SOLOPOS.COM - Danu Denri Susilo (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Bahasa  Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan kepada semua siswa di semua jenjang pendidikan. Dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia guru belum memperhatikan karakteristik dan kebutuhan peserta didik.

Hal ini menyebabkan pembelajaran tidak efektif dan kurang memenuhi kebutuhan peserta didik sehingga memengaruhi hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, penting bagi guru melakukan observasi dan evaluasi terhadap peserta didik dan memahami karakteristik dan kebutuhan mereka secara individu.

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

Dengan memperhatikan hal ini guru dapat membuat perencanaan pembelajaran yang lebih efektif dan menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik sehingga dapat membantu mereka mencapai potensi terbaik.

Salah satu pembelajaran paradigma baru dalam Kurikulum Merdeka yaitu penerapaan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan pembelajaran yang memfokuskan pada perbedaan individu peserta didik dan membuat perencanaan pembelajaran yang menyesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik mereka.

Dalam pembelajaran berdiferensiasi guru mempertimbangkan aspek seperti minat, bakat, gaya belajar, tingkat pemahaman, dan sebagainya dalam perencanaan pembelajaran. Ini membantu peserta didik memahami materi pembelajaran dengan lebih baik dan membantu mereka mencapai potensi terbaik mereka.

Pembelajaran berdiferensiasi membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan efektif bagi peserta didik karena mereka merasa bahwa materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik mereka.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah solusi yang tepat dalam memperbaiki proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan pembelajaran tradisional yang berfokus pada guru sebagai sumber informasi utama dan peserta didik sebagai penerima informasi.

Terdapat empat aspek dalam pembelajaran berdiferensiasi, yaitu proses, produk, konten, dan lingkungan belajar. Guru dapat memutuskan bagaimana empat elemen ini akan dimasukkan ke dalam pembelajaran di dalam kelas.

Guru memiliki kemampuan dan kesempatan mengubah lingkungan dan iklim belajar serta konten, proses, dan produk setiap kelas berdasarkan profil peserta didik. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, diferensiasi dapat dilakukan dengan cara memberikan pengalaman belajar yang berbeda untuk setiap peserta didik.

Misalnya, guru dapat memberikan tugas yang berbeda dengan menyesuaikan kemampuan  dan kebutuhan peserta didik atau memberikan alternatif metode pembelajaran yang lebih sesuai dengan gaya belajar peserta didik.

Ada beberapa metode pembelajaran yang dapat diterapkan untuk menyesuaikan dengan gaya belajar peserta didik. Pertama, pembelajaran langsung menggunakan presentasi dan demontrasi untuk menjelaskan materi. Ini lebih sesuai dengan gaya belajar visual. Kedua, pembelajaran aktif yang menggunakan aktivitas praktis dan tugas untuk membantu peserta didik memahami materi. Ini lebih sesuai untuk peserta didik dengan gaya belajar kinestetik.

Belajar yang Menyenangkan

Ketiga, pembelajaran kolaboratif dengan memfasilitasi diskusi kelompok dan tugas tim untuk membantu peserta didik memahami materi. Ini lebih sesuai untuk peserta didik dengan gaya belajar interpersonal.

Keempat, pembelajaran independen dengan memberikan tugas dan proyek untuk dikerjakan sendiri oleh peserta didik. Ini lebih sesuai untuk peserta didik dengan gaya belajar intrapersonal. Kelima, pembelajaran diskusi dengan memfasilitasi diskusi dan debat untuk membantu peserta didik memahami materi.

Metode kelima ini lebih sesuai untuk peserta didik dengan gaya belajar verbal. Dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar peserta didik, guru dapat memastikan bahwa setiap peserta didik menerima pembelajaran yang efektif dan memiliki pengalaman belajar yang menyenangkan.

Diferensiasi juga dapat dilakukan dengan cara menyesuaikan materi pembelajaran dengan tingkat kemampuan setiap peserta didik. Pertama, materi pembelajaran berlapis dengan memecahkan materi pembelajaran menjadi beberapa tingkatan, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks.

Peserta didik dapat memilih tingkat yang sesuai dengan kemampuan mereka dan mempelajari materi dengan ritme yang sesuai. Kedua, materi pembelajaran terpisah dengan menyediakan materi pembelajaran yang berbeda untuk peserta didik dengan tingkat kemampuan yang berbeda.

Misalnya, peserta didik dengan tingkat kemampuan rendah dapat mempelajari materi yang lebih sederhana, sementara peserta didik dengan tingkat kemampuan tinggi dapat mempelajari materi yang lebih kompleks. Ketiga, materi pembelajaran terbuka dengan memberikan beberapa pilihan materi dan memungkinkan peserta didik memilih materi yang sesuai dengan minat dan kemampuan mereka.

Keempat, materi pembelajaran berfokus pada satu aspek tertentu dan memungkinkan peserta didik mempelajari materi tersebut dengan lebih mendalam.

Misalnya, peserta didik dengan tingkat kemampuan tinggi dapat mempelajari aspek makna kata dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan lebih mendalam, sementara peserta didik dengan tingkat kemampuan rendah dapat mempelajari aspek lain seperti kosa katanya.

Dengan menggunakan diferensiasi, guru dapat memastikan setiap peserta didik menerima pembelajaran yang optimal dan sesuai dengan kebutuhan individual mereka. Ini akan membantu peserta didik lebih memahami materi dan meningkatkan hasil belajar mereka.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 1 Maret 2023. Penulis adalah pendidik dan mahasiswa Pendidikan Profesi Guru Prajabatan Gelombang I Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya