SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Dalam 10 tahun terakhir, gagasan mengenai pengurangan polusi udara ramai diperbincangkan dunia.

Pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk mewujudkan netralitas karbon pada tahun 2021 dalam Conference of Parties (COP) ke-26.

Promosi Moncernya Industri Gaming, Indonesia Juara Asia dan Libas Kejuaraan Dunia

Gagasan tersebut dipertegas dengan komitmen penurunan emisi karbon pada tahun 2030 untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060.

Dalam peran aktif penyelenggaraan komitmen tersebut, pemerintah mendorong akselerasi pengembangan ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia.

Berbagai upaya diterapkan oleh pemerintah guna mempercepat adopsi kendaraan listrik.

Seiring dengan upaya untuk menumbuhkan pasar kendaraan listrik, keberadaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) tidak hanya menjadi sebuah opsi.

Sebab, pasar kendaraan listrik yang sehat bergantung pada dua faktor utama yaitu banyaknya kendaraan listrik itu sendiri dan ketersediaan infrastruktur pengisian daya (Kempower.com).

Menurut perkiraan Det Norske Veritas dalam diskusi dengan PT PLN (persero), prospek jumlah fasilitas pengisian daya menjadi sekitar 10% dari jumlah kendaraan listrik dalam beberapa tahun ke depan (Asian Development Bank, 2022).

Hal ini menjadi sinyal penting bahwa pertumbuhan infrastruktur pengisian harus sejalan dengan lonjakan kendaraan listrik yang pesat.

Argumentasi mengenai usulan penempatan terbatas untuk SPKLU dengan alasan anggaran yang terbatas seakan-akan membawa kita dalam dilema yang kompleks.

Sementara di satu sisi, menunggu hingga jumlah kendaraan listrik mencapai titik tertentu sebelum menjalankan pembangunan infrastruktur pengisian terasa begitu jauh dan tidak mungkin.

Pendekatan proaktif pemerintah untuk menyediakan fasilitas pengisian yang lebih banyak menjadi langkah yang sangat penting.

Langkah ini merupakan upaya awal yang strategis untuk mendorong pertumbuhan pasar kendaraan listrik.

Namun, tantangan yang harus diatasi adalah bagaimana mengalokasikan sumber daya dengan bijak agar infrastruktur pengisian daya benar-benar merata, efisien, dan berkesinambungan sembari tetap memperhatikan keterbatasan anggaran.

Menindaklanjuti hal tersebut, penulis yang tergabung dalam kelompok Riset Grup Rekayasa Industri dan Tekno Ekonomi (RG-RITE) FT UNS, telah melakukan proyek riset perihal lokasi dan alokasi SPKLU di Kota Solo.

Hal itu untuk merespons tantangan kritis dalam menavigasi pengambilan keputusan mengenai alokasi anggaran secara optimal, dengan berfokus pada bagaimana membangun sebanyak mungkin alokasi yang dapat dicakup dengan sumber daya yang terbatas.

Proyek riset ini merupakan salah satu langkah penting dalam mengejar solusi untuk tantangan klasik dalam perencanaan infrastruktur, yaitu bagaimana memaksimalkan alokasi anggaran yang terbatas untuk membangun sebanyak mungkin titik yang tepat sehingga dapat mencakup area yang luas dan beragam.

Riset dilakukan menggunakan pendekatan metode Mixed Integer Linear Program (MILP) untuk menentukan lokasi SPKLU optimal dari 30 titik alternatif lokasi terpilih di Kota Solo sesuai dengan regulasi yang ditetapkan pemerintah.

Lokasi yang dimaksud seperti Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), pusat perbelanjaan, pusat kuliner, universitas, dan kawasan dengan lahan parkir luas.

Dengan mengoptimalkan wilayah-wilayah ini sebagai lokasi infrastruktur pengisian daya, dapat terjadi pengurangan biaya pembangunan karena penggunaan lahan parkir yang sudah tersedia.

Kemudian penentuan lokasi SPKLU yang optimal diselesaikan dengan mempertimbangkan biaya perjalanan minimum dan jarak Euclidean metric alternatif lokasi dengan lokasi permintaan pengisian daya.

Mengacu pada hasil riset penentuan lokasi dan alokasi SPKLU terbaik di Kota Solo yang telah dilakukan, kendati dengan anggaran yang terbatas, didapatkan 5-10 titik solusi lokasi SPKLU mode 3 dengan 4 unit slow charger pada masing-masing SPKLU di Kota Solo dengan biaya perjalanan sebesar Rp2.124/km.

Hasil proses tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut



Mengacu pada publikasi Asian Development Bank (2022), diketahui pangsa pasar sepeda motor listrik di Kota Solo pada tahun 2023 sebesar 3%.

Dengan jumlah sepeda motor konvensional di Kota Solo sebanyak 20.266 unit (BPS, 2020), didapatkan perkiraan jumlah sepeda motor listrik sebanyak 607 unit.

Penelitian Afraah (2023) menunjukkan ketersediaan kapasitas sepeda motor listrik yang mampu dilayani satu SPKLU sejumlah 60 unit sepeda motor listrik pada jam-jam efektif.

Didapatkan kurang lebih 10 SPKLU yang dapat melayani seluruh pengguna motor listrik Kota Solo.

Titik lokasi tersebut di antaranya SPBU Sekarpace, Pura Mangkunegaran, SPBU Manahan, Danukusuman, Kadipiro, Gilingan, Universitas Duta Bangsa, Toko Asia Baru, SPBU Pajang, dan Indomaret Fresh dengan total biaya Rp1,2 miliar yang divisualisasi dalam peta plot berikut ini.

Penempatan tersebut dilakukan dengan pertimbangan dari variabel bobot permintaan pengisian daya di Kota Solo yang disimbolkan oleh kepekatan warna area pada peta.

Dengan memiliki koordinat geografis yang spesifik, penelitian ini memberikan pandangan yang lebih jelas tentang keberadaan dan distribusi permintaan sepeda motor listrik.

Hal ini dapat membantu penyedia layanan motor listrik, pemerintah, dan pemangku kepentingan terkait untuk mengoptimalkan penempatan SPKLU.

Penelitian ini, dengan segala pertimbangannya, memberikan pandangan yang lebih jelas tentang dinamika permintaan pengisian daya kendaraan listrik di Kota Solo.

Dengan pemahaman ini, pertanyaan yang muncul adalah bagaimana kita dapat terus mengembangkan infrastruktur pengisian yang efisien dan merata dan bagaimana kita dapat memastikan bahwa kendaraan listrik adalah pilihan yang ramah lingkungan dan ekonomis bagi masyarakat?

Mari bersama-sama menjawab tantangan ini dan berkolaborasi dalam membangun masa depan mobilitas yang berkelanjutan.

Artikel ini ditulis oleh Hilmi Septabiyya, mahasiswa Teknik Industri UNS, Asisten Laboratorium Sistem Logistik dan Bisnis UNS, tergabung dalam Riset Grup Rekayasa Industri dan Tekno-Ekonomi (RG-RITE) FT UNS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya