SOLOPOS.COM - Ahmad Afwan Yazid (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Perkembangan  teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) telah mengubah berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk pendidikan. Di tengah era digitalisasi ini, guru Pendidikan Agama Islam—dan guru agama secara umum—menghadapi tantangan baru yang perlu diatasi dengan bijak.

Pendidikan agama memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan keimanan. Penting bagi guru memahami bagaimana mengintegrasikan teknologi AI dengan pengajaran agama tanpa mengurangi nilai-nilai keagamaan yang melekat pada ajaran tersebut.

Promosi Nusantara Open 2023: Diinisiasi Prabowo, STY Hadir dan Hadiah yang Fantastis

AI memiliki kemampuan menyampaikan informasi secara instan dan memberikan jawaban yang tepat. Guru perlu mengembangkan metode pengajaran yang lebih menarik dan interaktif agar tetap relevan dalam proses pembelajaran.

Guru perlu memanfaatkan teknologi AI sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran, misalnya dengan menggunakan aplikasi dan program komputer yang dirancang khusus untuk pendidikan agama.

Dengan cara ini, guru dapat mengintegrasikan teknologi AI ke dalam kurikulum dan meningkatkan efektivitas pembelajaran agama. Keberadaan teknologi AI memberikan akses instan terhadap informasi dan jawaban yang tepat.

Guru perlu mengembangkan metode pengajaran yang menarik dan interaktif agar tetap relevan dan efektif dalam proses pembelajaran dan menjadikan guru harus bersaing secara sehat dengan teknologi AI teknologi tersebut.

Perkembangan teknologi AI memungkinkan setiap orang mencari informasi tentang agama melalui Internet—dengan berbagai aplikasi. Guru perlu memperbarui pengetahuan mereka secara terus-menerus agar dapat memberikan pemahaman yang akurat kepada siswa.

AI dapat menjadi pengganti figur guru dalam memberikan jawaban atas pertanyaan keagamaan dan moralitas. Guru perlu mengembangkan hubungan yang erat dengan siswa untuk memengaruhi perkembangan spiritual mereka.

Guru perlu mengembangkan metode pengajaran kreatif dan inovatif serta menggunakan teknologi AI untuk membuat pembelajaran agar menjadi lebih menarik dan relevan bagi siswa.

Guru perlu membantu siswa menghadapi dampak negatif perkembangan AI, seperti dehumanisasi hubungan antarmanusia dan homogenisasi pemikiran agama.

Dalam menghadapi tantangan-tantangan ini, guru pendidikan agama perlu terus mengembangkan keterampilan mereka. Guru harus memperdalam pemahaman tentang agama, menguasai teknologi AI yang relevan, dan terus berinovasi dalam metode pengajaran.

Kolaborasi dan pertukaran pengalaman antarguru juga penting agar mereka dapat belajar dari satu sama lain dalam menghadapi tantangan ini. Guru perlu memanfaatkan teknologi AI sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran.

Guru perlu menggunakan aplikasi dan program komputer yang dirancang khusus untuk pendidikan agama. Hal ini akan meningkatkan efektivitas pembelajaran dan mempertahankan minat siswa.

Guru perlu terus memperbarui pengetahuan mereka tentang ajaran agama agar dapat memberikan pemahaman yang akurat kepada siswa. Mereka dapat mengikuti pelatihan, seminar, atau kursus untuk mengembangkan pemahaman mereka tentang AI dan aplikasinya dalam pendidikan agama.

Guru perlu mengembangkan hubungan yang erat dengan siswa mereka dan menghidupkan nilai-nilai keagamaan melalui interaksi personal dan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan melakukan ini, guru dapat membantu siswa menghadapi pengaruh AI terhadap spiritualitas mereka dan membangun kepedulian terhadap sesama.

Guru perlu mengembangkan metode pengajaran yang adaptif, menggunakan media dan teknologi AI seperti animasi, video pendek, atau presentasi multimedia. Hal ini akan membuat pembelajaran Agama Islam lebih menarik, interaktif, dan relevan bagi siswa.

Guru juga perlu mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan, empati, dan toleransi kepada siswa agar mereka tetap memiliki sikap yang manusiawi dan peduli terhadap sesama.

Guru harus memberikan pemahaman yang komprehensif tentang beragam perspektif dan pendekatan dalam agama serta mengajarkan siswa untuk menghargai perbedaan pendapat dalam rangka membangun toleransi dan dialog yang konstruktif.

Untuk menjadikan guru agama—lebih khusus lagi guru Pendidikan Agama Islam—bisa dan mampu mengikuti perkembangan zaman, perlu adanya beberapa hal yang dapat dilakukan.

Pertama, membentuk komunitas pembelajaran bagi guru agama untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan terkait pemanfaatan teknologi AI dalam pengajaran agama.

Kedua, mengembangkan kurikulum yang memadukan teknologi AI dengan nilai-nilai agama, sehingga siswa dapat memahami bagaimana teknologi dapat digunakan secara bijak dalam konteks keagamaan.

Ketiga, melibatkan orang tua dan masyarakat dalam proses pembelajaran agama untuk memastikan bahwa nilai-nilai keagamaan tetap ditekankan dan diterapkan di luar lingkungan sekolah.

Perkembangan teknologi AI membawa tantangan dan peluang bagi guru pendidikan agama. Dengan mengintegrasikan teknologi AI secara bijak dalam pengajaran agama, guru dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran dan tetap relevan pada era digitalisasi ini.



Penting bagi guru terus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka serta membangun hubungan personal yang kuat dengan siswa.

Dengan demikian, guru pendidikan agama dapat menghadapi tantangan ini dengan percaya diri dan memberikan pendidikan agama yang berkualitas, relevan, dan membangun karakter siswa yang kuat secara spiritual.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 2 Agustus 2023. Penulis adalah guru Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di SD Muhammadiyah 4 Kota Malang, Jawa Timur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya