SOLOPOS.COM - Ponco Suseno (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Klithih meresahkan dan membuat tak nyaman warga saat berada di jalanan. Pelaku klithih sering melukai orang lain dengan membabi buta. Orang yang tidak tahu apa-apa tiba-tiba diserang para pelaku klithih dengan senjata tajam saat melintas di jalan.

Memang seperti itulah yang dicari pelaku klithih. Mereka memperoleh kepuasan diri saat bisa melukai orang lain. Pemikiran seperti itu sangatlah tak beradab. Para pelaku klithih itu biasanya masih remaja, bahkan ada yang masih di bawah umur yang sedang sibuk mencari jati diri.

Promosi Keturunan atau Lokal, Mereka Pembela Garuda di Dada

Makna klithih telah mengalami perubahan. Klithih—bahasa Jawa—pada mulanya bermakna mencari angin di luar rumah tanpa tujuan spesifik, jalan-jalan ke luar rumah sekadar mengisi waktu kosong. Kini maknanya berubah menjadi ke luar rumah mencari sasaran untuk dilukai.

Caranya dengan melukai siapa saja yang ditemui saat berpapasan di jalan. Pengecut. Itulah sebenarnya mental para pelaku klithih. Di tengah mencari identitas diri dan agar dianggap berani, para pelaku nekat menyerang orang dengan senjata tajam.

Setelah tahu sasaran—yang tak dikenal dan tak ada urusan sama sekali—terluka, para pelaku akan berjingkrak dan girang sembari meninggalkan korban kejahatan jalanan itu yang sudah tak berdaya. Saat ini fenomena klithih juga dirasakan warga di Soloraya.

Di berbagai daerah di Soloraya ditemukan kasus klithih. Di Kabupaten Karanganyar, kasus klithih terjadi di simpang empat Gerdu, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar pada Sabtu (21/10/2023) dini hari.

Saat itu empat orang anak muda menggunakan sepeda motor menuju ke wilayah Tawangmangu. Sesampai di simpang empat Gerdu, mereka berpapasan dengan kawanan yang diduga pelaku klithih (berjumlah 10 orang).

Tiga orang mengalami luka bacok di punggung dan tangan. Mereka segera dilarikan ke RSUD Karanganyar. Pada waktu sebelumnya, aksi klithih terjadi di wilayah Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Minggu (21/5/2023).

Waktu itu, korban ditendang, dipukul, dan kaki dibacok. Aksi klithih juga pernah terjadi diKabupaten Sragen, tepatnya di pertigaan sebelah selatan SMAN 1 Sragen, yakni pertigaan dekat rel kereta api antara Kampung Banjarsari Nglorog dengan Kampung Sidorejo, Sragen Wetan, Sragen pada Sabtu (12/8/2023) dini hari.

Waktu itu empat pemuda warga Kabupaten Sragen diserang sekelompok orang tak dikenal menggunakan senjat tajam. Seorang pemuda terkena sabetan senjata tajam di punggung.

Pembacokan di jalanan juga terjadi di jalan raya Solo-Jogja, tepatnya di depan Taman Makam Pahlawan Ratna Bantala, Desa Sumberejo, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten pada Minggu (22/10/2023) sekitar pukul 02.00 WIB.

Peristiwa itu mengakibatkan korban mengalami luka di kepala dan telinga sisi kiri. Tim Reserse Mobil Polres Klaten menangkap dua pelaku pada Senin (23/10/2023) pagi. Aksi atau isu klithih juga ditemukan di daerah lainnya di Soloraya.

Dari deretan contoh di atas membuktikan pelaku klithih sebenarnya tidak berani-berani amat. Para pelaku yang mempersenjatai diri dengan senjata tajam menyerang orang yang sebenarnya tak siap memberikan perlawanan. Aksi klithih dilakukan secara keroyokan.

Cara itu justru yang gampang diikuti anak-anak muda atau para remaja era sekarang. Seperti hukum alam, pengaruh buruk dari lingkungan akan lebih gampang diterima daripada pengaruh baik. Hal yang harus dilakukan secara terus-menerus adalah menanamkan pemahaman kepada mereka bahwa cara mencari jati diri dengan aksi klithih itu salah besar.

Peran keluarga dan lingkungan sangat penting agar setiap remaja tak terkontaminasi dengan aksi klithih. Klithih jelas bukan jalan kesatria. Kalau mau belajar sejarah, para kesatria itu selalu mengayomi dan melindungi yang lemah.

Menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas harus memiliki jiwa kesatria. Jika memiliki keunggulan di bidang fisik, gunakan keunggulan itu untuk sesuatu yang bermanfaat. Orang hebat itu bukan yang bisa mengalahkan orang lain, tapi bisa bermanfaat bagi orang lain.

Bagi remaja yang suka adu jotos, silakan salurkan hobi itu ke olahraga. Banyak cabang olahraga yang bisa menampung hobi tersebut, seperti tinju, aneka jenus bela diri (martial art), dan lainnya. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Klaten pernah menggelar Gladiator Championship 2023 di Terminal Tipe A Ir. Soekarno Klaten pada September 2023.

Cara seperti itu kiranya perlu diperluas oleh pemangku kebijakan di berbagai daerah guna menjadi bagian mencegah kenakalan remaja di jalanan. Cara lain mencegah aksi klithih adalah mengoptimalkan kamera closed circuit television (CCTV) di jalanan.

Pihak yang berperan di sini bisa pemerintah kabupaten/pemerintah kita melalui instansi yang berwenang atau aparat kepolisian di setiap daerah. Dengan adanya kamera CCTV setidaknya memudahkan aparat keamanan melacak pelaku klithih.

Hukum harus ditegakkan dalam menangani kasus klithih. Hal itu untuk memberikan efek jera bagi para pelaku. Hindari pula aksi main hakin sendiri saat menangkap pelaku klithih meski itu sulit dilakukan.

Bagi para remaja yang ingin menjadi klithih—dalam pelaku tindak kejahatan di jalanan itu, segera hentikan niat jahat itu daripada harus berurusan dengan hukum. Tiap remaja masih memiliki jalan yang begitu panjang.

Tak perlu merusak masa depan dengan cara-cara konyol, seperti melakukan aksi klithih. Enggak perlu pula menunjukkan gaya sok berani kepada teman-teman dengan melukai orang lain. Kalau memang berani, salurkan hobi pada tempatnya.

Yen wani aja wedi-wedi, yen wedi aja wani-wani. Enggak perlu memprovokasi teman untuk berbuat melanggar hukum. Berani berbuat, berani bertanggung jawab. Itulah jiwa yang dimiliki para kesatria. Jadi sangat jelas, klithih bukan jalan para kesatria.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 12 Desember 2023. Penulis adalah wartawan Solopos Media Group)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya