SOLOPOS.COM - Haryono Wahyudiyanto (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Olahraga  Indonesia baru saja berduka menyusul nirmedali cabang olahraga bulu tangkis dalam Asian Games  Hangzhou. Ini merupakan rekor buruk. Bulu tangkis selalu menghasilkan medali di berbagai ajang multievent termasuk di Asian Games sejak 1962.

Hasil kontingen Indonesia di Asian Games Hangzhou lebih buruk daripada Asian Games 1986 dan 1990. Saat itu, kontingen Indonesia secara beruntun gagal menyumbang medali emas, namun medali perak dan perunggu masih diraih.

Promosi Riwayat Banjir di Semarang Sejak Zaman Belanda

Sedangkan kali ini atlet-atlet Cipayung tidak meraih satu medali perunggu pun karena mereka tersingkir dini di babak perempat final, baik nomor beregu maupun perorangan. Di tengah sejarah kelam tersebut membuncah harapan dari cabang olahraga sepak bola.

Di bawah nakhoda Shin Tae-yong, tim nasional Indonesia digadang-gadang mampu bicara lebih lantang dalam kontestasi kualifikasi Piala Dunia 2026. Perjuangan menuju putaran final Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko tersebut diawali melawan Brunei Darussalam.

Ronde pertama ini digelar dua leg. Pertama di Indonesia pada Kamis (12/10/2023) dan leg kedua dimainkan di Stadion Nasional Sultan Hasanal Bolkiah Brunei lima hari kemudian. Brunei merupakan gerbang bagi tim Garuda menuju Piala Dunia 2026.

Alasan pertama mengapa tim Garuda kali ini bisa terbang lebih tinggi karena jumlah peserta Piala Dunia 2026 ditambah 16 negara, dari 32 menjadi 48. Perinciannya Asia akan diberi kuota dari empat negara menjadi delapan negara, Afrika dari lima negara menjadi embilan negara, dan Zona Concacaf (Amerika Utara) dari tiga  negara menjadi enam negara.

Kemudian Zona Amerika Selatan atau Conmebol dari empat negara menjadi enam negara, Eropa dari 13 negara menjadi 16 negara, dan Oseania yang sudah pasti mendapat kuota satu negara. Dua kuota tersisa akan ditentukan melalui babak play-off.

Tambahan kuota itu harus dilihat sebagai celah untuk menembus pentas dunia, meskipun celah itu hanya membuat gembira negara-negara yang selama ini finis di kualifikasi terakhir yang didominasi oleh negara di Timur Tengah dan Asia Timur.

Indonesia harus melalui jalan panjang jika ingin lolos ke putaran final Piala Dunia 2026.  Tim Garuda harus melalui tahapan dari bawah, dari ronde pertama. Berbeda dengan tetangga Vietnam dan Malaysia yang langsung masuk fase grup di ronde kedua.

Hal ini karena tim nasional Indonesia masuk dalam kategori 20 negara dengan peringkat FIFA paling bawah dibandingkan negara Asia lain. Ketika drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia digelar, Indonesia berada di ranking ke-150 FIFA.

Melawan Brunei menjadi gerbang bagi skuad Garuda untuk melewati total lima ronde menuju ke Piala Dunia 2026. Sesuai dengan hasil drawing, Indonesia akan tergabung dengan Vietnam, Filipina, dan Irak di Grup F jika mampu melewati Brunei.

Jika tidak ada “gempa bumi sepak bola” Indonesia mudah melewati Brunei.  Tim nasional Indonesia dalam kondisi prima dan pada laga terakhir mengalahkan Turkmenistan 2-0 pada FIFA Matchday. Sedangkan performa Brunei sedang menurun dibantai Hong Kong 0-10.

Selain itu, tim nasional Indonesia mempunyai catatan bagus melawan Brunei. Dari 11 kali pertemuan, Indonesia tercatat menang tujuh kali, imbang dua kali, dan kalah dua kali.  Pertemuan terakhir kedua tim terjadi tahun lalu di Piala AFF. Saat itu Indonesia menang 7-0 saat bertanding di Stadion KLFA, Malaysia, pada 26 Desember 2022.

Sedangkan kekalahan terakhir Indonesia dari Brunei terjadi pada 33 tahun silam. Di ajang Pesta Sukan Merdeka, Indonesia kalah dengan skor 0-1. Sementara hasil imbang terakhir Indonesia melawan Brunei terjadi di ajang SEA Games 1985 dengan skor 1-1.

Lolos dari adangan Brunei, Indonesia akan masuk ronde kedua dengan format grup. Ronde kedua ini akan diikuti 36 tim  (26 ranking terbaik dan 10 tim lolos dari ronde pertama) dan dibagi dalam sembilan grup dengan sistem kompetisi penuh.

Di sini Indonesia diuntungkan tidak bertemu tim-tim kuat langgananan Piala Dunia seperti Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Arab Saudi. Irak menempati peringkat ke-70 FIFA. Vietnam merupakan lawan reguler Indonesia di Piala AFF dan terakhir bertemu di semifinal edisi 2022. Filipina yang memiliki ranking lebih tinggi (ke-135) tidak bisa dibilang lebih kuat daripada Indonesia.

Indonesia “hanya” perlu mengatasi Irak dan Vietnam untuk melaju ke ronde ketiga. Melawan Vietnam, Indonesia kali terakhir takluk 0-2 dalam laga dua leg di Piala AFF, Januari 2023. Bermain imbang 0-0 di Jakarta, Indonesia menyerah 0-2 di Hanoi.

Secara head to head, rekor Indonesia dan Vietnam hampir imbang. Dari 27 pertemuan, Indonesia dan Vietnam delapan kali menang, sedangkan 11 sisanya berakhir imbang.

Sementara rekor tidak bagus diraih Indonesia saat bertemu Irak. Dari enam pertemuan dari kualifikasi Piala Asia hingga kualifikasi Olimpiade, Indonesia hanya pernah meraih satu kali menang, dua kali imbang, dan tiga kali kalah.

Pertama dan satu-satunya kemenangan skuad Garuda yakni pada saat melawan Irak di kualifikasi Olimpiade 1968. Saat itu tim nasional Indonesia menang 2-1 atas Irak.

Kemudian dua kali Indonesia dan Irak bermain imbang, yakni pada kualifikasi Olimpiade dengan skor 1-1 dan pada babak kualifikasi Piala Dunia 1973/1974 dengan skor 1-1.

Pada pertemuan terakhir di kualifikasi Piala Asia 2013, tim nasional Indonesia kalah 0-2. Sebelumnya, pada kualifikasi Piala Asia 2013, Garuda kalah tipis 0-1.

Di Grup F, lawan terlemah Indonesia adalah Filipina. Negara itu tidak pernah lolos dari fase grup Piala AFF pada dua edisi terakhir. Meski memiliki ranking FIFA lebih baik daripada Indonesia (ke-132), Filipina mengalami stagnasi. Berbeda dengan Indonesia yang mengalami tren naik dan kini menghuni posisi ke-147.

Kans Indonesia melewati ronde kedua kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia tetap terbuka. Setidaknya Indonesia menempati posisi kedua, sebagai syarat lolos ke ronde ketiga.

Ronde ini diikuti 18 tim (juara dan runner-up grup ronde kedua) dan akan dibagi menjadi tiga grup dengan sistem kompetisi penuh. Dua tim paling atas klasemen akan lolos ke Piala Dunia 2026.

Selanjutnya ronde keempat beranggotakan tim peringkat ke-3 danke- 4 pada ronde ketuga. Mereka akan dibagi menjadi dua grup (masing-masing tiga tim). Laga dimainkan di tempat netral, hanya sekali berhadapan. Juara grup lolos ke Piala Dunia 2026.

Prestasi Shin Tae-yong

Kemudian di ronde kelima, runner-up grup ronde keempat akan saling berhadapan dalam laga dua leg. Tim yang menang lolos ke Piala Dunia 2026, sedangkan tim yang kalah akan bermain di play-off inter-confederation.

Melihat rute tersebut, peluang tim arahan Shin Tae-yong terbang ke Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko teta ada. Kuncinya bermain konsisten bagus dengan dukungan mental pemain yang baik pula.

Catatan bagus Shin Tae-yong bersama skuad Garuda menjadi alasan kedua mengapa Indonesia memiliki harapan berlaga di pentas dunia.

Berdasarkan data dari Transfermarkt, Shin Tae-yong sudah mencatatkan 34 laga bersama tim nasional Indonesia. Pelatih asal Korea Selatan itu mampu membawa Indonesia menang 18 kali, imbang sembilan kali, dan kalah tujuh kali.

Tim nasional Indonesia mampu menjebol gawang lawan sebanyak 72 kali dan kebobolan 41 gol. Meski belum bisa mempersembahkan trofi juara Piala AFF, Shin Tae-yong membuat sepak bola Indonesia bergairah dengan meloloskan tim nasional Indonesia senior ke putaran final Piala Asia di Qatar 2024.

Untuk kali pertama sejak 2007, Indonesia kembali tampil di Piala Asia. Pada event Januari 2024 itu, Indonesia akan menghadapi Jepang, Irak, dan Vietnam di Grup D. Catatan sejarah Shin Tae-yong selanjutnya adalah membawa Indonesia U-20 lolos Piala Asia U-20 2023  Uzbekistan meski kandas di fase grup.

Shin Tae-yong juga membawa Indonesia U-23 lolos putaran final Piala Asia U-23 2024 Qatar. Ini adalah kali pertama Indonesia U-23 lolos putaran final Piala Asia U-23 sejak ajang tersebut digelar pada 2013.

Kejutan-kejutan seperti hal inilah yang diharapkan Indonesia dalam kualifikasi Piala Dunia 2026. Shin Tae-yong adalah pengukir sejarah ketika membawa Korea Selatan membantai Jepang di partai final kejuaraan Asia Timur dengan skor 4-1 yang secara otomatis menjadi juara di Ajinomoto Stadium, Tokyo, Jepang (16/12/2017).

Shin Tae-yong bersama tim nasional Korea Selatan juga pernah memulangkan Jerman di fase grup Piala Dunia 2018 Rusia, padahal saat itu Jerman berstatus juara bertahan.

Shin membawa Korea Selatan sebagai tim Asia pertama yang berhasil mengalahkan juara bertahan Piala Dunia dalam pertandingan resmi. Indonesia memang masih di bawah Jepang, Korea Selatan, atau Australia yang menjadi langganan tampil di Piala Dunia.

Pembinaan jangka panjang dan terprogram membuat negara tersebut pantas berlaga di pentas dunia. Berbeda dengan sepak bola Indonesia yang selalu diwarnai  kontroversi, sarat kepentingan politik, dan pembinaan instan.

Meski demikian, tidak ada salahnya berharap pada momentum kebangkitan sepak bola saat ini.  Sehingga kelak Indonesia tidak lagi hanya bisa bercerita pernah menjadi tim pertama Asia yang tampil di Piala Dunia. Tepatnya saat Piala Dunia 1938 Prancis dengan menggunakan nama Hindia Belanda.

(Versi lebih singkat dari esai ini terbit di Harian Solopos edisi 14 Oktober 2023. Penulis adalah wartawan Solopos Media Group)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya