjaga pers Indonesia yang sehat, profesional, dan independen dengan tidak menarik-narik ke gelangang politik.

Tantangan ini sekaligus menjadi peluang. Disebut tantangan karena dalam tarik-menarik kepentingan politik itu pasti ada nilai ekonomi yang bisa direngkuh. Disebut peluang karena dalam tarik-menarik kepentingan politik dengan peluang mendapat keuntungan ekonomi itulah batu uji sejauh mana Solopos Media Group menjaga independensi.

Bukankah fondasi bisnis pers adalah kepercayaan publik? Solopos Media Group dengan dukungan—berupa kritik, masukan, dan saran—pembaca berkomitmen menjaga independensi itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif