SOLOPOS.COM - Ahmad Mufid Aryono (Istimewa/Solopos)

Solopos.com, SOLO – Pada  Sabtu (16/9/2023) tempat pembuangan akhir sampah (TPA) Putri Cempo di wilayah Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Solo terbakar.

Gunungan sampah di blok B terbakar. Kebakaran ini diduga akibat suhu tinggi pada musim kemarau saat ini. Pada masa fenomena El Nino tahun ini memang ada sebagian wilayah yang mengalami musibah kebakaran karena suhu tinggi.

Promosi Enjoy the Game, Garuda! Australia Bisa Dilewati

Banyak juga kebakaran akibat ulah manusia, kesalahan atau kecerobohan manusia. Dugaan terkuat penyebab kebakaran di TPA Putri Cempo adalah suhu tinggi di tumpukan sampah yang memicu percikan api dan menyebabkan kebakaran.

Gas metana yang tertimbun di gunungan sampah diduga menjadi pemicu percikan api penyebab kebakaran tumpukan sampah di blok B. Sekitar dua hektare tumpukan sampah terbakar akibat fenomena alam itu.

Ada beberapa perkiraan lain ihwal kebakaran itu, antara lain,  akibat ada sampah yang mudah meledak, bekas korek api yang dibuang, maupun barang-barang yang tertimbun sampah dan kemudian terkena suhu panas sehingga menimbulkan percikan api.

Hampir setiap tahun belakangan ini tumpukan sampah di TPA Putri Cempo terbakar pada musim kemarau yang kering. Langkah Pemerintah Kota Solo membuat blok gunungan sampah menjadi salah satu solusi agar sampah yang terbakar tidak menyebar dan kebakaran tidak meluas.

Komisi III DPRD Kota Solo mengusulkan penyediaan hidran di area TPS Putri Cempo. Usulan ini perlu diapresiasi, meski harus melalui perencanaan yang panjang. Memasang instalasi hidran di TPA yang sudah overload sejak 2020 itu jelas tidak mudah.

Pembuatan instalasi hidran itu harus melalui kajian mendalam, terutama tentang sumber air maupun aspek yang lain. Langkah antisipasi lain adalah dengan program yang digulirkan pemerintah Kecamatan Banjarsari pada awal 2022 lalu.

Program itu diberi nama Papi Sarimah, yaitu pilah dan pilih sampah dari rumah. Warga di 15 kelurahan di wilayah Kecamatan Banjarsari diminta memilah sampah organik maupun nonorganik di rumah sebelum sampah dibuang hingga di TPA Putri Cempo.

Program itu perlu diapresiasi dan dilanjutkan hingga ke seluruh wilayah Kota Solo. Program itu membantu penanganan sampah sejak dari rumah warga. Pemilahan sampah bisa mengurangi permasalahan seperti kebakaran yang terjadi di TPA Putri Cempo saat ini.

Pemilahan sampah sejak di rumah itu juga mengedukasi masyarakat ihwal pentingnya pemilahan sampah yang muaranya bisa memberikan manfaat lain dari sampah itu.

Banyak keuntungan dari sampah yang dipilah, baik secara ekonomi maupun lingkungan. Barang bekas yang dihasilkan dari pemilahan sampah  jamak memiliki nilai jual tinggi dan bisa memberikan keuntungan bagi warga.

Sampah organik memberikan manfaat seperti budi daya maggot yang bisa menghasilkan pupuk kompos dan maggot itu sendiri yang juga bernilai ekonomi.

Musibah terbakarnya gunungan sampah di TPA Putri Cempo juga menjadi kendala tersendiri untuk pengoperasian pembangkit listrik tenaga sampah (PLT sampah) di TPA Putri Cempo.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka berharap PLT sampah di TPA Putri Cempo bisa dioperasikan pada Oktober 2023. Saat ini PLT sampah di TPA Putri Cempo masiih menunggu sertifikat laik operasi (SLO).

Terbakarnya gunungan sampah di TPA Putri Cempo bisa menjadi kendala pasokan sampah untuk bahan baku PLT sampah. Kebakaran gunungan sampah itu harus segera ditangani secara komprehensif dan tuntas sehingga tidak terjadi  kebakaran lagi pada kemudian hari.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 22 September 2023. Penulis adalah jurnalis Solopos Media Group)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya