Kolom
Rabu, 15 November 2023 - 20:30 WIB

Rumah Sehat Sepanjang Hayat

Andriyanto Kurniawan  /  Ichwan Prasetyo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Andriyanto Kurniawan (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Rumah  sehat adalah sebutan yang diungkapkan banyak orang yang berkunjung di rumah kuno yang sederhana milik Sunarwan dan istrinya Sri Miyatun di Dukuh Tinggen RT 001/RW 004, Desa Menuran, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah.

Itu adalah lokasi terapi tradisional. Saya mengetahui hal itu ketika saya mendapat tugas perkuliahan kewirausahaan pada Oktober 2023. Narasumber yang saya pilih adalah Sri Miyatun, 65, dan Sunarwan, 78. Mereka sepasang suami-istri yang hidup sederhana.

Advertisement

Sri Miyatun membuat pempek dan tekwan. Pempek dan tekwan dihidangkan untuk jamuan para tamu yang sedang berkunjung ke rumah dia dan suaminya dengan keperluan meminta terapi pengobatan tradisional.

Saya sempatkan belajar membuat pempek dan tekwan dengan Sri Miyatun yang juga pemilik papan persinggahan terapi kesehatan tradisional itu. Suatu kali Sunarwan keluar dari bilik di bagian kanan rumahnya, yang ia jadikan sebagai ruangan untuk pengobatan tradisional, ia mengatakan rata-rata setelah selesai diterapi warga yang datang mengucapkan terima kasih atau matur nuwun.

Saya bertanya kepada seorang pasien untuk memperkuat penjelasan yang diutarakan oleh Sunarwan. Mujiyo, 78, adalah tetangga Sunarwan dan Sri Miyatun yang mengidap gangguan kesehatan pada organ pencernaan.

Advertisement

Dokter mendiagnosis dia mengidap gangguan pada prostat. Setelah menjalani terapi tradisional di rumah Sunarwan selama setengah tahun, rasa sakit yang ia rasakan mulai berkurang. Berat badan bertambah, nafsu makan membaik sedikit demi sedikit.

Saya mengamati terapi yang dijalankan Sunarwan. Saya juga mewawancarai Sunarwan. Dalam pemaknaan saya Sunarwan memang identik dengan kejawen murni. Kejawen adalah keseharian dia.

Saat ”mengobati” pasien, Sunarwan hanya menggunakan peralatan sederhana, yaitu minyak kayu putih sebagai bahan dasar untuk memijat tubuh pasien. Sunarwan pada setiap kali selesai menjalankan terapi tradisional terhadap pasien tidak menentukan tarif.

Ia hanya berkata,”Saiklase mawon, niki paringane Gusti Pangeran”. Sunarwan membuktikan betapa penting kebutuhan atas rasa sehat pada diri setiap insan yang hidup di bumi. Ia menginspirasi setiap orang yang bertamu di rumah sederhananya ihwal pentingnya mengenal dan memberi sugesti terhadap diri sendiri.

Advertisement

Bahwa kesehatan bisa dijaga dan dipertahankan melalui pengobatan alternatif di luar pengobatan medis/dokter. Pengobatan tradisional salah satunya berupa terapi alami menggunakan ilmu titen atau kasepuhan Jawa dengan mengharapkan pertolongan Sang Maha Kuasa.

Sunarwan menjalankan terapi tradisional menggunakan minyak kayu putih, ditujukan pada sumber penyakit atau rasa sakit pada bagian-bagian organ tertentu dengan meraba, memijat titik saraf vital di tubuh pasien.

Itu tidak sekadar memijat, namun diniatkan dengan sugesti atas kekuatan Tuhan Yang Maha Kuasa melalui ilmu terapi atau pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional atau alternatif nonmedis untuk mempertahankan sekaligus menjaga kesehatan esensial karena setiap usaha dan ikhtiar akan membuahkan hasil yang optimal.

Secara tidak langsung pengobatan tradisional atau terapi alami berbantuan minyak kayu putih yang ditujukan pada sistem saraf manusia juga membantu meringankan tugas tenaga kesehatan, khususnya dokter, bidan, dan perawat pada masa modern sekarang.

Advertisement

Pengobatan alternatif nonmedis menjadi tolok ukur bahwa setiap hal yang melibatkan terapi kesehatan secara alami maupun nonalami (medis) dapat dipertanggungjawabkan. Pelayanan kesehatan di rumah sakit kini difasilitasi dengan layanan asuransi kesehatan, seperti BPJS Kesehatan, yang memberikan kemudahan bagi setiap orang mengakses pelayanan  kesehatan secara umum.

Mengapa pengobatan alternatif nonmedis tetap menjadi pilihan sebagian masyarakat yang kini semakin leluasa mendapatkan layanan kesehatan di rumah sakit atau pelayanan medis?

Masyarakat yang menginginkan pengobatan tradisional melalui terapi alami karena faktor sugesti dari dalam pribadi, sedangkan faktor eksternal adalah keterbatasan masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan medis, usia yang sudah tua, dan kekurangpahaman menggunakan teknologi informasi dan komunikasi pada era sekarang ini.

Estimasi biaya pengobatan secara medis juga dimungkinkan menjadi alasan masyarakat memilih atau menggunakan alternatif pengobatan segala penyakit dengan cara tradisional alami atau nonmedis.

Advertisement

Pengobatan tradisional nonmedis, seperti yang dilakukan Sunarwan, melalui terapi pada  titik  saraf merupakan bagian dari upaya menjaga kesehatan dan sebagai alternatif penyembuhan dari segala macam penyakit yang dapat diintegrasikan atau didalami lebih lanjut  pada pengobatan medis (kedokteran).

Keuntungan yang didapat masyarakat dengan menggunakan jasa layanan pengobatan tradisional pada era modern, ketika layanan untuk mengakses layanan kesehatan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan semakin dipermudah oleh pemerintah secara menyeluruh, menjadi jalan keluar atau solusi mencegah penyakit di kawasan terpencil, terluar, dan terpinggir.

Di daerah seperti itu akses ke fasilitas layanan kesehatan modern melalui pengobatan medis (kedokteran) sangat terbatas. Dengan demikian, pengobatan tradisional seperti yang dilakukan Sunarwan dapat diambil sisi positifnya oleh pemangku kebijakan kesehatan di setiap daerah.

Ujungnya tentu saja harus meningkatkan pelayanan kesehatan dengan semaksimal mungkin kepada masyarakat. Para pasien Sunarwan berasal dari wilayah Soloraya. Saya menyaksikan pasien dan Sunarwan yang dilandasi niat ikhlas, untuk berobat atau mengobati—sama-sama mengupayakan kesembuhan, akhirnya berujung kesembuhan.

Pembayaran yang diberikan kepada Sunarwan dirahasiakan, dengan bungkusan amplop. Sang pasien mengatakan yang dia berikan cukup dan sesuai dengan perjuangan Sunarwan melakukan proses pengobatan tradisional.

Rumah milik Sunarwan dan Sri Miyatun setiap hari dikunjungi para pejuang kesehatan yang ikhlas semata-mata mengharap kesembuhan pada Sang Maha Pencipta. Mereka memberikan julukan pada rumah sederhana yang ditinggali Sunarwan dan Sri Miyatun ”rumah sehat”

Advertisement

Ungkapan tersebut berdasarkan pengalaman para pasien setelah mereka merasa sembuh dari segala rasa sakit yang diidap. Sunarwan mengatakan jika seseorang dalam usaha mengobati dirinya sendiri ikhlas dan tulus mengharap kesembuhan dari Sang Maha Pencipta, kesembuhan sejati akan datang.

Rumah sehat adalah tempat yang memberikan kebahagiaan secara lahir dan batin. Dari kebahagiaan itulah kesehatan tercipta walaupun rumah sehat itu sangat sederhana.

Rumah sehat Sunarwan dan Sri Miyatun adalah bagian kecil dari kesederhanaan yang dijalani dan disyukuri dengan tulus dalam menjalani keseharian hidup akan berujung kesehatan.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 13 November 2023. Penulis adalah mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Veteran Bangun Nusantara, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif