SOLOPOS.COM - Mariyana Ricky P.D. (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Warga  Indonesia dinyatakan sebagai warga yang gemar menonton video blogging atau kerap disebut vlog, urutan kedua di dunia setelah Filipina. Warga Indonesia menjadi warga yang paling lama menghabiskan waktu menggunakan telepon seluler (ponsel) dalam satu hari.

Banyak orang menyukai vlog karena suasana, lokasi, hingga gambaran kehidupan yang disajikan oleh pembuat video. Filipina menjadi negara yang pengguna Internetnya paling banyak menonton vlog di dunia setiap pekan. Itu data pada kuartal III/2022.

Promosi Primata, Permata Indonesia yang Terancam Hilang

Berdasarkan laporan We Are Social via dataIndonesia.id, pengguna Internet yang sering menonton vlog di negara tersebut sebesar 55,6%. Indonesia menempati posisi kedua dengan 33,3% pengguna Internet di dalam negeri menonton vlog setiap pekan.

Setelah itu Taiwan dan Brasil dengan pengguna Internet yang menonton vlog masing-masing sebesar 33,2% dan 33%. Persentase penonton vlog di Uni Emirat Arab tercatat 31,9%. Kemudian terdapat 30,8% pengguna Internet di Nigeria yang mengakses vlog setiap pekan.

Pengguna Internet di India yang menonton vlog setiap pekan sebesar 30,6%. Sebanyak 28,7% pengguna internet di Kenya menonton vlog setiap pekan. Penobatan Indonesia sebagai negara nomor satu yang penduduknya paling banyak menghabiskan waktu di ponsel dalam sehari dihitung pada tahun lalu.

Pada 2022 itu rata-rata orang Indonesia bermain dengan ponsel selama 5,7 jam sehari. Data tersebut berdasarkan riset State of Mobile 2023 yang mengambil subjek data dari responden yang menggunakan ponsel Android. Orang Indonesia menempati posisi pertama dengan rata-rata 5,7 jam sehari menggunakan ponsel.

Angka tersebut membuat Indonesia menempati posisi tertinggi dibanding 17 negara lainnya. Negara lain, seperti Brasil 5,3 jam, Arab Saudi 5,3 jam, Singapura 5,3 jam, Korea Selatan lima jam, dan Meksiko 4,9 jam. Pada 2021, orang Indonesia menghabiskan waktu menggunakan ponsel 5,4 jam per hari.

Ini membuktikan pemakaian ponsel meningkat 0,3 jam menjadi 5,7 jam per hari pada 2022. Menurut data, orang Indonesia bermain ponsel cenderung menikmati konten hiburan di layanan atau aplikasi video pendek. Tidak diperinci platform video apa yang mereka lihat, apakah TikTok, Instagram Reels, YouTube Shorts, atau lainnya.

Menurut warga Indonesia, berdasarkan survei yang dilakukan Jakpat pada 2022, Youtube dianggap sebagai media sosial paling informatif pada 2022. Hal itu sebagaimana disampaikan oleh 30% responden dalam survei Jakpat. Sebanyak 22% responden menganggap Instagram sebagai media sosial yang paling informatif.

Cita-cita

Responden yang menilai Facebook dan TikTok sebagai media sosial informatif sama-sama sebesar 16%. Ada pula 13% responden yang menganggap Twitter sebagai media sosial paling informatif. Responden yang menganggap media sosial lainnya lebih informatif sebesar 2%.

Urusan media sosial yang menghibur, 37% responden memilih TikTok. Persentasenya tak jauh berbeda dengan Youtube yang dipilih oleh 36% responden. Sebanyak 13% responden menganggap Instagram sebagai media sosial yang menghibur.

Sebanyak 9% responden menjadikan Facebook sebagai media sosial yang menghibur. Responden yang menganggap Twitter sebagai media sosial hiburan sebesar 3%. Sebanyak 1% responden menilai media sosial lainnya lebih menghibur.

Menilik data tersebut, pantas apabila Indonesia menjadi surga bagi para pemburu monetisasi video Youtube. Lewat vlog yang diunggah secara periodik, ribuan mata siap menyantapnya cuma-cuma. Dari situ mengalirlah uang yang nilainya tak sedikit.

Teman saya, seorang youtuber yang memiliki pengikut hanya sekitar seribuan, berhasil memonetisasi videonya dan mendapatkan uang Rp1,5 hingga Rp2 juta per bulan. Bayangkan apabila pengikutnya puluhan ribu atau jutaan seperti RANS Entertainment atau Ria Ricis.

Satu video saja bisa ditonton jutaan orang. Tak terbayangkan berapa rupiah yang mengalir dari situ. Belum lagi sisipan iklan di antara vlog yang tentu saja memiliki nilai kontrak fantastis. Julukan selebritas kini tak hanya bagi mereka yang tampil di televisi, tapi juga yang sering tampil di layar ponsel.

Bisa jadi yang tampil di televisi memiliki pendapatan jauh lebih sedikit dibandingkan youtuber. Itulah yang saat ini mengubah cita-cita anak-anak zaman sekarang. Mereka tak ingin jadi dokter, perawat, atau profesi lain yang dahulu jamak jadi keinginan bocah.

Mereka kini lebih memilih jadi youtuber, tiktokers, atau selebgram. Alasannya tentu saja pendapatan yang jauh lebih besar dan terlihat menyenangkan. Saya pernah ingin punya akun youtube lalu hendak saya monetisasi.

Rupanya enggak gampang. Saya harus rajin bikin video, mengedit, mengunggah, dan tentu saja di batas minimal tertentu baru bisa dimonetisasi. Saya tak sanggup. Saya tak setelaten itu dan menjadi youtuber ternyata tak semudah kelihatannya.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 11 Februari 2023. Penulis adalah jurnalis Solopos Media Group)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya