SOLOPOS.COM - Noufal Riri Hananta (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Neil Leach (1997) dalam Rethinking Architecture mendeskripsikan bahwa arsitektur adalah sebuah produk dan cara berpikir. Menjadi menarik adalah pada latar belakang pengembangan dalam cara berpikir arsitekturnya.

Abidin Kusno (2012) memberikan ulasan bahwa ada sebuah keterkaitan atau hubungan antara kekuasaan dengan visualisasi arsitektur sehingga arsitektur ditempatkan pada teknologi kekuasaan.

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

Dengan pembacaan arsitektur dapat digunakan sebagai pembawa pesan kepada pengguna dari waktu ke waktu hingga tataran luas. Perkembangan arsitektur memicu beragam model bangunan baru tumbuh seperti cendawan.

Kemunculannya, disadari atau tidak, di beberapa kota/kabupaten di Indonesia dengan model angkuh seperti tak menginjak bumi. Bangunan itu muncul secara bergerombol, bahkan berdiri sendiri, sebagian besar di antara bangunan-bangunan itu dibangun dengan model mengadopsi elemen desain budaya asing yang tidak cocok diterapkan untuk iklim dan budaya Indonesia. Sungguh Ironis!

Harian Solopos pada 17 januari 2023 menjabarkan proyek pembangunan gedung Grha Bung Karno di Kabupaten Klaten. Durasi pembangunannya lima tahun dan diresmikan pada 2023 dengan biaya APBD bernilai Rp90 miliar.

Bangunannya mengadopsi gaya klasik Yunani, ditengarai oleh kehadiran struktur yang menerapkan post and lintel sebagai prinsip struktural berupa kolom besar yang mendukung struktur horizontal (balok) dan vertikal (kolom).

Kolom-kolom bangunan itu merupakan elemen arsitektur yang memang ditonjolkan secara estetika melalui kolom doric dan corinthian. Membangun gedung dengan gaya klasik Yunani tidak sepenuhnya salah.

Terlebih dengan anggaran daerah yang memang sudah dialokasikan. Bisa saja itu diwujudkan. Kalau merasa tidak nyaman berada di dalam bangunan itu, mungkin saja solusi jangka pendeknya dengan penggunaan sistem penghawaan buatan atau AC.

Solusi demikian ini jika dilakukan secara masif dan terus-menerus secara massal tentu akan berdampak pada energi listrik yang boros, bahkan menjadi faktor penyumbang pemanasan global. Dalam konteks inilah akar masalah terletak pada perilaku ketidakpedulian pengambil otoritas di Pemerintah Kabupaten Klaten.

Bahwa bangunan tersebut tidak tanggap terhadap kekayaan lokal dan iklim lingkungannya. Realitas ini sangat kontradiktif dengan saiyeg saeka praya sebagai tema seremonial hari jadi Kabupaten Klaten.

Ini ungkapan yang menjunjung tinggi nilai gotong royong dengan berdiri kukuh tanpa meninggalkan identitas kekayaan lokal. Ironisnya, kekayaan arsitektur lokal tidak menjadi dasar penciptaan.

David Person (1998) dalam The New Natural House Book menjabarkan bahwa bangunan harus mampu menumbuhkan spirit para penghuni di dalamnya. Untuk mencapai pada tahapan ini, bangunan harus mampu menyehatkan, membuat nyaman, dengan perasaan betah untuk ditinggali para penghuninya.

Istilah dalam bahasa Jawa yang pas adalah omah, omah-omah, dan pomah. Pernyataan David Person merupakan sebuah fungsi yang tampaknya sangat berat diaplikasikan ke dalam ranah desain.

Ada beberapa aspek yang dapat diuraikan secara mendetail menjadi tahapan yang mempermudah seorang arsitek dalam proses perancangan desain menuju ke  aspek bangunan ideal untuk diterapkan.

Penjabaran David Person dalam bukunya itu untuk mengingatkan kembali kepada seluruh arsitek perancang bangunan tentang makna penting membawa faktor alam ke dalam perancangan desain sebagai pertimbangan ekologis.

Perkembangan dunia rekayasa konstruksi dan teknologi arsitektur semakin canggih yang ditandai dengan penemuan bahan serta material terbarukan dan lain-lain. Justru bangunan yang sekarang dibangun dengan kecenderungan massal hanya mempertimbangkan aspek estetis, model tampilan luarnya (facade).

Jamak menggunakan beberapa material modern yang tanpa disadari dapat meracuni tubuh perlahan-lahan. Bangunan yang tanggap lingkungan idealnya tidak hanya mengadopsi desain berdasarkan tantangan iklim makro serta keunikan tiap-tiap lokasinya (iklim mikro) secara kontekstual.

Selain tanggap terhadap lingkungan, sebuah bangunan harus tanggap terhadap kebutuhan penghuni. Setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda sehingga bangunan, meski dibangun dalam iklim makro dan mikro yang sama, tentu saja output bangunan akan berbeda pada detailnya.

Begitulah yang ideal, bukan pada bangunan seragam dari tampilan facade, lay out,  bahkan pada detail-detail arsitekturnya. Di kawasan beriklim tropis lembab seperti Indonesia, aspek penghawaan dan pencahayaan merupakan aspek terpenting dalam menciptakan kenyamanan dan kesehatan dalam bangunan.

Terik matahari, suhu udara tinggi, tingkat kelembaban tinggi, dan curah hujan yang tinggi pada musim tertentu dengan kecepatan angin rata-rata cukup rendah sebenarnya memaksa desain bangunan di Indonesia untuk tanggap terhadap iklim.

Hasil atau output desainnya harus bisa meninimalisasi masuknya terik matahari secara berlebihan, menceggah tampias air hujan, dan banyak bukaan sebagai lubang ventilasi. Output desainnya jelas membedakan karakteristik model bangunan di Indonesia dengan model bangunan di Eropa.

Semoga ulasan tersebut menjadi perenungan bersama para pengambil otoritas pemerintahan di Kabupaten Klaten sebagai landasan penguatan sarana, prasarana wilayah, dan pengembangan kawasan.

Memperbanyak sayembara desain dan melibatkan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) sebagai lembaga yang menaungi tenaga profesional dalam mendesain bangunan untuk menghasilkan perencanaan desain yang memperkaya lokalitas budaya akan memperkuat pernyataan David Person sehingga bangunan lebih tanggap terhadap lingkungan. Teruslah bergeliat kabupatenku…

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 15 Desember 2023. Penulis adalah arsitek dan penulis buku stensil tentang arsitektur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya