SOLOPOS.COM - Rohmah Ermawati (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Jalan  yang memadai menuju destinasi wisata adalah salah satu unsur penting untuk menarik minat wisatawan. Kalau jalan rusak, para pelancong tentu akan berpikir ulang sebelum mengunjungi tempat tersebut.

Bisa jadi bukan melepas penat sembari piknik, tapi malah bertambah lelah kalau nekat berwisata melintasi jalan yang berlubang di sana-sini. Ironisnya, tak semua jalur menuju objek wisata semulus jalan tol yang berbayar.

Promosi Kisah Pangeran Samudra di Balik Tipu-Tipu Ritual Seks Gunung Kemukus

Salah satunya jalan menuju kawasan wisata Candi Cetho di Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, yang saat ini dalam kondisi rusak. Video tentang jalan rusak itu beredar di media sosial. Dalam video itu tampak sekelompok orang menambal jalan berlubang menggunakan tanah dan bebatuan.

Ada pula yang menanam pohon pisang sebagai penanda kerusakan jalan. Mengetahui ada video tentang kerusakan jalan menuju Candi Cetho itu membawa ingatan saya ke masa lalu. Beberapa tahun silam, saya pernah dua kali atau tiga kali mengendarai sepeda motor dari Kota Solo menuju Candi Cetho di lereng Gunung Lawu.

Kondisi jalan yang sangat curam, sempit, dan berkelok tajam menjadi tantangan tersendiri. Ngeri-ngeri sedap pokoknya, apalagi bila kondisi kendaraan tidak prima. Waktu itu seingat saya, kondisi jalan tersebut cukup baik.

Bisa dibayangkan ketika kondisi jalan saat ini berlubang-lubang. Jelas akan bertambah sulit perjalanan menuju Candi Cetho dan bisa jadi mengundang bahaya. Hal itu cukup memprihatinkan mengingat Candi Cetho adalah destinasi wisata yang sangat eksotis dan kaya sejarah, ditambah pemandangan alam yang menakjubkan.

Pesona Candi Cetho dan kesejukan udara di kawasan berketinggian 1.496 meter di atas permukaan laut itu sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja. Deg-degan dengan kondisi jalan wisata yang sempit dan esktrem juga pernah saya rasakan saat berkunjung ke Pantai Klayar di Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur, beberapa tahun silam.

Kala itu, jalan menuju pantai ngehits tersebut masih dalam tahap pelebaran sehingga pengendara semua jenis kendaraan harus ekstra hati-hati saat melintasi. Di beberapa lokasi, mobil aneka jenis harus antre dengan kendaraan dari arah berlawanan karena jalan sempit dan curam. Saat ini, kondisi jalan itu lebih lebar.

Ketersediaan jalan yang memadai termasuk dalam konsep 3A yang penting diterapkan dalam pengembangan destinasi wisata sesuai prinsip pengelolaan pariwisata. Konsep 3A itu meliputi atraksi, aksesibilitas, dan amenitas.

Atraksi adalah yang bisa dilihat dan dilakukan oleh wisatawan di destinasi tersebut, bisa berupa keindahan alam, budaya masyarakat setempat, peninggalan bangunan bersejarah, serta atraksi buatan seperti sarana permainan dan hiburan.

Aksesibilitas adalah sarana dan infrastruktur untuk menuju destinasi wisata, seperti jalan raya, ketersediaan sarana transportasi, dan rambu-rambu penunjuk jalan. Akses jalan menuju kawasan wisata harus dalam kondisi baik untuk membangun citra baik di mata wisatawan.

Amenitas adalah fasilitas di luar akomodasi, seperti rumah makan, restoran, toko cendera mata, dan fasilitas umum seperti sarana ibadah, kesehatan, taman, dan lain-lain. Tanpa memperhatikan konsep 3A tersebut, sektor pariwisata akan sulit berkembang.

Memberikan rasa nyaman, aman, dan selamat bagi wisatawan menjadi nilai lebih bagi pengelola destinasi wisata. Tentu untuk mewujudkan itu membutuhkan kerja sama yang baik antara pengelola tempat wisata dengan pemerintah serta masyarakat setempat.

Jika itu menyangkut jalan beraspal atau jalan berkonstruksi cor beton, tentu bukan perkara sederhana karena dana yang dibutuhkan pasti tak sedikit. Idealnya jika ada jalan rusak atau berlubang cepat dibenahi pihak berwenang.

Kalau dibiarkan akan menjadi semakin parah, apalagi ketika masuk musim penghujan, kerusakan jalan bisa semakin tak terkendali. Yang rugi siapa lagi kalau bukan masyarakat yang menggunakan jalan tersebut untuk berbagai keperluan. Kondisi jalan rusak juga rawan memicu kecelakaan lalu lintas.

Sayangnya, di Indonesia, masalah kewenangan perbaikan jalan sering kali membuat lambat penanganan. Dalam satu wilayah kabupaten atau kota, tanggung jawab perawatan dan perbaikan jalan bersifat terpisah-pisah.

Bisa jadi masuk kewajiban pemerintah kabupaten/kota, pemerintah provinsi, atau pemerintah pusat. Seperti halnya kerusakan jalan menuju kawasan wisata Candi Cetho yang merupakan wewenang Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk menanganinya.

Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Karanganyar telah mengajukan permintaan bantuan anggaran pengaspalan dan pelabaran jalan utama ke kawasan Candi Cetho tersebut kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Semoga usulan tersebut dapat diterima dan segera ada penanganan terhadap kerusakan jalan ke objek wisata tersebut sehingga wisatawan tak lagi mengurungkan niat jika pengin healing ke Candi Cetho.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 9 Desember 2023. Penulis adalah wartawan Solopos Media Group)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya