SOLOPOS.COM - Dr. H. Mukh Nursikin, S.Ag., M.Si, Dosen Pascasarjana UIN Salatiga (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Cinta Tanah Air merupakan sikap perasaan yang harus dimiliki dan menjadi bagian bagi setiap individu untuk negara dan bangsanya.

Sikap cinta Tanah Air yang dimiliki oleh setiap individu dapat tercermin dari perilaku untuk membela dan melindungi Tanah Air-nya, rela berkorban demi kepentingan bangsa negara, mencintai adat istiadat, suku, budaya, serta lingkungannya.

Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL

Cinta Tanah Air adalah cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan terhadap bangsa negara. Tanah air merupakan salah satu istilah yang digunakan oleh bangsa Indonesia untuk menyebut seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari darat dan lautan.

Penggunaan istilah yang satu ini didasarkan pada konsep wawasan nusantara yang terbentuk dari kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Hal ini menjadikan cintah tanah air merupakan perasaan yang tulus dan suci kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Jadi, sudah sepatutnyalah setiap warga Indonesia menerapkan sikap cinta tanah air dalam kehidupan sehari-hari.
Indonesia telah Merdeka yang ke-78, kemerdekaan adalah hak segala individu, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara bahkan peradaban manusia. Penjajahan di dunia harus di hapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan, perikeadilan dan nilai-nilai kemuliaan manusia.

Kemerdekaan Indonesia adalah rahmat dan nikmat Allah Swt atas perjuangan dan pengorbanan harta, darah dan nyawa para pejuang-pejuang dan seluruh rakyat Indonesia.

Karunia Besar

Kemerdekaan Indonesia sebagai nikmat dari Allah Swt harus disyukuri dengan menyadari secara mendalam bahwa kemerdekaan ini adalah karunia yang sangat mulia dari Allah Swt, yang merupakan titipan (amanah) untuk dimanfaatkan dan digunakan guna meraih kembali kedaulatan negara, kehormatan, keadilan, kesejahteraan dan kemuliaan sebagai manusia dan hamba Allah SWT.

Kemerdekaan merupakan salah satu karunia besar dari Allah subhaanahu wa ta’aala kepada hamba-Nya. Kemerdekaan merupakan nikmat utama sesudah ni’mat keimanan. Sebagaimana nikmat-nikmat lainnya. Allah subhaanahu wa ta’aala memerintahkan kita untuk mensyukurinya. Sebab mensyukuri nikmat akan menghasilkan pelipatgandaan terhadap nikmat-Nya.

Sedangkan kufur nikmat akan menyebabkan nikmat itu berubah menjadi sumber bencana bahkan azab dari Allah SWT. Tugas utama sebagai rakyat Indonesia khususnya umat Islam yang mayoritas di negeri tercinta ini adalah bagaimana menjaga, mempertahankan dan memperjuangkan kemerdekaan, kedaulatan dan kehormatan bangsa untuk berdiri setara bahkan terdepan dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Begitupula bagaimana memanfaatkan semaksimal mungkin semua potensi yang dimiliki untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan berperadaban. Kemerdekaan yang hakiki juga bermakna memberi kebebasan dan kelapangan hati, pikiran, dan perbuatan manusia  untuk menyampaikan pendapat dan berkreasi dalam amal perbuatan  secara terbuka tanpa ada rasa khawatir, takut dan tertekan.

Bangsa yang merdeka adalah bangsa yang mampu memerdekaan rakyat dan bangsanya dari ketergantungan ekonomi dan politik dari bangsa-bangsa lain serta mampu membangun kemandirian ekonomi dalam mengelola sumber ekonomi negaranya untuk menggapai kehidupan yang mandiri, adil dan sejahtera serta bermartabat.

Begitu pula masyarakat mudah untuk memperoleh akses penghidupan yang layak, pekerjaan, informasi, pendidikan,  kesehatan, perlindungan, lapangan usaha dan jaminan sosial serta bebas menjalankan syariat agama masing-masing.

Kemerdekaan yang telah diraih dengan pengorbanan pikiran, tenaga,  harta, air mata dan nyawa pejuang-pejuang  bangsa terdahulu kita dapat menjaga, mempertahankan, memperjuangkan, dan  mengisi kemerdekaan dengan memaksimalkan seluruh potensi alam, sumber daya manusia, dan nilai-nilai juang bangsa Indonesia.

Olehnya itu diharapkan dengan mencintai kemerdekaan sesungguhnya bagaimana kita bangkit, semangat, dan kebersamaan sebagai bangsa yang besar untuk bangkit melawan belenggu  ketertinggalan mencapai kehidupan bangsa  yang mandiri, adil dan makmur yang diridhai oleh Allah SWT yaitu terwujudnya Negara dan bangsa yang baldatun tayyibatun warabbun ghafuur. Wallahu‘alam.

Artikel ini ditulis oleh Dr. H. Mukh Nursikin, S.Ag., M.Si; Dosen Pascasarjana UIN Salatiga

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya