SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO – Kekerasan  seksual yang terjadi di sekolahan adalah masalah serius yang perlu diatasi selekasnya. Kenyataannya penegakan hukum atas kasus ini masih sangat lemah dan kurang tegas.

Hal ini tidak hanya menjadi ancaman bagi korban, melainkan juga mengirimkan sebuah pesan bahwa perilaku buruk tersebut jamak dimaklumi atau malah terima sebagai kewajaran.

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

Mengingat banyaknya kasus kekerasan seksual di kalangan anak, remaja, dan pelajar dalam beberapa tahun terakhir, kebijakan baru dan tindakan tegas perlu dijalankan bersama-sama.

Sepanjang 2021, misalnya, menurut catatan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, sebanyak 8.730 anak menjadi korban kekerasan seksual (naik 25% daripada tahun sebelumnya).

Catatannya adalah itu adalah kasus yang dilaporkan atau setidaknya diberitakan dan diketahui publik. Kasus-kasus yang tidak dilaporkan dipastikan jauh lebih banyak. Kita hidup dalam masyarakat yang majemuk dengan keragaman budaya di Indonesia.

Itu merupakan kenyataan yang tak terelakkan, namun tidak peduli dari mana asal kita, tindak kekerasan seksual adalah hal yang tidak bisa diterima dan harus diberantas dengan tegas.

Pergeseran nilai dan etika masyarakat merupakan salah satu penyebab terjadinya kasus-kasus kekerasan seksual di sekolahan. Ketika hukuman yang diberikan tidak cukup tegas akan gagal menumbuhan efek jera. Pelaku akan mengulangi lagi perbutannya.

Penanganan kasus-kasus kekerasan seksual di sekolahan harus menjadi fokus utama bagi kepolisian. Tidak hanya harus diselidiki secara serius, namun pelaku harus dihukum dengan tegas melalui proses persidangan yang transparan dan adil.

Kekerasan seksual di sekolahan menyebabkan trauma yang dalam bagi korban dan keluarganya. Oleh karena itu, respons yang cepat dan tegas dari aparat penegak hukum sangat penting untuk menjadi pencegah bagi kasus serupa pada masa depan.

Pendidikan dan sosialisasi tentang hak asasi manusia dan batas-batas privasi sangat diperlukan sejak usia dini. Dengan begitu, diharapkan generasi muda akan menghargai satu sama lain dan membentuk masyarakat yang lebih aman bagi mereka.

Para pelajar yang menjadi korban kekerasan seksual di sekolahan harus segera melaporkan tindakan tersebut kepada pihak berwenang. Penting bagi mereka untuk memahami bahwa mereka tidak sendirian dan bahwa penegak hukum siap membantu.

Pembicaraan terbuka dan jujur tentang isu ini merupakan cara efektif untuk memperbaiki situasi. Berbagai informasi dan pengalaman dapat memberikan inspirasi bagi siapa saja yang mengalami situasi yang serupa untuk melangkah maju dan melaporkan yang terjadi pada mereka.

Abaikan Citra Sekolah   

Saat ini semakin banyak kasus kekerasan seksual terjadi di lingkungan sekolahan. Masalah ini semakin memprihatinkan karena kebanyakan pengelola sekolah tidak berani mengungkapnya dengan alasan untuk menjaga citra sekolah.

Saya merasa sangat prihatin dengan kondisi ini. Sekolahan seharusnya menjadi lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak-anak. Jika kasus kekerasan seksual yang terjadi di dalamnya ditutup-tutupi demi menjaga citra sekolah, hal ini sangat memalukan.

Sekolahan seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak-anak. Jika keamanan dan kenyamanan anak-anak terancam, prestasi mereka juga akan tenggelam.

Saya mendukung langkah-langkah mengungkap kasus kekerasan seksual di sekolah. Kasus demikian tidak boleh ditutupi oleh siapa pun, termasuk oleh pengelola sekolah.

Keberanian mengungkap kasus kekerasan seksual di sekolahan harus datang dari warga dan pengelola sekolah. Mereka harus berani mengambil langkah-langkah yang tegas untuk menjaga keamanan dan kenyamanan anak-anak.

Tindakan menutupi kasus kekerasan seksual demi menjaga citra sekolah adalah tindakan yang sangat tercela. Pengelola sekolah harus lebih memprioritaskan keamanan dan kenyamanan anak-anak daripada citra sekolah.

Jangan sampai pengelola sekolah menutupi kasus kekerasan seksual hanya demi menjaga citra sekolah. Ini akan merugikan anak-anak dan membuat orang tua kecewa terhadap manajerial  sekolah.

Kita harus sadar bahwa mengungkap kasus kekerasan seksual di sekolahan bukanlah tindakan yang merugikan sekolah. Hal ini justru membuat sekolah lebih dihormati karena mengambil tindakan yang benar dan bertanggung jawab.

Sekolahan harus menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak-anak, bukan tempat yang menakutkan bagi anak-anak, apalagi anak-anak korban kekerasan seksual. Sekolahan adalah rumah kedua tempat anak dan remaja tumbuh dan berkembang.

Segenap warga sekolah harus menjadi aktor utama dalam pemberantasan kekerasan seksual. Memberantas kekerasan seksual di sekolahan bisa menjadi penebusan dosa besar dunia pendidikan kita hari ini untuk generasi mendatang.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 12 April 2023. Penulis adalah guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMPIT Daarul Hidayah, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya