SOLOPOS.COM - Agus Kristiyanto (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Agustus  bagi bangsa Indonesia adalah bulan yang sangat istimewa. Bulan puncak refleksi, introspeksi, kontemplasi, serta penguatan rasa syukur atas kemerdekaan yang pada tahun ini memasuki 78 tahun.

Menikmati kemerdekaan dalam arti yang sebenarnya bukanlah ekspresi bebas berleha-leha, berhura-hura, apalagi berhuru-hara. Bukan pula dengan cara terlalu bebas mengekspresikan kebebasan diri dan kelompok untuk mendominasi ruang kebebasan orang lain atau kelompok lain.

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

Menikmati kemerdekaan berarti merdeka untuk berbagi ruang ekspresi kebebasan diri dan orang lain untuk berkontribusi. Kontribusi untuk mengisi kemerdekaan sekaligus sebagai perwujudan rasa syukur serta meneruskan cita-cita luhur para pahlawan dan para pendiri bangsa.

Cita-cita luhur yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945: Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Perjuangan meraih cita-cita tersebut menjadi kewajiban pemerintah dan mengundang peran terbaik seluruh komponen bangsa. Jika para pendahulu bangsa memperoleh kemerdekaan dengan cara berjuang melawan penjajah, para penerus bangsa berkewajiban meraih cita-cita tersebut dengan perjuangan pula.

Ada banyak jalan yang dapat dipilih untuk menuju ”destinasi” cita-cita luhur bangsa Indonesia. Salah satu jalan adalah penguatan “instrumen pembangunan bangsa” yang dikenal dengan olahraga. Olahraga yang tidak dipahami secara dangkal an sich sebagai kegiatan aktivitas jasmaniah atau gerak badan.

Olahraga yang dimaksud  terdefinisikan secara yuridis tertuang dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2022 Tentang Keolahragaan, yaitu: segala kegiatan yang melibatkan pikiran, raga, dan jiwa secara terintegrasi dan sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, sosial, dan budaya.

Perspektif luas dan isu-isu kekinian olahraga yang berhubungan dengan kemerdekaan,  kebangsaan, kemanusiaan, keadilan sosial, dan kesetaraan sebenarnya telah gencar digaungkan oleh tokoh-tokoh politik dan negarawan yang sangat berpengaruh di dunia.

Perlu waktu yang tepat untuk ‘membumikannya” di negara-negara di berbagai belahan dunia. Sekretaris Jenderal PBB 1997-2006, Kofi Annan, menyatakan olahraga adalah bahasa global yang mampu menjadi jembatan  jarak sosial, budaya, dan agama.

Olahraga dapat menjadi alat yang ampuh dalam mendorong kesepemahaman, toleransi, dan perdamaian. Olahraga menjadi jembatan emas menuju cita-cita kemerdekaan secara universal. Dari benua Afrika ada tokoh kelas dunia, Nelson Mandela, yang berulang kali menyampaikan wawasan tentang olahraga di berbagai forum bilateral maupun multilateral.

Olahraga memiliki kekuatan untuk menyatukan umat manusia dengan cara yang tidak bisa dilakukan dengan cara yang lain. Olahraga menertawakan diskriminasi. Olahraga berbicara dengan berbagai ragam umat manusia dalam bahasa yang dapat mereka pahami.

Mandela seolah-olah ingin menggarisbawahi bahwa ”alat komunikasi” yang nondiskriminatif dan saling memerdekakan ada dalam olahraga yang merupakan “bahasa” universal yang unik. Adolf Ogi dalam kapasitas sebagai penasihat khusus bidang olahraga untuk pembangunan dan perdamaian di Sekretariat Jenderal PBB periode 2001-2007 membuat pernyataan sangat egaliter tentang olahraga.

Olahraga mengajarkan keterampilan hidup, olahraga adalah sekolah tentang kehidupan. Anak-anak muda belajar melalui olahraga untuk mengatur kemenangan secara wajar, menerima kekalahan, menjadi anggota tim yang baik, menghormati lawan dan peraturan, dan untuk menyadari keterbatasan dan kelebihan diri sendiri.

Instrumen Pembangunan

Guna menjadikan olahraga sebagai instrumen pembangunan bangsa (nation and charater building), pengisi kemerdekaan, serta alat perwujudan cita-cita bangsa, maka “ekspresi” olahraga harus merdeka secara totalitas.

Merdeka olahraga dimaknai sebagai  merdeka (dalam) olahraga, merdeka (untuk) olahraga, merdeka (oleh) olahraga, dan merdeka (melalui) olahraga. Sebuah tata kelola mindset kolektif kebangsaan yang meletakkan olahraga sebagai segala bentuk kegiatan sistematis dan terintegrasi untuk melipatgandakan potensi secara jasmani, rohani, sosial, dan budaya bagi seluruh “anak bangsa”, baik secara individu maupun kolektif.

Pertama, merdeka (dalam) olahraga berkonotasi sebagai pengejawantahan nilai lengkap berimbang dari dalam ”tubuh” olahraga. Olahraga merupakan ”makhluk bilateral” yang sisi kiri dan kanannya serupa, sepadan, dan seimbang.

Terdapat orientasi kejayaan bangsa di sisi kanan dan kesejahteraan rakyat di sisi kiri. Orientasi kejayaan bangsa mengarah pada kiprah, ekspresi, dan kontribusi untuk mengharumkan nama bangsa melalui prestasi terbaik dalam kancah pergaulan dan kompetisi  berkelas dunia.

Sedangkan orientasi kesejahteraan berisikan tentang penciptaan kondisi sehat, bugar, damai, dan makmur yang jumbuh dengan konsep bangsa dan negara Indonesia sebagai negara kesejahteraan (welfare state).

Kedua, merdeka (untuk) olahraga dimaknai bahwa sebagai instrumen untuk mewujudkan cita-cita bangsa, olahraga harus semakin dimerdekakan dari hal-hal yang mungkin masih sering membelenggu. Belenggu yang memperlemah kemerdekaan olahraga masih sering terjadi bukan karena olahraga lemah.

Olahraga berpotensi menjadi sasaran tembak yang membelenggu justru karena olahraga memiliki nilai ”keseksian” yang tinggi secara politis. Acapkali olahraga dijadikan kendaraan atau panggung untuk meningkatkan pamor diri secara politis.

Beberapa insan olahraga tanpa disadari acapkali menjadi kekuatan subordinat yang dimanfaatkan untuk misi politis perorangan atau kelompok. Merdeka (untuk) olahraga artinya adalah wujud ekspresi dan ikhtiar kolektif bangsa untuk menghindarkan aneka bentuk praktik politisasi olahraga.

Ketiga, merdeka (oleh) olahraga merupakan wujud kontribusi yang bisa dimainkan oleh olahraga untuk mengisi kemerdekaan dan merealisasikan cita-cita bangsa. Kontribusi tersebut berupa ekspresi sesuai lingkup spesifiknya. Terdapat setidaknya tiga lingkup.

Olahraga pendidikan yang memiliki sisi kontribusi untuk membangun kehidupan bangsa yang cerdas melalui jalur pendidikan formal maupun nonformal. Olahraga prestasi merupakan lingkup yang menyediakan ruang kontribusi untuk menjunjung harkat dan martabat bangsa melalui pencapaian prestasi yang membanggakan.

Olahraga masyarakat atau olahraga rekreasi merupakan lingkup luas olahraga yang menyediakan ruang kontribusi untuk membentuk gaya hidup sehat, kualitas hidup yang baik, kebugaran, kohesivitas sosial serta tujuan lain yang berkaitan dengan pelestarian budaya.



Keempat, merdeka (melalui) olahraga artinya menempatkan olahraga sebagai mesin promosi bagi penguatan substansi kemerdekaan dalam perspektif kemerdekan dalam kehidupan global. Ini sebagaimana sudah tertuang dalam United Nations Resolution 58/5 paragraph 7th 2003, bahwa sport as means to promote education, health, development, and peace.

Olahraga sebagai alat promosi pengisi kemerdekaan mendapat legitimasi dalam bentuk Resolusi PBB. Melalui olahraga, setidakanya ada beberapa isi pokok bidang strategis kemerdekaan yang dipromosikan. Bidang strategis  yang dimaksudkan adalah pendidikan, kesehatan, pembangunan, dan perdamaian.

Ekspresi merdeka olahraga adalah spirit kebangsaan yang kaya nilai-nilai competetiveness sekaligus nilai universal persahabatan, perdamaian, kualitas hidup, inklusivitas, serta antidiskriminasi. Orientasi kejayaan disandingkan dengan orientasi kesejahteraan.

Ini berisi tantangan-tantangan ekspresif untuk menguatkan capaian kesehatan, perdamaian, serta kemakmuran. Semuanya memiliki relevansi yang sangat tinggi dengan cita-cita luhur pembangunan bangsa untuk mengisi kemerdekaan.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 18 Agustus 2023. Penulis adalah guru besar Analisis Kebijakan Pembangunan Olahraga dan Pendidikan di Fakultas Keolahragaan Universitas Sebelas Maret)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya