SOLOPOS.COM - Sya'ban Maghfur, M.Pd.I, Dosen Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, UIN Salatiga, Mahasiswa Doktoral Pendidikan Bimbingan dan Konseling Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.(Istimewa)

Bimbingan dan konseling dimulai pada abad ke-19 dan berkembang di Amerika dengan disiplin ilmu yang berbeda-beda. Pada tahun 1908, Frank Parson mendirikan Vocational Bureau yang menjadi awal mula berkembangnya gerakan bimbingan anak muda yang belum berpengalaman bekerja.

Pada tahun 1913, didirikan National Vocational Guidance Association (NVGA) dan pemerintah mulai memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling dalam membantu veteran perang. Pada tahun 1920-an, program bimbingan mulai bermunculan di lembaga pendidikan tingkat SMP dan SMA, kemudian layanan bimbingan dan konseling mulai diselenggarakan di tingkat SD pada akhir 1920-an hingga awal dekade 1930-an. Bimbingan dan konseling pada awalnya adalah bimbingan bagi individu yang hendak bekerja atau berkarier.

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

Kemudian, merambah pada lembaga pendidikan atau Education Guidance, bimbingan tersebut menunjukkan segi Personal Guidance atau Kepribadian. Seiring dengan perkembangan zaman, bimbingan dan konseling semakin berkembang dan diterapkan di berbagai bidang, termasuk di dunia industri. Saat ini, bimbingan dan konseling menjadi salah satu layanan penting dalam membantu individu mencapai tujuan atau cita-cita yang diinginkan.

Revolusi industri 5.0 adalah model produksi yang menekankan interaksi dan kolaborasi antara manusia dan mesin. Fokusnya dari revolusi industri 5.0 adalah bagaimana teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan peran manusia, dan mengoptimalkan kemampuan mereka dalam lingkungan industri.

Era industri 5.0 menuntut kecakapan hidup abad 21 yang meliputi kemampuan teknologi, kreativitas, kritis, kolaborasi, dan komunikasi. Oleh karena itu, peran profesi bimbingan dan konseling dalam masyarakat era 5.0 sangatlah diperlukan dengan senantiasa melakukan inovasi layanan bimbingan dan konseling di era industri 5.0. Hal ini sangat penting untuk disiapkan, agar dapat membantu individu mengembangkan kecakapan hidup abad 21 dan menghadapi perubahan di dunia kerja yang semakin dinamis.

Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah dengan: Pertama, pemanfaatan teknologi. Teknologi dapat dimanfaatkan untuk memudahkan proses bimbingan dan konseling. Contohnya, konseling online yang memungkinkan konselor dan konseli untuk berinteraksi tanpa harus bertemu secara fisik.

Kedua, pengembangan soft skills dan kecakapan hidup abad 21 seperti kemampuan berteknologi, kreativitas, kritis, kolaborasi, dan komunikasi menjadi sangat penting di era industri 5.0 yang menuntut manusia untuk cakap dan tanggap akan sesuatu. Ketiga, pengembangan karier.

Kesehatan Mental

Di era industri 5.0, dunia kerja menjadi sangat beragam dan dinamis untuk itu bimbingan dan konseling dapat membantu individu untuk mengembangkan karier mereka dan menyesuaikan diri dengan perubahan di dunia kerja. Keempat, Pengembangan kesehatan mental. Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Kesehatan mental menggambarkan kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial seseorang.

Cara seseorang berpikir, merasa, dan bertindak sangat dipengaruhi oleh kesehatan mentalnya. Saat kesehatan mental terjaga, seseorang akan lebih mudah dalam menangani stres, berhubungan dengan orang lain, dan membuat pilihan dalam kehidupannya termasuk dunia kerja. Dalam hal ini, Bimbingan dan konseling dapat membantu individu untuk mengatasi masalah kesehatan mental dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

Dalam rangka meningkatkan efektivitas bimbingan dan konseling di era industri 5.0 dengan ada beberapa cara yang dapat diterapkan antara lain dengan konseling online. Teknologi memungkinkan konselor dan konseli untuk berinteraksi secara online tanpa harus bertemu secara fisik. Hal ini memudahkan individu untuk mendapatkan bimbingan dan konseling tanpa harus keluar rumah.

Kemudian pemanfaatan media digital seperti video, audio, dan gambar dapat dimanfaatkan untuk memberikan informasi dan bimbingan kepada individu. Contohnya, video tutorial atau podcast yang membahas topik-topik terkait bimbingan dan konseling. Cara berikutnya dengan pemanfaatan kecerdasan buatan yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan bimbingan dan konseling yang lebih personal dan efektif. Contohnya, chatbot yang dapat memberikan bimbingan dan konseling secara otomatis.

Selanjutnya agar efektivitas bimbingan dan konseling lebih meningkat yaitu dengan pemanfaatan big data yang dapat dimanfaatkan untuk menganalisis data dan memberikan bimbingan dan konseling yang lebih akurat dan efektif. Contohnya, analisis data untuk menentukan minat dan bakat individu. Serta dengan cara pemanfaatan media sosial. Media sosial dapat dimanfaatkan untuk memberikan informasi dan bimbingan kepada individu. Contohnya, grup diskusi di media sosial yang membahas topik-topik terkait bimbingan dan konseling.

Dengan adanya inovasi yang dilakukan pada layanan bimbingan dan konseling dalam penggunaan teknologi di era industri 5.0 memudahkan akses bagi masyarakat untuk mendapatkan layanan bimbingan dan konseling tanpa harus melakukan konseling secara fisik. Pemanfaatan kecerdasan buatan dan big data dapat memberikan bimbingan dan konseling yang lebih personal dan efektif. Meningkatkan efisiensi, dapat menghemat waktu dan biaya.

Artikel ini ditulis oleh Sya’ban Maghfur, M.Pd.I, Dosen Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, UIN Salatiga, Mahasiswa Doktoral Pendidikan Bimbingan dan Konseling Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya