SOLOPOS.COM - Mardiana (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Pendidikan  adalah salah satu sarana mengoptimalkan tumbuh kembang anak dengan memperhatikan kebutuhan dan kepentingan anak. Tumbuh kembang anak menjadi satu dari empat hak anak yang beririsan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan nomor empat tentang pendidikan berkualitas.

Salah satu bagian penting hak tumbuh kembang tersebut adalah anak memperoleh ruang, kesempatan, dan jaminan mengembangkan kemampuan melalui ragam metode, termasuk bermain, sebagaimana yang tercantum pada Pasal 29 dan 31 Konvensi Hak Anak.

Promosi Skuad Sinyo Aliandoe Terbaik, Nyaris Berjumpa Maradona di Piala Dunia 1986

Sangat disayangkan bahwa hak dasar anak tersebut tidak diperoleh secara utuh. Riset berbasis asesmen melalui studi cohort yang dilakukan Wahana Visi Indonesia (WVI) melalui program Build Our Kids’ Success (BOKS) pada awal 2023 membuktikan masih belum terpenuhinya hak anak.

Penelitian dilakukan di Kabupaten Manggarai dan Provinsi DKI Jakarta dengan melibatkan 382 responden dari 49 sekolah penerima manfaat program. Hasil survei faktual menunjukkan kelayakan dan keterbatasan fasilitas untuk bermain masih menjadi tantangan sehingga perlu membaca kembali fokus prioritas anggaran agar berpihak pada pengembangan sumber daya anak.

Kegiatan pembelajaran yang secara rutin dan terus-menerus terkadang menimbulkan kepenatan anak-anak sehingga kegiatan yang dapat membuat rileks sangat diperlukan, terlebih bagi sekolah yang menerapkan pembelajaran full day school.

Seharian di sekolah tanpa waktu dan ruang bermain yang cukup akan membuat anak-anak merasa bosan. Ditambah lagi ketika sepulang sekolah pada sore hari mereka masih harus mengikuti beragam les tambahan, malamnya menghadapi bertumpuk pekerjaan rumah yang harus mereka selesaikan tepat waktu.

Sungguh rutinitas yang membuat anak-anak mengalami tekanan emosional. Bermain merupakan kegiatan yang berlawanan dengan kerja dan kesungguhan, bermain merupakan imbangan antara kerja dengan istirahat.

Anak-anak yang merasa penat butuh bermain dan berkreasi untuk pelepasan agar kesegaran jasmani dan rohani segera kembali (Lazarus dan Schaller). Bermain menjadi salah satu kegiatan yang dapat membuat rileks anak-anak di sekolah.

Tidak hanya itu, bermain merupakan salah satu kebutuhan dasar anak untuk melepaskan emosi-emosi di dalam tubuh. Teori psikoanalisis Sigmund Freud menyatakan bermain merupakan media, sarana, alat, atau cara mengeluarkan emosi-emosi dari dalam diri.

Bermain juga merupakan media untuk belajar mengatasi pengalaman traumatik atau frustrasi, serta salah satu cara untuk mengukur, menguasai, dan mengetahui sifat suatu alat.

Permainan merupakan kegiatan yang mempunyai tugas biologis yang akan digunakan oleh manusia untuk mempelajari fungsi hidup, penguasaan gerak, rasa ingin tahu, dan persaingan sebagai persiapan hidup pada masa yang akan datang (K. Groos dan Roels).

Dalam pendekatan sublimasi dikatakan bahwa bermain bukan hanya merupakan kegiatan untuk mempelajari fungsi hidup (gross), tetapi juga merupakan proses sublimasi, yaitu menjadi lebih mulia, lebih tinggi, atau lebih indah (Ed. Clapatade).

Melalui bermain anak yang memiliki insting atau naluri rendah akan belajar untuk berubah dan meningkatkan menjadi tindakan yang lebih baik. Memenuhi kebutuhan bermain anak-anak menjadi salah satu aspek yang mendukung proses perkembangan kognitif anak yang berupa daya tiru, daya ingat, daya tangkap, dan daya imainasi yang harus dilalui oleh seorang anak.

Bermain juga sarana belajar berpikir mengungkapkan ide-ide atau berimajinasi (Piaget dan Vygotsky). Hal tersebut sangat mendukung anak-anak mampu mengungkapkan ide-ide yang dimiliki sehingga dapat mengembangkan informasi yang diterima dengan baik.

Dalam dunia pendidikan untuk membawa anak sekolah dasar kepada cita-cita pendidikan perlu usaha peningkatan keadaan jasmani, sosial, mental, dan moral anak yang optimal. Agar memperoleh peningkatan tersebut, anak dapat dibantu dengan permainan.

Anak-anak dapat menampilkan dan memperbaiki keterampilan jasmani, rasa sosial, percaya diri, peningkatan moral dan spiritual lewat fair play dan spormanship atau bermain jujur, sopan, dan berjiwa olaragawan sejati (Cowel dan Hozeltn).

Seorang anak merupakan makluk monodualisme, yaitu makluk individu dan sosial. Bermain dapat menjadi sarana atau media untuk berkomunikasi, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan orang lain.

Memberikan kesempatan bermain kepada anak-anak sekolah dasar akan mendukung terwujudnya sekolah ramah anak, yaitu dengan membimbing siswa, memotivasi siswa, menghargai kelebihan dan kekurangan siswa, membangkitkan dan menggali potensi siswa, pengembangan dan memandukan siswa ke arah kedewasaan mental maupun spiritual.

Ini  adalah wujud pendidikan ramah anak. Ki Hadjar Dewantara menaruh perhatian penuh terhadap kegiatan bermain anak-anak dalam kaitan dengan pendidikan nasional.

Ia mengatakan permainan sesuai dengan jiwa anak sebagai pemenuhan daya khayal dan dorongan bergerak, maka permainan merupakan faktor yang sangat penting untuk pendidikan yang banyak diberikan di taman indria (taman kanak-kanak) maupun taman muda (sekolah dasar).

Selaras dengan hal tersebut, Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menyatakan sebaiknya izinkan anak bermain setelah mereka belajar, berikan permainan yang bagus untuk menghilangkan tegang karena belajar di kelas, tetapi permainan yang tidak membuatnya lelah juga.

Sungguh melarang bermain dan memaksa mereka terus belajar akan mematikan hati, merusak kecerdasan, menyusahkan kehidupan, sampai akhirnya ia akan terus berusaha mencari cara untuk lepas sama sekali dari belajar.

Di memberikan fasilitas, waktu, dan ruang bermain untuk anak-anak, sekolah sebagai tempat mengoptimalkan tumbuh kembang anak memiliki tugas yang sangat mulia, yaitu memotivasi anak-anak agar dapat melaksanakan tanggung jawab pribadi maupun sosial demi terwujudnya pendidikan yang melahirkan anak-anak berakhlak mulia.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 12 Juni 2024. Penulis adalah guru Bimbingan Konseling di SD Muhammadiyah Program Khusus, Kota Barat, Kota Solo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya