SOLOPOS.COM - Ichsan Nuansa (solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Bagaimana bila masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) telah berakhir? Kegiatan pokok dalam perjalanan seorang peserta didik yang baru memasuki sebuah institusi pendidikan pada tahun ajaran baru tentu hanya berjalan dalam kurun waktu paling lama sepekan.

Selama masa tersebut, peserta didik secara bertahap diperkenalkan dengan lingkungan fisik sekolah, norma, kode etik, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap satuan pendidikan. Tujuannya menyemaikan akselerasi pengenalan konsep-konsep dasar tentang lingkungan dan turut terlibat/terhubung dalam kegiatan yang mendorong pemahaman dan keberlanjutan lingkungan.

Promosi 204,8 Juta Suara Diperebutkan, Jawa adalah Kunci

Peserta didik telah mengenal, beradaptasi, dan mengintegrasikan diri mereka dengan baik ke dalam lingkungan belajar yang baru. Hal yang telah diperoleh peserta didik dari pengalaman MPLS yakni pengenalan fisik sekolah, orientasi aturan dan kebijakan, serta pembekalan akademik.

Peserta didik akan diminta mengoptimalkan bekal yang mereka peroleh dalam masa MPLS pada hari-hari berikutnya. Pengenalan lingkungan sekolah memiliki dampak jangka panjang yang signifikan dalam membentuk individu yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Melalui kesadaran lingkungan, pembelajaran praktis, pendidikan berkelanjutan, dan tanggung jawab sosial, setiap individu peserta didik dapat menjadi agen perubahan yang peduli dan bertindak untuk melindungi lingkungan.

Oleh karena itu, penting bagi sekolah dan pendidik untuk memprioritaskan pengenalan lingkungan yang efektif dalam kurikulum dan kegiatan sehari-hari untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan.

Penerapan tindak lanjut dari MPLS yakni pembelajaran berkelanjutan. Konsep tersebut dapat dimulai dengan melaksanakan proses kegiatan berbasis lingkungan. Peserta didik diberi pengalaman/kesempatan memahami praktik ramah lingkungan.

Pemahaman dan praktik itu meliputi penjelasan mengenai pentingnya menjaga keanekaragaman hayati, penghematan energi, pengelolaan air, daur ulang, dan lain sebagainya.

Pengembangan kesadaran tentang tanggung jawab sebagai warga sekolah memiliki nilai partisipasi aktif seperti kegiatan menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan sekolah. Integrasi lingkungan dalam kurikulum menjadi termin kedua melanjutkan serapan seusai kegiatan MPLS.

Penerapan isu-isu lingkungan dengan menarik pemikiran kritis dan kreativitas peserta didik agar mereka dapat menyimpulkan bahwa permasalahan lingkungan tidak akan pernah habis dan tidak terbatas.

Peserta didik memiliki pemahaman dan perhatian penting pada isu lingkungan sekitar. Setelah penerapan yang berpengaruh pada dimensi lingkungan sekitar, keberlanjutan yang sebaiknya dilakukan adalah menjalankan keberlangsungan sikap adaptif.

Keberlangsungan sikap adaptif untuk peserta didik dimulai dalam integrasi sosial, pengendalian kecemasan, dan keterampilan sosial. Integrasi sosial peserta didik yakni mengembangkan hubungan sosial yang telah diperoleh dari kegiatan MPLS.

Pengelola sekolah dapat menautkan kegiatan berkelanjutan yang melibatkan mereka dengan sesama peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan. Rasa diterima dan terhubung dengan lingkungan sekolah akan mengalami perluasan.

Aktivitas komtemplasi seperti penerapan kegiatan literasi dalam pembiasaan memilih tema yang disukai sebelum dimulainya pelajaran resmi dapat menimbukan pengurangan kecemasan/ ketidakpastian.

Kebiasaan membaca dapat memicu ketenangan dan penyerapan bertahap dalam hal berpikir dan melatih konsentrasi diri. Selain itu, pembangunan keterampilan sosial pada kegiatan perkenalan dan pembentukan kepengurusan kelas atau kegiatan lain, begitu pula pada pemantauan pelaksanaannya, turut membantu peserta didik mengembangkan keterampilan sosial, seperti komunikasi, kerja sama, dan kepemimpinan.

Demikian dampak panjang MPLS bagi peserta didik. Harapannya peserta didik mampu meningkatkan kemandirian secara konstruktif dan bertanggung jawab. Tumbuhnya kemandirian tersebut mampu mengatasi tantangan di lingkungan belajar mereka setelah MPLS usai.

Dengan perjalanan yang berintegrasikan oleh keberlanjutan ini peserta didik dapat meneruskan keberlangsungan lingkungan yang turut berdampak pada peningkatan keterampilan mandiri, sosial, dan siap untuk menghadapi tantangan akademik di sekolah.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 26 Juli 2023. Penulis adalah guru Bahasa Indonesia di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dan penerima anugerah Guru Berkemajuan 2022)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya