SOLOPOS.COM - Pertunjukan menampilkan empat penari yang tergabung dalam Tari Sufi Rumah Cinta Soloraya dalam rangkaian perayaan sekaten 2023. (Solopos/Joseph Howi Widodo)

Ada yang berbeda dalam agenda tahunan sekaten yang digelar untuk merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW atau maulid nabi tahun ini di Alun-alun Utara Keraton Solo.

Berbeda dengan penyelenggaraan sekaten tahun-tahun sebelumnya, sekaten tahun ini juga menampilkan tari sufi dan fragmen ketoprak. Pentas seni pertunjukan itu tidak digelar di alun-alun, melainkan di halaman Masjid Agung Solo pada Kamis (21/9/2023) malam.

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

Ini menjadi kali pertama halaman Masjid Agung Solo menjadi panggung seni pertunjukan yang serangkai dengan sekaten. Meski acara yang ditampilkan berupa seni pertunjukan, acara itu syarat muatan dan ajakan pada kebaikan berbasis nilai-nilai dan ajaran agama Islam.

Pergelaran tari sufi dan fragmen ketoprak di halaman Masjid Agung Solo  itu menjadi bagian dari acara tahunan pasar malam sekaten yang berlokasi di Alun-alun Utara Keraton Solo.

Sekaten, Keraton Solo, dan Masjid Agung Solo menjadi tiga simpul aktivitas ekonomi sekaligus sarana dakwah keagamaan yang telah berlangsung sejak lama. Acara kesenian ini menjadi inovasi yang layak mendapatkan apresiasi.

Penampilan tari sufi dan fragmen ketoprak itu layak diposisikan sebagai inovasi sehingga acara tahunan itu tidak terkesan monoton dan hanya rutinitas. Rutinitas melestarikan sekaten sebagai ruang ekonomi yang berfondasikan semangat dan nilai-nilai seni dan dakwah Islam.

Inovasi ini penting supaya sekaten yang menjadi agenda tahunan di Keraton Solo bisa menjadi daya tarik bagi pengunjung, terutama generasi baru. Selain menyediakan hiburan, maksud penyelenggaraan sekaten adalah agar para pengunjung juga termotivasi mempelajari tentang ajaran-ajaran keislaman.

Memadukan ajaran Islam dan kesenian Jawa menjadi proses akulturasi kebudayaan yang tepat. Tari sufi yang diciptakan seorang sufi asal Persia, Jalaludin Rumi, membawa pesan untuk selalu mencintai Tuhan dan Nabi Muhammad SAW.

Sedangkan ketoprak adalah salah satu identitas kesenian Jawa. Penyelenggaraan sekaten yang diikuti sederet inovasi tentu akan menjadi daya tarik baru bagi pengunjung sehingga pengunjung tidak bosan dengan penampilan yang ”itu-itu saja”.

Inovasi dalam pergelaran sekaten tentu menjadi salah satu ikhtiar supaya lebih menarik dan diminati. Pertimbangannya tentu berkaitan dengan ekonomi, sosial, dan budaya.

Asal mula sekaten, hakikat sekaten, adalah sarana dakwah keagamaan Islam sekaligus pemberdayaan ekonomi masyarakat. Untuk itulah, supaya sekaten terus relevan dengan kondisi terkini perlu diberdayakan, diaktualkan, dan dilestarikan dengan kemasan yang lebih baru.

Untuk membuat inovasi agar entitas sekaten menjadi relevan, Keraton Solo, Pemerintah Kota Solo, Takmir Masjid Agung Solo, dan pemangku kepentingan lain di sekaten perlu melibatkan pemikiran-pemikiran serta ide-ide segar dari berbagai pihak.

Keterlibatan dan sumbangsih pemikiran dari pemangku kepentingan ekonomi, sosial, dan budaya penting agar menghasilkan inovasi penyelenggaraan sekaten yang tidak meninggalkan jati diri dan selaras dengan perkembangan zaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya