SOLOPOS.COM - Ahmad Syaifuddin Zuhri (Istimewa)

Gagasan kali ini ditulis Ahmad Syaifuddin Zuhri. Penulis adalah mahasiswa Pascasarjana Hubungan Internasional, Nanchang University, Tiongkok.

Solopos.com, SOLO — Selama sepekan lalu (22-28/3) Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan resmi kenegaraan ke dua negara di kawasan Asia Timur, yakni Jepang dan Tiongkok.

Promosi Banjir Kiper Asing Liga 1 Menjepit Potensi Lokal

Kunjungan tersebut menjadi salah satu prioritas kebijakan luar negeri Presiden Jokowi saat ini. Apa makna strategis sehingga kedua negara tersebut menjadi prioritas Presiden Jokowi?

Hubungan diplomatik Indonesia-Jepang tahun ini tepat 57 tahun. Secara historis, pembukaan resmi hubungan diplomatik kedua negara dimulai pada April 1958 setelah penandatanganan Perjanjian San Fransisco yang menyatakan Jepang harus membayar ganti rugi pampasan perang.

Pada awal penjalinan hubungan resmi Indonesia-Jepang, di samping perdagangan Jepang juga memberi banyak bantuan dan pelatihan sumber daya manusia dan pembangunan infrastruktur.

Di era Presiden Soekarno hubungan kedua negara pernah mengalami ketegangan karena Jepang menjadi sekutu Amerika Serikat. Saat itu kebijakan luar negeri Indonesia anti-Amerika Serikat.

Hubungan Indonesia-Jepang tidak sampai sedramatis hubungan Indonesia-Tongkok yang pernah mengalami masa sulit dengan pembekuan hubungan diplomatik dan perdagangan pada era 1960-an hingga 1980-an.

Hubungan kedua negara mulai membaik dan mencapai puncaknya pada  era Presiden Soeharto karena saat itu Indonesia lebih dekat dengan Amerika Serikat. Jepang menjadi negara donor terbesar melalui Intergovermental Group on Indonesia (IGGI).

Seiring dengan perjalanan waktu, hubungan kedua negara terus meningkat, apalagi sejak ditandatanganinya Perjanjian Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang (Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement atau IJ-EPA) oleh kedua pemimpin negara pada 20 Agustus 2007.

Jepang merupakan mitra strategis Indonesia dalam 10 tahun terakhir dan mitra dagang terbesar ketiga dengan nilai perdagangan US$40,2 miliar. Jepang juga merupakan investor terbesar kedua di Indonesia dengan nilai investasi sekitar US$2,7 miliar pada 2014.

Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sejak 2010 Jepang senantiasa masuk dalam lima besar negara dengan investasi terbanyak di Indonesia. Pada 2013 Jepang merupakan negara dengan investasi terbesar di Indonesia, yakni senilai US$4,7 miliar.

Pada 2014 investasi Jepang di Indonesia turun menjadi US$2,7 miliar. Rencana investasi Jepang yang sudah mengajukan permohonan izin ke BKPM pada periode Januari-Februari 2015 senilai US$1,03 miliar. Jumlah ini naik dibandingkan periode yang sama pada 2014 yang senilai US$319,68 Juta.

Komoditas penting yang diimpor Jepang dari Indonesia antara lain minyak, gas alam cair, batu bara, hasil tambang, udang, pulp, tekstil dan produk tekstil, mesin, perlengkapan listrik, dan lainnya.

Barang-barang yang diekspor Jepang ke Indonesia meliputi mesin-mesin, otomotif dan suku cadang, produk plastik dan kimia, baja, perlengkapan listrik, suku cadang elektronik, dan mesin alat transportasi.

Tahun ini hubungan Indonesia-Tiongkok menginjak 65 tahun dan sudah 10 tahun sejak kedua negara menandatangani Deklarasi Bersama Kemitraan Strategis di Jakarta pada April 2005.

Hubungan kemitraan Indonesia-Tiongkok semakin diperkokoh dengan ditandatanganinya Plan of Action Kemitraan Strategis 2010-2015 serta peningkatan Kemitraan Strategis Republik Indonesia-Republik Rakyat Tiongkok (RI-RRT) menjadi kemitraan strategis komprehensif yang tertuang dalam dokumen Future Direction of Indonesia-China Comprehensive Strategic Partnership pada 2013.

Salah satu poin dari persetujuan ini adalah meningkatkan pertumbuhan nilai perdagangan kedua negara. Tiongkok sudah menjadi mitra strategis Indonesia selama 11 tahun terakhir dan mitra dagang terbesar dengan nilai perdagangan US$48 miliar.

Investasi Tiongkok di Indonesia bernilai tak kurang dari US$800 juta dan menyumbang wisatawan asing sebanyak 888.000 orang per tahun. Di bidang investasi tercatat mengalami perkembangan yang signifikan.

Pada 2013, nilai investasi langsung Tiongkok di Indonesia senilai US$292,1 juta, sementara tahun sebelumnya senilai US$141 juta. Tahun ini Indonesia-Tiongkok menargetkan pertumbuhan nilai perdagangan hingga mencapai US$80 miliar.

Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) awal 2014 menunjukkan sepanjang 2013 total nilai perdagangan Indonesia-Tiongkok US$50,85 miliar, turun dari 2012 yang senilai US$51,04 miliar.

Perinciannya, ekspor Indonesia ke Tiongkok US$21,28 miliar, sedangkan impor Indonesia dari Tiongkok mencapai US$29,57 miliar, defisit sekitar US$7,99 miliar bagi Indonesia.

Presiden Jokowi menjadikan prioritas utama kerja sama dengan kedua negara tersebut dalam mencari realisasi investasi dan kerja sama untuk program pembangunan poros maritim dalam beberapa sektor investasi terutama infrastruktur, pelabuhan, airport, power plant, kereta api, tol, dan lainnya.

Dari kunjungan selama sepekan ke dua negara tersebut. Presiden Jokowi membawa pulang komitmen senilai sekitar US$74,04 atau sekitar Rp962,52 triliun (kurs Rp13.000 per US$).

Dilansir dari Kantor Berita Antara, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani di Jakarta, Sabtu (28/3), mengatakan Presiden Jokowi dalam kunjungan kenegaraan ke Jepang dan Tiongkok diperkirakan mampu mendorong terjadinya komitmen bisnis hingga mencapai puluhan miliar dolar Amerika Serikat yang terdiri dari berbagai macam rencana proyek dan investasi.



Komitmen itu mencakup komitmen dengan pengusaha di Jepang dan komitmen dengan pengusaha di Tiongkok. Dalam kunjungannya di Jepang, Presiden Jokowi menghadiri forum kerja sama bisnis yang dihadiri 1.200 pengusaha dari Jepang.

Komitmen kerja sama business to business yang bisa dihimpun mencapai US$5,6 miliar. Sedangkan di Tiongkok, dihimpun komitmen kerja sama US$68,1 miliar ditambah dengan komitmen dalam mata uang yuan senilai 2,1 miliar RMB atau setara US$340 juta.

Dengan begitu, total komitmen yang dibawa pulang dari Tiongkok mencapai US$68,44 miliar. Total komitmen yang dibawa pulang Presiden Jokowi dalam kunjungan kenegaraan ke Jepang dan Tiongkok mencapai US$74,04 miliar.

Tantangan Indonesia
Dalam investment rate kedua negara terdapat perbedaan yang cukup signifikan. Rekam jejak Tiongkok selama ini hanya 1:10 sedangkan Jepang 1:6,5.

Artinya untuk di Tiongkok dari 10 komitmen hanya satu yang terealisasi sementara dari Jepang lebih tinggi yakni dari 10 komitmen sebanyak 6,5  yang terealisasi.

Jika melihat momentum kunjungan Jokowi ke Jepang dan Tiongkok dalam waktu hampir bersamaan, paling tidak ada beberapa hal tantangan yang harus jadi perhatian Indonesia.

Pertama, di tengah hubungan kedua negara Asia Timur tersebut akhir-akhir ini yang sedang memanas terkait konflik di Laut Tiongkok Timur dan lainnya, Indonesia harus memosisikan diri dengan hati-hati di antara kedua negara tersebut agar tidak menambah konflik.

Kedua, menempatkan posisi kedua negara tersebut secara seimbang, tidak ada yang lebih terlihat dominan untuk berinvestasi di Indonesia atau tidak bergantung pada salah satu.

Indonesia harus mengantisipasi jika hal terburuk sewaktu-waktu terjadi pada salah satu negara tersebut agar tidak mendikte Indonesia seperti kasus Australia dan Brasil baru-baru ini.

Ketiga, Indonesia adalah negara yang sangat strategis di wilayah Asia Tenggara (ASEAN) serta sebagai pasar terbesar kedua negara tersebut dengan segala potensi lainnya.

Indonesia harus bisa meningkatkan posisi tawar, terutama dalam meningkatkan keseimbangan neraca perdagangan kedua negara dengan meningkatkan ekspor Indonesia di luar hasil sumber daya alam yang tidak terbarukan untuk meningkatkan ekonomi riil di dalam negeri.

Keempat, komitmen perjanjian kerja sama dengan ke dua negara tersebut juga harus diimbangi dengan komitmen dari pemerintah untuk merealisasikannya.

Dan terakhir, kelima, kerja sama tersebut harus saling setara, saling menguntungkan, dan yang paling penting tanpa mengabaikan kepentingan nasional bangsa ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya