Kolom
Senin, 12 Maret 2012 - 15:01 WIB

UNS Berbintang Dua

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tundjung W Sutirto Kepala Bagian Humas Universitas Sebelas Maret Dosen Ilmu Sejarah (JIBI/SOLOPOS/Ist)

Tundjung W Sutirto Kepala Bagian Humas Universitas Sebelas Maret Dosen Ilmu Sejarah (JIBI/SOLOPOS/Ist)

Hari Minggu (11/3/2012) adalah Dies Natalis ke-36 Universitas Sebelas Maret (UNS) sebagai universitas negeri di Solo. Dikatakan universitas negeri karena memang bukan universitas swasta dan sejarah kelahirannya dahulu karena sebuah komitmen bersama dari masyarakat luas ihwal perlunya ada universitas negeri di Solo.
Advertisement

Para dosen, karyawan dan lebih-lebih mahasiswa yang saat ini beraktivitas dan kuliah di UNS mungkin tidak banyak yang tahu kalau sejarah lahirnya UNS sebenarnya adalah sejarah yang menggambarkan hasrat masyarakat Solo waktu itu yang berkehendak tentang adanya sebuah universitas negeri. Sejarah lahirnya, UNS penuh dengan perjuangan. Mulai dari ide sampai wujud adalah sejarah panjang yang penuh dinamika.

Kalau diambil dari ide perlunya universitas negeri di Solo, ide itu sudah mengemuka sejak 1946. Adalah Mr Notonagoro, dr Sardjito, Mr Djokosutono, KH R Muhamad Adnan dan dr Soeharso yang pada awal masa revolusi Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan yang mengawali ide perlunya ada univesitas negeri di Solo. Perjuangan sejak 1946 sambung menyambung sampai 1976. Dengan demikian kelahiran UNS sebagai universitas negeri di Solo butuh waktu 30 tahun.

Advertisement

Kalau diambil dari ide perlunya universitas negeri di Solo, ide itu sudah mengemuka sejak 1946. Adalah Mr Notonagoro, dr Sardjito, Mr Djokosutono, KH R Muhamad Adnan dan dr Soeharso yang pada awal masa revolusi Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan yang mengawali ide perlunya ada univesitas negeri di Solo. Perjuangan sejak 1946 sambung menyambung sampai 1976. Dengan demikian kelahiran UNS sebagai universitas negeri di Solo butuh waktu 30 tahun.

Tepatnya hari Kamis Kliwon, 11 Maret 1976, universitas negeri yang kemudian diberi nama Universitas Negeri Surakarta (UNS) Sebelas Maret benar-benar lahir dari rahim komitmen kebersamaan pemerintah dan masyarakat. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa sejarah UNS adalah sejarah lembaga pendidikan tinggi yang dilahirkan karena adanya interaksi simbolis. Buktinya, upacara peresmian UNS sebagai universitas negeri waktu itu didukung oleh simbol-simbol komitmen yang saling berinteraksi.

Bukan hanya karena sejarah UNS sendiri lahir dari penyatuan beberapa pendidikan tinggi yang ada sebelumnya tetapi saat upacara peresmian yang bertempat di Siti Hinggil Keraton Surakarta Hadiningrat telah menjustifikasi tentang interaksi simbolis itu. Ribuan mahasiswa bekas Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Surakarta, mahasiswa bekas Universitas Gabungan Surakarta (UGS) dan ratusan dosen dan karyawan, para rektor PTN se-Jawa hanyut dalam suasana suka cita menyambut lahirnya UNS. Demikian juga pejabat pemerintah pusat dan daerah turut serta menjadi saksi peresmian UNS waktu itu. Tentu luapan kegembiraan juga meluas di tengah-tengah masyarakat kota Solo.

Advertisement

Penilaian lembaga independen tingkat dunia menempatkan UNS pada urutan ke-7 universitas terkemuka di Indonesia. Versi Webometrics 2011 posisi UNS adalah di urutan ke-1.361 universitas kelas dunia. Dan, pada 2012 ini posisi UNS meningkat menjadi urutan ke-1.186 sebagai universitas kelas dunia. Jika diklasifikasikan di tingkat nasional maka UNS adalah universitas negeri di Indonesia yang termasuk sepuluh besar kategori universitas berkelas dunia setelah UGM, ITB, UI, ITS, IPB dan UPI. Fakta tersebut membuktikan bahwa UNS telah mampu menyamai bahkan mengungguli universitas-universitas negeri yang lebih dahulu lahir.

Peran Sosial
Sama dengan versi Webometrics, posisi UNS versi 4 International Colleges and Universities (4ICU) adalah juga pada urutan ke-7 sebagai universitas top di Indonesia. Sedangkan di tingkat Asia Tenggara posisi UNS ada di urutan ke-31. Fakta pemeringkatan universitas melalui web tersebut benar-benar menjadi bukti bahwa UNS sudah memenuhi tanggung jawab kemasyarakatan dan tanggung jawab intelektualnya. Apalagi pada saat sekarang telah dicanangkan budaya kerja UNS ACTIVE bagi seluruh insan kampus UNS dalam melaksanakan visi dan misinya.

Didukung dengan sumber daya manusia yang cukup besar tentu UNS adalah kekuatan bagi penggerak perubahan dan perkembangan masyarakat di lingkungannya. Ibarat merek air minum dalam kemasan yang semua orang sudah tahu tapi apakah semua orang sudah maniak meminumnya? Demikian juga semua orang di wilayah Solo dan sekitarnya pasti sudah tahu tentang UNS tetapi apakah pemerintah daerah di Solo dan sekitarnya sudah UNS-minded? Artinya, seberapa besar tingkat dogmatic brand bagi pemerintah daerah di Soloraya terhadap UNS tentu menjadi harapan bagi UNS itu sendiri.

Advertisement

Seperti apa yang diamanatkan oleh Presiden Soeharto ketika meresmikan UNS pada 1976 yang menekankan bahwa ukuran penting bagi keberhasilan keberadaan perguruan tinggi bukan ditentukan oleh banyaknya sarjana yang dihasilkan, tetapi terutama oleh besar kecilnya peranan dalam menunjang dan menggerakkan pembangunan masyarakat. Maka interaksi yang simbolis antara peran UNS dan pemerintah daerah di Soloraya ini harus terwujud dalam model dogma kemitraan yang lestari. Masyarakat dan pemerintah daerah di Solo Raya belum berdogma dan berucap “pokoknya kalau tidak UNS maka tidak”.

Apalagi saat ini UNS sudah berhasil mendapatkan penghargaan bintang dua dalam pemeringkatan versi QS-Stars. Berbeda dengan model pemeringkatan Webometrics dan 4ICU, versi QS-Stars ini lebih detail karena indikator kinerja juga diberikan peringkat dengan tanda bintang mulai dari bintang satu sampai bintang lima. Deskripsi kualitatif bagi universitas berbintang dua adalah aktif dalam penelitian dan memiliki reputasi dalam negeri sejak didirikan. Universitas ini merupakan bagian penting dari masyarakat lokal dan telah mulai mempertimbangkan peluang internasional.
Memang UNS telah menjadi bagian penting masyarakat lokal yaitu masyarakat Solo dan sekitarnya tetapi hubungan kemitraan dogmatik sebagai bentuk keharusan tadi yang belum sepenuhnya terjadi. Banyak kajian akademik dan pendampingan atau konsultasi bahkan asistensi di pemerintahan daerah Solo dan sekitarnya masih banyak dilakukan oleh universitas yang jauh letaknya.

Padahal universitas dengan bintang dua di Indonesia ini hanya sebagian kecil saja. Hanya ada 16 universitas di Indonesia termasuk UNS yang berbintang dua. Selebihnya hanya di satu bintang atau bahkan tidak berbintang. Dan, hanya ada satu perguruan tinggi di Indonesia yang berbintang empat.

Advertisement

Melihat indikator bintang yang dinilai oleh QS-Stars 2012 ini maka UNS untuk SDM, sarana dan prasarana mendapat bintang empat. Sementara untuk indikator engagement masih mendapat bintang satu. Ini mengindikasikan segi pemanfaatan UNS oleh para pemangku kepentingan masih rendah. Dengan demikian tantangan bagi UNS untuk menuju ke bintang lima masih cukup berat tetapi bukan sesuatu yang mustahil itu dapat diraih.

Dengan virus budaya kerja UNS ACTIVE yang sedang ditebar dan disuntikkan kepada seluruh insan kampus UNS, diharapkan dapat mendorong akselerasi menuju bintang lima. Melalui UNS ACTIVE (achivement orientation, costumer satisfaction, team work, integrity, visionary dan entrepreneurship) diharapkan menebar prestasi dan reputasi.
Dengan telah diterimanya bintang dua ini, UNS semakin mampu lebih cepat lagi mewujudkan universitas bertaraf internasional tetapi tetap mendasarkan pada nilai-nilai luhur budaya nasional. Amatlah tepat pada Dies Natalis ke-36 2012 ini tema yang diusung UNS adalah Aktualisasi Kearifan Lokal menuju Universitas Bertaraf Internasional. UNS menuju universitas berkelas internasional tetapi tetap berlandaskan pada nilia-nilai kearifan lokal. Wilujeng tanggap warsa…

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif