SOLOPOS.COM - Ahmad Mufid Aryono (Istimewa/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Bus Batik Solo Trans (BST) kini menjadi salah satu alternatif sarana transportasi warga Kota Solo dan sekitarnya. Enam koridor BST dan enam koridor angkutan pengumpan (feeder) memungkinkan mobilitas masyarakat di sebagian kawasan Soloraya makin mudah.

Banyak hal yang perlu ditingkatkan dari  BST maupun feeder. Kini masih nirbayar alias gratis karena masuk program buy the service Kementerian Perhubungan. Banyak hal yang perlu ditingkatkan agar menjadi transportasi publik yang lebih nyaman.

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

Direktur PT Bengawan Solo Trans (BST) selaku operator BST, Sri Sadadmojo, mengatakan kini banyak anak muda beralih naik sarana transportasi umum. Penumpang BST mayoritas pelajar, sekitar 40% dari seluruh pengguna BST.

Ketika mengobrol dengan beberapa orang saat naik BST, saya menyimpulkan mereka sangat membutuhkan sarana transportasi umum yang nyaman dan tepat waktu. Beberapa pelajar SMA mengatakan BST itu sangat membantu saat berangkat dan pulang sekolah.

Mereka memang harus menunggu di halte dan bersabar karena kedatangan bus yang cukup lama. Manajemen jeda antarunit BST perlu perbaikan.  Berdasarkan data Dinas Perhubungan Kota Solo, jumlah penumpang BST terus meningkat.

Pada periode 27 Agustus-2 September 2022, jumlah penumpang Koridor 1 sebanyak 46.658 orang. Koridor 2 sebanyak 18.708 orang. Koridor 3 ada 17.769 orang. Koridor 4 sebanyak 21.211 orang. Koridor 5 sekitar 14.580 orang. Koridor 6 sebanyak 10.248 orang.

Pada periode 3-9 September 2022, jumlah penumpang Koridor 1 ada 51.082 orang. Koridor 2 ada 20.070 orang. Koridor 3 sebanyak 19.194 orang. Koridor 4 sebanyak 22.709 orang. Koridor 5 ada 15.872 orang. Koridor 6 sejumlah 11.136 orang.

BST Koridor 1, yakni rute Palur hingga Bandara Adi Soemarmo PP, paling banyak penumpangnya. Kenyamanan pengguna BST dan feeder tidak hanya tentang fasilitas di dalam tiap unit. Kenyamanan juga tentang ketika berada di halte.

Sebagian besar halte kini sangat tidak nyaman, bisa dikatakan ngenes. Sebagian besar halte hanya tangga portabel untuk naik dan turun dari bus. Halte feeder hanya plang rambu dengan tulisan ”Halte Bus BST/Feeder”. Itu pun ngenes, tertutup benda lain atau di depannya untuk parkir kendaraan.

Perlu juga contoh yang baik bagi masyarakat tentang menggunakan angkutan umum nirbayar BST dan feeder. Sepekan sekali atau sepekan dua kali sebaiknya para pejabat maupun aparatur sipil negara (ASN) di Kota Solo memberikan teladan memanfaatkan angkutan umum gratis BST dan feeder untuk berangkat dan pulang kerja.

Contoh demikian akan memacu masyarakat menggunakan angkutan umum tersebut. Dengan berbaur bersama masyarakat pengguna angkutan umum, para pejabat bisa mendapatkan informasi langsung dari warga pengguna angkutan umum tentang kualitas angkutan umum tersebut dan sekaligus bisa menjaring informasi apa saja perkembangan Kota Solo.

Mas Wali Kota Solo bersama seluruh pejabat dan ASN bisa memulai langkah kecil ini untuk membuktikan angkutan umum BST dan feeder benar-benar nyaman bagi warga untuk mobilitas di Kota Solo. Mereka pasti akan bisa menarik lebih banyak warga menggunakan angkutan umum.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 6 Oktober 2022. Penulis adalah wartawan Solopos Media Group)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya