SOLOPOS.COM - Agus Kristiyanto (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Menuju Kota Solo sebagai magnet internasional adalah tema aktual yang telah diangkat secara spesial dalam Solopos Weekend edisi Sabtu 29 Oktober 2022. Perjalanan menuju ke sana perlu diapresiasi dan disikapi secara komprehensif oleh berbagai pihak.

Wawasan komprehensif perlu disertakan karena episentrum daya magnetis Kota Solo sebagai kota “seribu julukan” memiliki banyak perspektif unik yang perlu dikembangkan secara integratif dan menyeluruh. Kota Solo bukan sekadar kota destinasi biasa, tetapi memiliki aneka daya pesona unik dari berbagai sisi.

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

Pengemasan sisi keunikan yang disesuaikan dengan tren nasional dan global akan menjadikan Kota Solo ke depan makin tumbuh mewujud  sebagai sebuah kota yang memiliki ”keseksian tinggi” berkelas dunia. Salah satu perspektif posisi daya tarik Kota Solo adalah kota yang boleh dijuluki sebagai ”wisma keprabon olahraga nasional”.

Terdapat banyak bukti catatan historis yang menunjukkan Kota Solo memberi warna dominan dalam sejarah keolahragaan nasional. Pertama, kongres PSSI di Kota Solo tahun 1930 merupakan kebangkitan awal dari wujud nyata unjuk bukti Sumpah Pemuda 1928.

Kongres tersebut juga membidani lahiranya PSSI dalam konteks ”sepak bola”, mengganti istilah sebelumnya, yakni ”sepak raga”. Kedua, penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) I pada 1948 berhasil mendesain tonggak awal menggalang persatuan dan kesatuan bangsa melalui olahraga.

Ketiga, Kota Solo pada 1986 menjadi tempat deklarasi Hari Olahraga Nasional (Haornas) yang selalu diperingati segenap bangsa Indonesia setiap 9 September. Nilai historis memang memiliki daya magnetis yang kuat secara spesifik, sebagaimana masyarakat dunia pasti akan menghubungkan nilai tetirah olimpiade modern dengan Kota Athena di Yunani, sebagai ”wisma keprabon olimpiade modern”.

Daya tarik secara historis merupakan modal besar yang melipatgandakan daya magnetis utuh tatkala disatupadukan dengan modal besar dalam perspektif lain. Pada situasi kekinian olahraga mengalami metamorfosis yang sangat cepat, terutama seiring dengan pergeseran paradigma dari membangun olahraga an sich (development of sport) menuju membangun melalui olahraga (development through sport).

Kesejahteraan

Sisi potensial pengembangan paradigma development through sport adalah mendesain magnet kesejahteraan melalui olahraga. Sejahtera berorientasi pada daya tarik sisi sehat, damai, dan makmur. Pertama, sisi kesejahteraan olahraga dibangun atas dasar mempromosikan kondisi sehat sepanjang hayat.

Tuntutan agar menjadi aktivitas untuk mewujudkan, memelihara, dan menjaga kondisi sehat. Bukan sekadar menyehatkan dalam pengertian bugar secara fisik, tetapi juga memberikan keseimbangan simultan dalam mewujudkan keseimbangan sehat secara mental dan sosial.

Misi sehat dari olahraga tak sebatas pada menjauhkan dari kondisi sakit, tetapi untuk peningkatan kualitas hidup yang lebih baik, produktivitas, dan performa secara umum. Kedua, dimensi kesejahteraan olahraga bertumpu pada situasi damai melalui olahraga.

Hal ini mengingatkan selalu pada isi Resolusi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) 58/5 paragraf ke-7 tahun 2003, bahwa olahraga diperankan untuk mempromosikan pendidikan, kesehatan, dan perdamaian. Resolusi yang tentu diratifikasi oleh setiap bangsa di dunia, tanpa terkecuali Indonesia sebagai anggota PBB.

Perdamaian merupakan hal yang sangat kompleks karena menyangkut kultur dan aneka variabel yang memengaruhinya. Kondisi damai menjadi mimpi besar setiap orang. Damai adalah prasyarat dasar yang utama untuk membangkitkan daya magnetis.

Kondisi damai mencerminkan keteduhan, keamanan, keselamatan, kenyamanan, dan keramah-tamahan. Keramah-tamahan (hospitality) merupakan sisi dominan yang dimiliki masyarakat Kota Solo sebagai daya tarik tersendiri. Ketiga, melipatgandakan daya magnetis kesejahteraan olahraga dalam konteks penguatan nilai kemakmuran olahraga.

Aspek kemakmuran adalah sesuatu yang berhubungan dengan peluang-peluang strategis peningkatan nilai ekonomi berbasis olahraga. Olahraga menjadi lebih menarik karena membuka pintu lebar-lebar bagi setiap orang untuk berkesempatan menikmati peningkatan kemakmuran melalui olahraga.

Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) menjelaskan salah satu tujuan utama membangun olahraga adalah meningkatkan ekonomi berbasis olahraga. Industri olahraga kemudian menjadi mesin yang ”dirakit” secara spesifik dengan prioritas pada sport tourism.

Seutas benang merah yang sangat jelas bahwa sport tourism ke depan memainkan peran strategis sebagai leading sector penguatan daya magnetis kepariwisataan nasional. Di samping tiga desain magnet kesejahteraan olahraga tersebut, olahraga juga melipatgandakan daya magnetis yang kuat dan dahsyat karena memiliki karakteristik universal, yakni sebagai ”tontonan sekaligus tuntunan”.

Demi sebuah ”tontonan dan tuntunan” yang berkualitas mereka tidak segan-segan memberikan skala prioritas. ”Tontonan” menunjuk pada nilai performa atraktif yang memadukan unsur hiburan (entertainment) dan nilai-nilai empati, effort, dan kebanggaan (pride) yang sering dikaitkan dengan menumbuhkan semangat nasionalisme.

Olahraga adalah sebuah tools yang sederhana dan mudah untuk menumbuhkan nasionalisme secara kolektif. Sedangkan ”tuntunan” lebih mengarah pada perolehan efek pencerahan yang terinspirasi dari penularan inti Olympism values, yakni tuntunan akan arti persahabatan (friendship), berkeunggulan (excellence), dan  rasa hormat (respect).

Formula Penguatan

Sumber ketertarikan spesifik yang sangat kuat membangkitkan animo kolektif dan gairah publik domestik maupun publik global. Pertama, pengalaman sukses penyelenggaraan beberapa multievent olahraga berskala nasional dan internasional di Kota Solo menjadi pemantik atas penguatan usaha-usaha baru melipatgandakan multiplier effect.

Kepercayaan pihak luar terutama dalam dua kali penyelenggaraan ASEAN Para Games (APG), tahun 2011 dan 2022,  merupakan best practice bagi Kota Solo khususnya dan Indonesia pada umumnya.  Penyelenggaraan telah usai dengan berbagai catatan penting, tetapi nilai resonansi dari fungsi etalase promosi tuan rumah tentu tidak boleh berakhir.

Kedatangan duta dari negara-negara sahabat tentu memberikan pembelajaran yang berharga bagi Kota Solo. Keberhasilan penyelenggaraan dan juga transformasi mutu tata kelola sebagai kota ramah penyandang disabilitas dan ramah untuk semuanya menjadikan aneka promosi budaya dan wisata akan direspons semakin positif dan menguat oleh dunia internasional.

Kedua, pengembangan ekonomi kreatif olahraga Kota Solo akan mengalami eskalasi yang menghasilkan lompatan-lompatan baru yang menghasilkan daya magnetik secara eksponensial. Kota Solo sudah lama termasyhur sebagai kota dengan sejuta kreativitas, namun untuk ekonomi kreatif keolahragaan tampaknya masih perlu digenjot secara sinergis oleh berbagai pihak.

Ekonomi kreatif tersebut tak sebatas bertumpu pada nilai kreatif dalam penyelenggaraan event olahraga standar periodik, tetapi sangat terbuka untuk mengemas aneka bentuk kreativitas sportainment dan sport extreme yang disesuaikan dengan tren spesifik masyarakat perkotaan di seantero dunia, berbasis pada aneka nilai historis keolahragaan.

Kota Solo memiliki modal kekayaan kultural dan daya dukung komponen wisata yang cukup memadai. Ketiga, mengupayakan perkawinan antara event sport populer dengan destinasi wisata populer.



Olahraga dikemas dalam ”sistem gurita” program wisata minat khusus. Konsep dasar wisata meetings, incentives, conventions, and exhibitions (MICE) sebagai salah satu subsektor dari industri perjalanan wisata didasari oleh pergeseran wisata konvensional ke arah wisata minat khusus (special interest tourism).

Sejak dulu wilayah Jogja, Solo, dan Semarang (Joglosemar) menjadi wilayah ”segitiga emas” strategis bagi kegiatan budaya, ekonomi, dan perdagangan. Indonesia Congress and Convention Association (INCCA) pada Maret 2017 telah menobatkan Joglosemar sebagai wilayah penyelenggara MICE.

Joglosemar telah teruji tumbuh sebagai wilayah kreatif yang terus berbenah di segala bidang, terutama memacu potensi wisata olahraga yang terintegrasi dengan tujuan budaya, ekonomi, dan perdagangan. Tantangan besar kekinian terkait dengan daya magnetis keolahragaan adalah tentang kesiapan Kota Solo sebagai salah satu tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023.

Pertandingan olahraga terpopuler sejagat tersebut akan diselenggarakan pada 20 Mei hingga 11 Juni 2023. Pertandingan tersebut merupakan debut pertama event skala dunia yang digelar pascapandemi Covid-19. Hal yang paling penting adalah Piala Dunia U-20 tersebut menjadi arena ujian untuk membuktikan bahwa Indonesia (terutama Kota Solo) adalah kota yang bersahabat.

Kota Solo akan membuktikan bahwa pertandingan akan berlangsung dalam suasana damai dan terjauhkan dari potensi kerusuhan, gangguan keamanan. dan gangguan keselamatan (belajar banyak dari tragedi si Stadion Kanjuruhan).

Acara ini adalah sebuah kesempatan pembuktian bahwa Kota Solo memang memiliki magnet berkelas internasional. Terdapat dua nilai universal yang daya magnetisnya sangat cepat beresonansi secara global, yakni musik dan olahraga.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 7 November 2022. Penulis adalah profesor bidang Analisis Kebijakan Pembangunan Olahraga di Fakultas Keolahragaan Universitas Sebelas Maret)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya