SOLOPOS.COM - Ivan Indra Kesuma (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Beberapa hari lagi kita akan meninggalkan tahun 2023 dan menyambut tahun 2024. Tahun baru selalu disambut dengan harapan baru, keinginan baru, target baru, dan semangat baru. Ya, lazimnya hal itu dilakukan oleh orang-orang yang ingin perubahan menuju masa depan yang lebih baik.

Iringan doa menyertai agar semua harapan, keinginan, target, dan semangat itu bisa terwujud. Tapi, perubahan menuju hal yang lebih baik pada masa depan itu tidak cukup hanya dengan berharap, memasang target, maupun berdoa.

Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra

Ada hal penting lainnya yang tidak boleh ditinggalkan untuk mewujudkan itu semua, yaitu komitmen dan konsistensi. Biasanya komitmen dan konsistensi ini yang paling sulit dijalankan. Sering individu, kelompok, maupun kelembagaan seperti perusahaan hingga pemerintah memasang target tertentu pada tahun depan.

Dalam pelaksanaannya belum sepenuhnya memegang komitmen dan konsistensi. Memang tak bisa dimungkiri ada faktor lain yang terkadang mengintervensi dan akhirnya tetap berdampak pada pencapaian target. Dalam konteks lebih luas, komitmen dan konsistensi menjadi hal yang sangat krusial, apalagi dalam menjalankan roda pemerintahan.

Pemerintahan melibatkan eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Tiap lima tahun bangsa kita memilih presiden dan wakil presiden serta anggota legislatif secara langsung melalui pemilihan umum atau pemiu. Setiap lima tahun pula banyak janji yang dilontarkan para kontestan pemilu. Entah seberapa banyak dari semua janji itu yang dipenuhi.

Dinamika politik yang terjadi selama ini seharusnya membuat kita makin matang dan dewasa dalam bersikap. Soal kenyataan, masing-masing orang punya penilaian yang berbeda-beda, meski banyak pula yang serupa bahkan sama.

Yang pasti ada hal sama yang menjadi tujuan kita, yaitu ingin hidup makmur, damai, dan sejahtera. Bagaimana cara mencapai tujuan bersama itu? Mungkin tidak akan ada yang berani menjamin, kecuali semua seiring sejalan.

Faktanya, pemilu di Indonesia selalu diwarnai konflik, pertentangan, perseteruan antarkubu. Parahnya, hal itu merembet ke dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat ikut-ikutan membuat kubu, terjadi gap, saling intimidasi, saling menyalahkan, dan merasa paling benar.

Ya, memang namanya politik pasti ada kepentingan, tapi seharusnya kepentingan itu menuju tujuan yang sama, yaitu membuat seluruh masyarakat hidup makmur, damai, dan sejahtera. Bukan masyarakat dalam konteks kelompoknya saja, tapi seluruhnya.

Mengingatkan saja bahwa Komisi Pemilihan Umum atau KPU telah menetapkan tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden sebagai peserta Pemilu 2024, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dengan nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Moh. Mahfud Md. dengan nomor urut 3.

Pemilu 2024 diikuti 18 partai politik nasional yakni Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Gerakan Indonesia Raya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Golongan Karya, Partai Nasional Demokrat, Partai Buruh, Partai Gelombang Rakyat Indonesia, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Kebangkitan Nusantara, Partai Hati Nurani Rakyat, Partai Garuda, Partai Amanat Nasional, Partai Bulan Bintang.

Kemudian, Partai Demokrat, Partai Solidaritas Indonesia, Partai Persatuan Indonesia, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Ummat. Selain itu, enam partai politik lokal di Aceh, yakni Partai Nanggroe Aceh, Partai Generasi Atjeh Beusaboh Tha’at dan Taqwa, Partai Darul Aceh, Partai Aceh, Partai Adil Sejahtera Aceh, dan Partai Soliditas Independen Rakyat Aceh.

Begitu banyak partai politik yang menjadi kontestan Pemilu 2024. Logikanya berarti makin banyak opsi atau cara untuk mewujudkan masyarakat yang makmur, damai, dan sejahtera.

Pertanyaannya, apakah masing-masing partai politik, calon presiden dan calon wakil presiden, hingga calon anggota legislatif itu semua mampu memegang komitmen dan konsisten mewujudkan tujuan negara ini?

Pembukaan UUD 1945 memuat cita-cita atau tujuan negara kita, yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Tidak salah kiranya apabila masyarakat selalu meminta para politikus, calon anggota legislatif, calon presiden dan calon wakil presiden yang kelak terpilih untuk berkomitmen dan konsisten mewujudkan tujuan negara Indonesia. Jangan salahkan pula apabila kelak masyarakat selalu menagih janji yang belum ditepati.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 19 Desember 2023. Penulis adalah wartawan Solopos Media Group)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya