Kolom
Jumat, 22 September 2023 - 09:35 WIB

Menjaga Inner Child Tetap Sehat

Astrid Prihatini Wd  /  Ichwan Prasetyo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Astrid Prihatini W.D. (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Sejumlah  peristiwa kekerasan yang tersaji di media massa akhir-akhir ini membuat saya mengelus dada. Ada seorang ayah membunuh istrinya di dekat anak-anak mereka di Bekasi. Ada guru taekwondo di Solo melakukan pelecehan seksual terhadap murid-muridnya.

Itu semua membuat saya bertanya: apakah para pelaku tidak memikirkan dampak perbuatan mereka terhadap inner child para korban? Jangan-jangan para pelaku ini juga punya luka pada masa kecil yang mereka bawa hingga dewasa.

Advertisement

Jangan-jangan mereka juga belum selesai dengan diri mereka sendiri. Di dunia ini bisa jadi ada banyak orang dewasa yang memiliki luka masa kecil. Mereka membawa luka itu hingga mereka dewasa. Mereka belum selesai dengan diri mereka sendiri.

Mereka tumbuh menjadi manusia dewasa dengan kepribadian bermasalah, seperti melakukan kekerasan seksual terhadap orang lain, emosi mudah tersulut, tidak percaya diri, punya trust issue, dan sebagainya.

Pesohor Chester Bennington dan Sinead O’Connor bisa jadi contoh betapa fatal efek luka pada masa kanak-kanak. Luka fisik bisa sembuh dengan pemberian obat, namun luka batin tidak semudah itu sembuh.

Advertisement

Chester Bennington dikenal publik sebagai vokalis grup band Linkin Park. Band ini sukses menjual 70 juta keping album di seluruh dunia. Grup pelantun Numb ini memenangi dua Grammy Awards, enam American Music Awards, empat MTV Video Music Awards, dan tiga World Music Awards.

Pada 2003, MTV2 mencatat Linkin Park sebagai band terbesar keenam dalam video musik era itu dan terbaik ketiga sepanjang milenium baru. Billboard menobatkan Linkin Park pada posisi ke-19 daftar artis terbaik dekade itu.

Pada 2012, band ini terpilih sebagai artis terbesar tahun 2000-an dalam jajak pendapat Bracket Madness di VH1. Pada 2014, grup ini dinyatakan sebagai grup musik rock terbesar di dunia saat itu oleh Kerrang!

Kisah hidup Chester Bennington sangat memilukan. Pada usia tujuh tahun, dia pernah menjadi korban kekerasan seksual. Peristiwa itu berlanjut hingga dia berusia 13 tahun. Sang ayah sebetulnya seorang penyidik kepolisian di bidang kekerasan seksual terhadap anak.

Advertisement

Dia tidak bisa menceritakan apa pun kepada ayahnya, yang mengambil hak asuh setelah orang tuanya bercerai, karena dia takut dicap sebagai gay atau pembohong jika dia tidak bisa membuktikan apa pun.

Penyanyi tersebut kali pertama berani speak up tentang pelaku kekerasan dan masa kecilnya yang tragis dalam sebuah wawancara pada 2008. Itu adalah saat yang buruk. Ia benci semua orang di keluarganya.

”Saya merasa ditinggalkan oleh ibu saya, ayah saya saat itu sedang tidak stabil secara emosional, dan tidak ada seorang pun yang dapat saya andalkan – setidaknya itulah yang dirasakan oleh pikiran masa muda saya,” demikian ujar dia dalam sebuah wawancara dikutip dari rockcelebrities.net.

Luka batin yang tidak terobati itu bisa kita dengarkan di setiap lirik lagu Linkin Park yang penuh kemarahan dan kesedihan. Meski telah menjalani terapi, tidak bisa menyembuhkan luka tersebut hingga akhirnya Chester Bennington mengakhiri hidup.

Advertisement

Kisah kurang lebih serupa juga dialami Sinead O’Connor. Pelantun Nothing Compares 2U ini juga memiliki masa kecil memilukan. Dia menjadi korban pelecehan seksual. Sepanjang hidup dia berjuang menyembuhkan luka tersebut hingga akhirnya meninggal dunia.

Mereka hanyalah contoh. Bisa jadi di sekitar kita banyak orang dewasa dengan inner child terluka. Dunia orang dewasa membuat kita mampu menutup rapat-rapat luka pada masa kecil ini, entah dengan pura-pura bahagia atau bekerja keras.

Konsep inner child dipopulerkan psikiater asal Swiss bernama Carl Gustav Jung atau Carl Jung. Menurut Carl Jung, kumpulan pengalaman masa kanak- kanak terutama pada usia nol hingga tujuh tahun adalah sesuatu yang akan membentuk subconsciousness atau alam bawah sadar.

Alam bawah sadar adalah pikiran yang akan kita akses 95%-99,5% setiap hari. Alam bawah sadar dapat terbawa ke pikiran sadar yang membuat kita berpikir bahwa ya saya memang orang yang seperti ini, tidak bisa berubah lagi, inilah takdir saya, dan sebagainya.

Advertisement

Tidak semua anak memiliki masa kanak-kanak yang bahagia. Beberapa anak memiliki luka pada masa kecil yang kemudian menjadi inner child wound ketika dewasa. Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa kita memiliki inner child wound (luka batin masa kecil)?

Inner child wound dalam diri kita biasanya muncul atau terproyeksi dalam kehidupan sehari-hari saat kita berhubungan dengan orang lain. Inner child wound kita juga dapat kita sadari ketika kita tidak pernah merasa cukup dengan diri kita sendiri atau pencapaian yang kita raih.

Bisa jadi kita menjadi seseorang yang terlalu perfeksionis dan ambisius sehingga membuat kita lelah sendiri dan kejadian-kejadian lainnya. Apa sebenarnya yang menyebabkan munculnya inner child wound?

Ada beberapa penyebab yang mungkin bisa menciptakan inner child wound dalam diri seseorang. Kekerasan yang didapatkan saat masa kanak-kanak, toxic parenting dari orang tua, dan pengalaman traumatis pada masa kecil dapat menyebabkan seseorang tumbuh dengan inner child wound dalam diri.

Bisakah luka batin pada masa kecil disembuhkan sehingga kita bisa benar-benar tumbuh menjadi individu baru tanpa beban masa lalu yang pahit? Salah satu metode menyembuhkan inner child yang terluka melalui meditasi, menulis jurnal, atau berkonsultasi dengan psikolog.

Menyadari dan memulihkan inner child yang terluka sangatlah penting agar kita dapat membangun relasi yang baik dengan semua orang. Orang tua jangan mewariskan luka batin tersebut kepada anak-anak.

Advertisement

Menjadi tugas orang dewasa memberikan lingkungan yang sehat, aman, dan penuh kasih sayang bagi anak-anak agar mereka kelak tumbuh menjadi manusia dewasa yang sehat secara fisik dan mental.

Mereka adalah masa depan bangsa ini. Bonus demografi Indonesia harus menghasilkan penduduk yang sehat secara mental dan fisik agar bisa memberikan manfaat maksimal untuk negeri ini.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 20 September 2023. Penulis adalah jurnalis Solopos Media Group)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif