SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak demam. (Freepik)

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten, Anggit Budiarto, mengatakan berdasar hasil analisis dan pendataan di rumah sakit serta fasilitas kesehatan tingkat pertama di Kabupaten Klaten, kebanyakan kasus demam berdarah dengue atau DBD yang berujung meninggal dunia di kabupaten ini karena respons yang kurang tepat.

Berdasar hasil investigas dan analisis oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten, respons yang kurang tepat itu terkait gejala yang muncul tak serta-merta seperti gejala yang biasanya terjadi pada kasus DBD, yakni demam—panas tubuh tinggi—serta muncul bintik-bintik merah di badan.

Promosi Mi Instan Witan Sulaeman

Gejala-gejala yang saat ini muncul pada orang-orang yang terjangkit DBD bisa jadi adalah gejala baru. Gejala yang muncul tidak serta-merta berupa demam, tetapi berupa perut terasa sakit atau diare, mual, dan pusing.

Umumnya warga tidak berpikir bahwa itu adalah gejala DBD, meski tetap ada gejala seperti demam serta bintik-bintik merah. Anggapan demikian menyebaban kondisi pasien telanjur parah ketika diketahui positif DBD.

Dengan temuan gejala itu, otoritas di dinas kesehatan dan pusat kesehatan masyarakat atau puskesmas harus intensif memahamkan kepada masyarakat tentang gejala-gejala baru DBD yang muncul.

Kewaspadaan harus ditingkatkan. Pemeriksaan harus mengarah kepada diagnosis terburuk. Ini demi mencegah kondisi pasien telanjur parah, telanjur berada pada kondisi terburuk, ketika ketahuan positif DBD.

Perlu pula pengetatan tata laksana penanganan ketika pasien terdiagnosis positif DBD. Pada pemeriksaan tes untuk mendeteksi virus dengue pada pasien, ketika ditemukan positif terinfeksi virus dengue sebaiknya langsung dirawat inap. Bisa dirawat inap di puskesmas atau di rumah sakit.

Keluarga pasien jangan berhitung terlalu banyak ketika dokter selesai mendiagnosis dan merekomendasikan pasien harus dirawat inap. Bisa jadi dokter memang belum menemukan gejala positif DBD, tetapi dengan hasil analisis dan pendataan yang memunculkan kesimpulan tentang gejala baru DBD, rekomendasi rawat inap harus ditaati.

Bersamaan dengan sosialisasi dan pemahaman tentang gejala-gejala baru yang mengarah ke DBD dan pengetatan tata laksana penanganan pasien, pemberantasan sarang nyamuk atau PSN harus diintensifkan berbasis kemandirian.

PSN dengan praksis utama membasmi jentik-jentik nyamuk di tempat-tempat yang berpotensi muncul genangan air adalah cara yang paling efektif mencegah DBD berjangkit dan menular.

PSN yang baik, PSN yang efektif, PSN yang berdaya adalah yang dilakukan terus-menerus atau kontinu dan masif. Tentu saja PSN harus disertai penerapan perilaku hidup bersih dan sehat.

Fogging atau pengasapan yang acapkali menjadi permintaan masyarakat sebenarnya bukan jalan terbaik dan termurah mencegah DBD. Fogging akan dilaksanakan dengan syarat-syarat tertentu. Sedangkan PSN bisa dilakukan kapan saja dan tanpa syarat apa pun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya