SOLOPOS.COM - Labud Nahnu Najib (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Rabu  22 November 2023 menjadi hari yang penuh makna pada 111 tahun usia Muhammadiyah. Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menjadi lokasi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Amin), menyampaikan gagasan dalam dialog terbuka Muhammadiyah.

Acara ini  dihadiri oleh puluhan ribu orang dalam kesatuan semangat kebersamaan menyelamatkan semesta melalui literasi dan edukasi politik bagi warga Muhammadiyah secara khusus dan untuk publik secara umum.

Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota

Sepasang calon presiden-calon wakil presiden mempresentasikan visi dan misi tentang pemerataan pembangunan di Indonesia dan tentang semangat memajukan bangsa. Anies dan Cak Imin menyampaikan program-program strategis dan komitmen membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah dan merata di hadapan para audiens yang hadir secara offline maupun onlime.

Beberapa panelis andal Muhammadiyah yang seluruhnya bergelar profesor, laki-laki dan  perempuan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan pernyataan-pernyataan yang sangat dialogis, terutama yang berkaitan dengan isu pendidikan yang dihadirkan oleh Rektor UMS Sofyan Anif.

Ini menjadi panggung bagi Anies Baswedan dan Muhamin Iskandar untuk menjelaskan pandangan dan solusi mereka. Ketimpangan pendidikan antara institusi negeri dan swasta menjadi sorotan utama. Keduanya berjanji mengatasi permasalahan ini jika diberikan amanah sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia.

Menjelang berakhirnya acara, terdapat momentum yang paling mengharukan, yaitu  penyerahan kado spesial oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir kepada Anies dan Cak Imin. Suvenir berupa piagam sebagai tanda anggota kehormatan Muhammadiyah diberikan sebagai bentuk kepercayaan dan penghargaan kepada mereka.

Piagam anggota kehormatan tersebut menjadi lambang penghargaan dan kehormatan yang diwujudkan dalam seremoni dialog terbuka di Edutorium UMS pada hari itu. Anies Baswedan menerima piagam tersebut sebagai simbol hubungan yang semakin erat antara Muhammadiyah dan pasangan Amin.

Cak Imin yang berasal dari Nahdlatul Ulama (NU) dihormati dengan piagam serupa, menandakan bahwa dalam kebersamaan perbedaan adalah kekayaan. Dalam kehangatan acara tersebut, Abdul Mu’ti, sebagai moderator, memberikan catatan menarik.

Meski Cak Imin berasal dari NU, penghargaan dari Muhammadiyah adalah langkah yang selaras dengan semangat persatuan di tengah perbedaan. Walaupun jelas dari NU, tapi boleh mendapatkan penghargaan dari Muhammadiyah, khususnya anggota kehormatan Muhammadiyah.

Muhammadiyah adalah organisasi modern. Salah satu ciri organisasi modern yang cukup familier di Muhammadiyah ialah ketertiban, kepatuhan, serta penghormatan tinggi terhadap anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) organisasi yang mengikat seluruh anggota Muhammadiyah, mulai dari anggota biasa, anggota luar biasa, sampai anggota kehormatan.

Pasal 8 AD/ART Muhammadiyah menyatakan bahwa anggota kehormatan adalah perorangan beragama Islam yang berjasa terhadap Muhammadiyah dan/atau karena kewibawaan dan keahliannya bersedia membantu Muhammadiyah.

Pasal 4 AD/ART Muhammadiyah menegaskan bahwa anggota kehormatan adalah seseorang beragama Islam, berjasa terhadap Muhammadiyah, dan/atau karena kewibawaan dan keahliannya diperlukan atau bersedia membantu Muhammadiyah

Dalam konteks ini, penyerahan piagam sebagai tanda anggota kehormatan kepada Anies dan Cak Imin dapat dimaknai sebagai pengakuan atas jasa dan kontribusi mereka terhadap Muhammadiyah.

Hal ini sesuai dengan prinsip kehormatan yang diatur dalam AD/ART, bahwa anggota kehormatan diakui atas jasanya dan diundang untuk bersama-sama memajukan Muhammadiyah.

Dengan penyerahan piagam, Muhammadiyah secara simbolis memberikan penghargaan kepada Anies dan Cak Imin sebagai bentuk kehormatan dan kepercayaan atas peran mereka dalam mendukung dan membantu Muhammadiyah.

Tentu sebagai bagian anggota organisasi semodern Muhammadiyah, melekatlah hak dan kewajiban pada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Amin setelah penyerahan dan penerimaan piagam anggota kehormatan tersebut.

Anggota, termasuk anggota luar biasa dan anggota kehormatan, memiliki hak menyatakan pendapat sesuai dengan Pasal 6 AD/ART Muhammadiyah. Dalam konteks dialog terbuka, penyerahan piagam kehormatan tidak hanya sebagai simbol, tetapi juga sebagai pengakuan terhadap hak mereka untuk menyatakan pendapat, yang dalam hal ini tercermin melalui partisipasi aktif dalam dialog terbuka.

Kewajiban anggota, baik anggota biasa, luar biasa, maupun kehormatan, dijelaskan dalam Pasal 7 AD/ART Muhammadiyah. Anggota biasa, luar biasa, maupun kehormatan  diwajibkan taat menjalankan ajaran Islam, menjaga nama baik dan setia kepada Muhammadiyah, berpegang teguh pada kepribadian, keyakinan, dan cita-cita hidup Muhammadiyah, serta menaati peraturan dan keputusan organisasi.

Dengan penyerahan piagam, Muhammadiyah memperkuat kewajiban moral dan komitmen kedua tokoh tersebut terhadap Muhammadiyah. Dengan demikian, fenomena ini tidak hanya dapat dianalisis sebagai sebuah dialog terbuka, tetapi juga sebagai implementasi prinsip-prinsip keanggotaan dalam AD/ART Muhammadiyah.

Penyerahan piagam kehormatan menjadi simbol keserasian antara Muhammadiyah dan kedua tokoh tersebut yang memiliki peran signifikan dalam mewujudkan visi dan misi Muhammadiyah pada masa mendatang.

Dialog terbuka yang telah dan akan dijadwalkan merupakan bentuk ikhtiar politik kebangsaan ala Muhammadiyah. Peran  aktif Muhammadiyah dalam memberikan saran dan masukan kepada tiga pasamham calon presiden dan calon wakil presiden untuk Pemilu 2024.

Ini sekaligus menjadi pilar konstruktif dalam proses politik nasional. Bertambahnya anggota kehormatan Muhammadiyah menjadi langkah positif yang menyimbolkan bahwa Pemilu 2024 tidak sekadar kontestasi politik, melainkan juga menjadi sarana integrasi bangsa.

Muhammadiyah, dengan kearifannya, terus mengedepankan nilai-nilai dialog dan musyawarah sebagai landasan utama dalam membahas serta merumuskan arah perjalanan bangsa Indonesia ke depan.

Dialog terbuka tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden bukan hanya sebagai ekspresi apresiasi kehormatan, tetapi juga sebagai investasi dalam pembentukan pemimpin-pemimpin yang mampu mengarahkan Indonesia menuju masa depan yang lebih baik dan berkemajuan.



(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 24 November 2024. Penulis adalah anggota Bidang Hikmah dan Kebijakan Publik PWPM Jawa Timur periode 2023-2027)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya