SOLOPOS.COM - Ginanjar Saputra (Solopos/Istimewa)
Solopos.com, SOLO – Kesejahteraan petani tembakau dan cukai tembakau seakan-akan menjadi dua hal yang tidak berhubungan. Dua hal itu seharusnya saling terkait dan saling memengaruhi di berbagai aspek dalam industri tembakau.
Petani tembakau memainkan peran penting dalam industri hasil tembakau. Mereka adalah bagian vital dari rantai pasokan yang menghasilkan tembakau untuk produk-produk yang berhubungan dengan tembakau seperti rokok, cerutu, dan produk hasil tembakau lainnya.
Kesejahteraan petani tembakau acapkali bergantung pada beberapa faktor yang bisa sangat volatil. Harga tembakau bisa sangat fluktuatif dan ditentukan oleh pasar global.
Pada situasi ini, petani sering kali harus menghadapi ketidakpastian dan merasa terjebak dengan harga yang tidak stabil. Di sisi lain, nilai cukai hasil tembakau terus meroket.
Pada situasi ini, petani sering kali harus menghadapi ketidakpastian dan merasa terjebak dengan harga yang tidak stabil. Di sisi lain, nilai cukai hasil tembakau terus meroket.
Cukai hasil tembakau adalah salah satu sumber pendapatan penting dan besar bagi negara. Pada saat yang sama, cukai tembakau juga digunakan sebagai alat kebijakan kesehatan untuk mengurangi konsumsi produk tembakau yang berbahaya.
Cukai hasil tembakau diterapkan karena produk turunan, seperti rokok, dianggap berbahaya bagi kesehatan manusia. Kampanye antimerokok telah diluncurkan di banyak negara, termasuk Indonesia.
Selain itu, penggunaan gambar peringatan kesehatan dan peningkatan harga melalui cukai telah menjadi alat yang digunakan banyak pemerintah untuk mengurangi konsumsi tembakau.
Ada potensi dampak negatif pada petani tembakau jika cukai dinaikkan terus-menerus dan pelarangan produk hasil tembakau secara berlebihan. Ini dapat menyebabkan produsen hasil tembakau seperti pabrik rokok menekan biaya produksi, seperti menekan harga beli tembakau.
Jika seperti itu, petani yang menjadi korban. Petani yang ditekan. Petani menjadi fakir kesejahteraan. Kesejahteraan petani tembakau dan cukai tembakau adalah dua hal yang perlu diperhatikan secara bersamaan.
Penting untuk mencari keseimbangan yang baik antara mendukung kesejahteraan petani tembakau dan mengambil tindakan yang diperlukan. Salah satu tantangan utama dalam perdebatan tentang tembakau adalah menemukan keseimbangan antara kepentingan ekonomi, kesehatan masyarakat, dan pendapatan negara.
Di satu sisi, ada tekanan kuat melindungi pekerjaan petani tembakau dan pendapatan yang dihasilkan oleh industri tembakau. Di sisi lain, peringatan kesehatan tentang konsumsi tembakau memerlukan tindakan keras untuk mengurangi penggunaan.
Belakangan hari ini sebagian petani mulai kreatif dengan langsung menjual tembakau hasil tanam kepada konsumen. Mereka mengolah tembakau sedemikian rupa secara swadaya sehingga dapat langsung dinikmati para perokok.
Jika sudah seperti ini, negara akan kehilangan pendapatan dari cukai hasil tembakau. Jangan sampai negara berteriak lantang menyalahkan petani yang hanya membutuhkan kesejahteraan.
Inilah pentingnya negara hadir menerapkan sila kedua dalam Pancasila, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Negara harus memberikan kebijakan yang adil, antara menyejahterakan petani tembakau, memungut cukai yang tidak mencekik, serta menyalurkan cukai hasil tembakau itu untuk benar-benar membangun negeri.
Ini bisa dicapai tentu melalui regulasi yang bijaksana, tidak berat sebelah, dan bukan hanya menguntungkan salah satu pihak, entah itu petani, pemerintah, atau yang lainnya.
Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat mewujudkan kesejahteraan bagi petani tembakau serta bersama-sama membangun negeri melalui cukai hasil tembakau.
(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 16 September 2023. Penulis adalah wartawan Solopos Media Group)