SOLOPOS.COM - Titis Efrindu Bawono (Istimewa)

Gagasan Solopos, Kamis (24/3/2016), ditulis Titis Efrindu Bawono. Penulis adalah pengamat transportasi Kota Solo dan bekerja sebagai konsultan transportasi di Kota Solo.

Solopos.com, SOLO — Paguyuban Pengemudi Angkatan Darat (PPAD) Jakarta bersama Forum Komunikasi Masyarakat Penyelenggara Angkutan Umum (FK-MPAU) Jakarta mengadakan demonstrasi besar-besaran menuntut pelarangan operasi penyedia jasa transportasi umum berbasis aplikasi online, Selasa (22/3).

Promosi Nusantara Open 2023: Diinisiasi Prabowo, STY Hadir dan Hadiah yang Fantastis

Demonstrasi ini merupakan aksi terbesar terkait penolakan jasa transportasi berbasis aplikasi online. Sejak akhir tahun lalu, ketika Menteri Perhubungan Ignasius Jonan sempat melarang pengoperasian jasa transportasi online, isu ini tidak berujung menemukan titik terang.

Perlukah penyelenggaraan transportasi umum berbasis aplikasi online dipertahankan? Pemerintah Kota Solo pada tahun lalu mengambil sikap melarang penyedia jasa transportasi berbasis aplikasi online beraktivitas di wilayah Kota Solo. Pemerintah Kota Solo memilih tetap berusaha menyediakan layanan terbaik melalui angkutan umum, bukan dengan kendaraan pribadi.

Saya mendukung kebijakan ini mengingat masuknya transportasi berbasis aplikasi online di tengah angkutan umum konvensional yang sedang berbenah tentu akan kalah bersaing sedari awal. Sayangnya, beberapa waktu lalu, beberapa provider transportasi berbasis aplikasi online mencoba beroperasidi Kota Solo.

Beberapa provider tersebut beroperasi via pesan singkat atau aplikasi online. Kalau tidak mau dikatakan kebobolan, bisa dikatakan bahwa kekuatan jasa transportasi berbasis aplikasi online memang tidak bisa dengan mudah dibendung! Terbukti, hingga kini belum ada regulasi yang menaungi jasa transportasi berbasis aplikasi online ini.

Ini adalah dekade kedua kekalahan telak angkutan umum di Indonesia oleh invasi teknologi komunikasi berbasis handphone. Banyak pengusaha angkutan umum di Kota Solo mengaku bahwa 10 tahun lalu adalah momentum balik merosotnya jumlah penumpang beriringan dengan mulai maraknya penggunaan handphone.

Mudahnya berkomunikasi membuat perjalanan menjadi tidak berarti. Dulu orang-orang melakukan perjalanan menuju ke stasiun kereta api untuk sekadar mengecek jadwal kereta api, ke kantor pos bolak-balik mengecek kiriman, dan pelbagai urusan sepele yang menuntut perjalanan.

Handphone memutus kegiatan-kegiatan tersebut sekaligus mengikis potensi rezeki bisnis angkutan umum. Pengembangan teknologi handphone juga tak tanggung-tanggung. Hanya dalam jangka lima tahun, smartphone muncul dan mengakomodasi pelbagai fitur berbasis layanan Internet.

Evolusi layanan komunikasi menjangkau aktivitas manusia lebih jauh, bahkan sebelum angkutan umum sempat berbenah. Tak butuh waktu lama hingga akhirnya transportasi berbasis aplikasi online muncul di tengah masyarakat. Penyelenggara angkutan umum konvensional makin terpuruk.

Terinspirasi pemanfaatan alat komunikasi tersebut, beberapa penyedia jasa kuliner di Kota Solo dan sekitaranya menyediakan layanan pesan dan antar makanan kesukaan langsung ke pangkuan pelanggan. Ketika kemajuan teknologi sudah di depan mata, angkutan umum konvensional masih berjibaku meski penumpang kian menghilang.

Jika mengingat luas Kota Solo yang hanya 44 kilometer persegi, layanan transportasi berbasis aplikasi online berpotensi menjangkau seluruh wilayah Kota Solo hingga ke perbatasan. Tentu ini bisa menjadi kabar gembira untuk masyarakat sekaligus kabar buruk untuk nasib angkutan umum konvensional di Kota Solo dan sekitarnya. [Baca selanjutnya: Harga Mati]

Harga Mati

Bukan perkara mudah bagi angkutan umum konvensional untuk bangkit dari keterpurukan. Sebelum datangnya jasa transportasi berbasis aplikasi online, angkutan umum konvensional sudah menghadapi persaingan dengan kemurahan dan kemudahan akses membeli kendaraan bermotor pribadi.

Kepastian layanan yang meliputi kecepatan, mobilitas, aksesibilitas, waktu operasional, dan yang paling penting adalah biaya transportasi menjadi alasan masyarakat berpikir dua kali untuk menggunakan angkutan umum konvensional.

Waktu layanan yang terbatas hanya hingga pukul 18.00 WIB tidak mampu menjawab tantangan mobilitas masyarakat Solo yang kian aktif hingga larut malam. Belum lagi keluhan mengenai tidak jelasnya rute yang cenderung berputar-putar, waktu tempuh yang terlampau lama, dan pelbagai kekurangan lainnya.

Masalah perebutan penumpang antara angkutan umum dengan angkutan ilegal berpelat hitam yang masuk dari wilayah Purwodadi, Boyolali, dan Klaten hingga kini juga belum usai. Lantas bagaimana kesiapan angkutan umum di Solo ”melawan” primanya layanan transportasi berbasis aplikasi online?

Evolusi layanan transportasi jelas diperlukan! Satu dekade berlalu dan pelayanan angkutan umum konvensional masih begitu saja. Pemerintah Kota Soloa sejak 2010 terus mengembangkan bus Batik Solo Trans dengan harapan dapat menyediakan layanan angkutan umum yang prima.

Persaingan yang ketat dalam penyediaan pelayanan publik, khususnya di bidang transportasi, harus diantisipasi bersama-sama antara pemerintah dan operator angkutan umum di Kota Solo.  Mengadopsi teknologi dan informasi pelayanan melalui aplikasi berbasis handphone harus diterapkan pada pelayanan angkutan umum untuk mewujudkan evolusi layanan tersebut.

Apakah ini hanya akan menjadi mimpi-mimpi? Sekitar sepekan lalu puluhan sopir dan pemilik angkutan umum perkotaan di Kota Solo justru mendatangi DPRD Kota Solo dan menyatakan menolak revitalisasi angkutan umum sembari membawa spanduk bertuliskan “Jeritan Rakyat Anti Penindasan” (Solopos, 11 Maret 2016). Mereka curiga pemerintah kota sedang menyingkirkan angkutan umum secara perlahan.

Pemerintah Kota Solo dan operator angkutan umum sebaiknya segera berkaca pada aksi brutal di Jakarta itu. Ketika operator taksi berkonflik, para pelanggan mereka segera pindah ke operator lain dan menyerang balik mereka dengan petisi menolak demonstrasi para sopir taksi. Jika layanan angkutan umum di Kota Solo tidak segera berubah, sama saja dengan bunuh diri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya