SOLOPOS.COM - Ahmad Wahyudi, Guru SMK Winarkya Karanganyar.(Istimewa)

Penghargaan masyarakat terhadap wujud uang rupiah begitu rendah, hal ini terjadi hampir di seluruh usia tidak terkecuali usia pelajar.

Rendahnya penghargaan terhadap rupiah dapat dilihat dalam kebiasaan siswa dalam memperlakukan rupiah yaitu dengan diremas, dilipat, disteples, dibasahi sampai dengan dicoret. Hal tersebut menjadi kebiasaan yang kurang baik dan harus dihentikan dengan cara meningkatkan kesadaran siswa.

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

Peningkatan kesadaran siswa terhadap rupiah dapat dimulai dari lingkungan pendidikan yaitu sekolah. Melalui sosialisasi program Cinta, Bangga dan Paham Rupiah, siswa diajarkan bagaimana cara menghargai rupiah. Literasi rupiah perlu ditanamkan oleh guru terhadap siswa yang akan menjadi generasi penerus penjaga rupiah.

Program Cinta Rupiah yaitu siswa diajak untuk mengetahui karakteristik rupiah sehingga dapat membedakan rupiah asli dengan palsu. Membedakan keaslian uang rupiah siswa dapat diajarkan cara sederhana dengan 3D yaitu dilihat, diraba, diterawang. Selain dapat membedakan keaslian uang, siswa juga dapat melihat keindahan desain dan kuatnya keamanan uang rupiah.

Keindahan desain uang rupiah dapat diamati secara langsung seperti memuat keindahan alam flora fauna dan budaya kebanggaan Negara Indonesia. Selain itu desain rupiah juga mmemuat pahlawan Indonesia, sehingga siswa juga dapat belajar tentang perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan bangsa Indonesia.

Siswa juga dapat melihat kuatnya teknologi keamanan dalam uang rupiah dengan cara mengamati uang rupiah. Teknologi yang dapat diamati oleh siswa secara langsung seperti memuat benang pengaman dengan teknologi Microlenses, gambar yang menyala dengan sinar Ultra Violet, warna yang dapat berubah apabila dilihat dari sudut berbeda dengan menggunakan teknologi color shifting ink optically variable magnetic ink (OVMI).

Adanya peningkatan teknologi ini dapat meningkatnya keamanan rupiah terhadap pemalsuan rupiah. Setelah mengetahui karakteristik dan keunikan yang ada dalam rupiah diharapkan siswa memiliki kebanggaan terhadap uang rupiah.

Bangga Rupiah yaitu siswa memiliki kebiasaan yang baik dalam memperlakukan rupiah sebagai alat pembayaran yang sah. Melalui literasi rupiah di sekolah, siswa sadar bahwa rupiah memiliki perjalanan yang panjang seiring berdirinya Indonesia dan menjadi bukti perjuangan Indonesia sebagai bangsa merdeka yang berdaulat seutuhnya.

Siswa juga dapat mengetahui bahwa rupiah menjadi mata uang tunggal di Indonesia dan menjadi simbol persatuan kesatuan seluruh wilayah Indonesia. Cinta dan bangga terhadap rupiah merupakan hal dasar dalam peningkatan kesadaran siswa terhadap rupiah.

Peningkatan kesadaran siswa wujud dari pahamnya siswa dalam memperlakukan rupiah. Paham rupiah siswa mewujudkan kemampuan siswa dalam memahami peran dalam peredaran uang, stabilitas ekonomi, dan fungsinya sebagai alat penyimpanan nilai. Paham rupiah dicerminkan dalam kehidupan sehari-hari siswa di antaranya adalah kegiatan bertransaksi, berbelanja dan berhemat.

Kegiatan transaksi dengan rupiah yaitu siswa sadar bahwa kegiatan bertransaksi di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia harus menggunakan uang rupiah baik transaksi dengan uang tunai maupun dengan non tunai (digital).

Transaksi non-tunai merupakan alat pembayaran yang disesuaikan dengan perkembangan zaman untuk memudahkan manusia dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Berbagai teknologi pembayaran Non-Tunai dapat digunakan siswa dalam bertransaksi seperti QRIS (QR Code Indonesia Standard). QRIS merupakan alat pembayaran yang dikembangkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). Dengan mudahnya siswa dalam bertransaksi baik dengan tunai maupun dengan non-tunai untuk kegiatan berbelanja.

Kegiatan berbelanja secara bijak merupakan cermin dari paham rupiah. Siswa dalam berbelanja harus mengingat beberapa catatan penting diantaranya berbelanja barang yang dibutuhkan sesuai dengan skala prioritas, berbelanja produk lokal, mengurangi berbelanja produk impor, berbelanja dengan jumlah yang cukup tidak menimbun barang.

Berbelanja secara bijak dapat membantu penguatan rupiah dan menjaga stabilitas harga atau menjaga nilai inflasi. Selain berbelanja secara bijak dalam cermin paham rupiah siswa juga harus dapat berhemat atas uang rupiah.

Berhemat dapat dilaksanakan sejak dini seperti nilai yang selalu ditanamkan kepada anak sejak dini yaitu hemat pangkal kaya. Siswa dapat berhemat dengan bijak yaitu dengan merencanakan pengeluaran, berbelanja dengan memafaatkan diskon, membawa bekal di sekolah, membeli sesuai dengan kebutuhan dan mulai menabung melalui layanan bank yang ada di sekolah.

Berhemat juga dapat membantu mengurangi peredaran uang yang ada di masyarakat, apabila peredaran uang semakin banyak maka akan berpengaruh pada tingginya tingkat inflasi dan mengakibatkan stabilitas rupiah terganggu.

Program Cinta Bangga dan Paham Rupiah harus senantiasa ditanamkan dalam kegiatan sehari-hari siswa di sekolah, guna mempersiapkan generasi penerus bangsa yang dapat menjaga rupiah sebagai salah satu identitas bangsa dan cermin Negara yang berdaulat.

Artikel ini ditulis Ahmad Wahyudi Juara I Lomba Menulis Artikel CBP Rupiah Dimulai dari Sekolah tingkat Guru di Karanganyar yang digelar Bank Indonesia Kantor Perwakilan Solo. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya