SOLOPOS.COM - Ahmad Mufid Aryono (Istimewa/Solopos)

Solopos.com, SOLO – Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka pada tahun akhir masa jabatan ini telah merilis 24 proyek infrastruktur yang sedang dan akan dikerjakan pada 2024 kini.

Di antara proyek infrastruktur tersebut adalah pembangunan dan pemugaran sejumlah sekolah dan pasar pada 2024 ini. Program ini menjadi langkah besar setelah 11 proyek pada awal Gibran menjabat sebagai Wali Kota Solo hampir selesai pada pertengahan 2024 ini.

Promosi Ayo Mudik, Saatnya Uang Mengalir sampai Jauh

Hanya beberapa proyek yang kini menyisakan tahap penyelesaian, seperti underpass Joglo dan rel layang Joglo serta Taman Balekambang yang tak kunjung dibuka, meski sudah digunakan untuk sejumlah event berskala lokal hingga nasional.

Terlepas dari semua infrastruktur yang telah terbangun atau dalam masa pembangunan, Kota Solo memang berkembang menjadi luar biasa, setidaknyaa dalam aspek wajah kota atau penampilan luarnya.

Pembangunan masif itu juga dibarengi makin banyak wisatawan yang datang berkunjung ke Kota Solo. Ini memberikan efek positif yang cukup besar terhadap perekonomian masyarakat Kota Solo, terutama para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM.

Mereka menjadi bagian sektor yang menikmati imbas positif dari pembangunan infrastruktur yang masif di Kota Solo. Meski demikian, saat ini perlu dipikirkan bagaimana strategi merawat semua fasilitas umum yang telah dibangun itu.

Perlu kepedulian luar biasa dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk warga Kota Solo, untuk merawat semua fasilitas umum itu agar bisa difungsikan dengan baik dan berguna dalam waktu panjang hingga kemudian hari.

Salah satu contoh kecil yang perlu diperhatikan adalah keberadaan selter atau halte bus Batik Solo Trans atau BST di depan Masjid Raya Sheikh Zayed di Kota Solo. Saat sering melintas di ruas jalan tersebut, saya selalu melihat banyak pengendara sepeda motor atau mobil yang berhenti tepat di depan selter/halte BST itu.

Fungsi selter/halte itu untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Konstruksi bus BST memang tinggi dan perlu tambahan media untuk menaikkan atau menurunkan penumpang, salah satunya selter atau halte.

Kenyataannya, seperti di depan Masjid Raya Sheikh Zayed itu, banyak kendaraan yang berhenti di depan selter atau halte. Itu membuat penumpang BST kesulitan saat hendak turun atau naik di selter atau halte tersebut.

Bus BST yang hendak merapat ke selter atau halte terhalang kendaraan yang berhenti di depan selter atau halte itu. Konstruksi bus BST yang tinggi menyebabkan penumpang kesulitan naik atau turun ketika bus BST tak bisa merapat ke selter atau halte.

Sejumlah kendaraan yang diparkir di sekitar halte atau selter itu juga membuat bus BST kesulitan bermanuver untuk mendekat dan kemudian merapat dengan selter atau halte. Di sekitar halte atau selter seharusnya bersih dari kendaraan atau aktivitas manusia.

Ini berakibat penumpang BST yang harus mengalah. Mereka diturunkan di dekat halte melalui pintu depan. Penumpang yang akan naik juga melalui pintu depan yang memang lebih rendah. Ini cerminan mayoritas warga tak memahami eksistensi dan fungsi fasilitas umum selter dan halte bus BST.

Persoalan lain adalah kemunculan vandalisme di sejumlah fasilitas publik di Kota Solo. Rel layang Joglo yang sepenuhnya belum jadi menjadi sasaran vandalisme.  Ada beberapa lokasi di sepanjang rel layang Joglo yang menjadi sasaran vandalisme.

Kesadaran memiliki atau handarbeni atas fasilitas umum di Kota Solo sangatlah kurang. Perlu pemahaman dari semua elemen masyarakat tentang eksistensi fasilitas umum sehingga mereka berperan aktif menjaga dan merawat fasilitas umum itu sehingga awet.

Taman Balekambang yang telah dipugar di semua bagian, meski belum dibuka untuk umum, juga butuh dukungan rasa handarbeni di semua kalangan masyarakat, terutama warga Kota Solo.

Jangan sampai fasilitas-fasilitas yang telah dibangun atau direnovasi itu menjadi mangkrak atau tidak terawat sama sekali. Pemerintah Kota Solo jangan hanya berkonsentrasi menaikkan pendapatan asli daerah dari semua fasilitas umum yang telah selesai dibangun atau dipugar.

Pemerintah Kota Solo juga harus merumuskan kebijakan dan strategi untuk membangun kesadaran bersama seluruh warga tentang pentingnya menjaga dan merawat semua fasilitas umum yang menjadikan wajah Kota Solo makin modern.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 20 Juni 2024. Penulis adalah Manajer Konten Solopos Media Group)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya