SOLOPOS.COM - Marwanto. (Istimewa)

Debat capres yang berlangsung Selasa (12/12/2023) malam telah menyita banyak publik. Masyarakat menanti dan tidak sabar untuk menyaksikan pergelaran akbar debat capres-cawapres. Aksi ketiga paslon telah ditunggu oleh jutaan masyarakat Indonesia.

Dedikasi dalam menguraikan visi-misi dan menjawab setiap pertanyaan menjadi bukti atas kemampuan dalam memimpin negara ini ke depan. Ketiga capres harus membuktikan bahwa mereka mempunyai program dan visi-misi masing-masing yang ditawarkan kepada masyarakat.

Promosi Selamat Datang di Liga 1, Liga Seluruh Indonesia!

Debat perdana ini mengangkat tema pemerintahan, hukum, hak asasi manusia (HAM), pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga dan ketiga capres Pemilu 2024, yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo sudah menyelesaikan debat perdana dengan baik.

Pada debat pertama ini elektabilitas Amin meningkat tajam sesuai polling yang dikeluarkan Kompas.com dengan pertanyaan, Menurut kamu di debat perdana ini, gagasan siapa yang paling oke? Mulai dari performa hingga retorika dalam menyampaikan dan menjawab setiap pertanyaan.

Anis-Muhaimin mendapat 45 persen, Prabowo-Gibran 32, dan Ganjar-Mahfud 14 persen. Namun, hasil ini bukan merupakan titik akhir, proses baru di mulai dan masih panjang perjalanan bagi ketiga pasangan calon untuk membuktikan diri siapa yang terbaik dan layak dipilih menjadi pemimpin rakyat Indonesia.

Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah merilis dan mengeluarkan jadwal lengkap debat capres-cawapres 2024. Pada pemilu kali ini debat capres-cawapres yang pertama sudah dilaksanakan Selasa (12/12/2023) dan debat kedua akan diselenggarakan Jumat (22/12/2023).

Debat capres-cawapres Pilpres 2024 disiarkan secara langsung melalui stasiun TV dan radio. KPU juga sudah memilih dan menentukan para panelis debat capres-cawapres sebanyak 11 orang dari pakar politik, hukum, dan tata negara. Panitia pemilihan umum sudah mempersiapkan tempat guna pelaksanaan debat capres-cawapres 2024 yang akan digelar sebanyak lima kali, mulai Desember 2023 hingga Februari 2024.

Debat capres-cawapres menjadi seberapa pentingkah bagi masyarakat lndonesia? Apakah setelah berlangsungnya debat, ada pengaruh signifikan elektabilitas bagi pasangan capres-cawapres? Selanjutnya, seberapa besar antusias masyarakat Indonesia untuk ikut menyaksikan debat ini? Jangan sampai masyarakat yang menjadi segmen inti beranggapan sebaliknya, antipati terhadap pelaksanaan debat capres-cawapres.

Setiap pelaksanaan debat berlangsung, lembaga-lembaga survai akan bekerja. Hal ini tentu akan menjadi evaluasi bersama bagi paslon dan timses untuk selalu bekerja lebih keras lagi. Memaksimalkan setiap celah waktu untuk mendulang suara dan merebut simpati rakyat. Bahkan timses harus melakukan kunjungan door to door demi meyakinkan paslonnya kepada masyarakat.

Maka, hasil pelaksanaan debat capres-cawapres yang sudah dilaksanakan dapat diprediksi dan menjadi tolok ukur. Pertama, debat capres-cawapres bisa menaikkan elektabilitas secara signifikan paslon capres-cawapres dan para pemilih. Hal itu apabila dalam pelaksanaan debat visi-misi dan program yang ditawarkan mampu memikat simpati masyarakat Indonesia.

Penampilan dan cara menjawab setiap persoalan menjadi daya tarik penikmat debat. Namun demikian, untuk mewujudkannya tentu bukan sesuatu yang mudah karena masyarakat Indonesia sudah cerdas dan berkemajuan. Sebagai bukti elektabilitas ketiga calon mengalami perubahan, khususnya kubu Anis.

Kedua, debat capres-cawapres bisa saja tidak memengaruhi elektabilitas secara signifikan pasangan tertentu. Hal ini terjadi karena pemilih sudah mempunyai pilihannya masing-masing.

Ketiga, capres sudah mempunyai pendukung yang tergabung dalam kantong-kantong pemilih yang fanatik dan kuat. Mereka tidak akan tergoyahkan, meskipun hasil elektabilitas menurun sekali pun. Keempat, Masih banyak masyarakat yang belum mengikuti polling elektabilitas debat capres ini. Sebagaimana bahwa masyarakat Indonesia bertempat tinggal di pinggiran, pelosok, pegunungan, pesisir dan pedesaan.

Pada akhirnya debat capres-cawapres bisa hanya menjadi simbolis pelaksanaan pemilu dan program kerja KPU dan bukan sesuatu yang menarik lagi bagi masyarakat. Hal ini bukan tanpa alasan. Faktanya, masih banyak masyarakat arus bawah yang minim mempunyai media elektronik dan tidak mengikuti pelaksanaan debat ini.

Mereka masih beranggapan ada atau tidaknya debat capres-cawapres tidak berpengaruh terhadap hidup mereka seperti harga tetap naik, lapangan kerja tetap sulit, dan hidup mereka tetap susah. Maka, masyarakat memilih konsen dengan kehidupan dan aktivitasnya masing-masing.

Debat capres-cawapres sebenarnya adalah sebuah pertunjukan, penampilan prima sebuah paslon capres-cawapres agar dapat merebut simpati rakyat, sehingga mereka mau menentukan pilihanya. Debat bukan hanya saling menyerang dan mengalahkan, akan tetapi tetap menyuguhkan teladan-teladan yang baik bagi masyarakat.

Dengan harapan masyarakat mau konsen menyaksikan debat sampai akhir, maka suguhkan pendidikan, dedikasi, teladan dan bahasa yang santun selama debat berlangsung. Para capres-cawapres merupakan calon negarawan dan pemimpin negeri ini di masa yang akan datang. Maju Indonesiaku dan makmur rakyatku.

Artikel ini ditulis oleh Marwanto, Dosen Bahasa lndonesia serta Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat UlN Salatiga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya