SOLOPOS.COM - Imam Yuda Saputra (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Unggahan di media sosial tentang sebuah destinasi wisata di Kota Jogja menuai berbagai macam komentar dari warganet. Banyak yang memberikan respons bagus tentang destinasi wisata itu dan tak sabar ingin berkunjung ke Jogja.

Di sisi lain, ada yang memberikan komentar bernada khawatir. Mereka ingin berwisata di Jogja, tapi merasa waswas menyusul banyak kabar tentang maraknya aksi klithih di jalanan Kota Jogja.

Promosi Keturunan atau Lokal, Mereka Pembela Garuda di Dada

Klithih saat ini memang identik dengan Kota Jogja. Klithih jamak diartikan untuk menggambarkan fenomena kejahatan jalanan di Kota Jogja.

Sebenarnya klithih adalah istilah yang berasal dari bahasa Jawa untuk menggambarkan aktivitas keluar rumah dan berkeliling tanpa tujuan atau sekadar mengisi waktu luang.

Belakangan ini istilah klithih menjadi menyeramkan. Klithih kerap diartikan sebagai singkatan atau akronim dari kliling golek getih atau berkeliling mencari darah. Istilah klithih yang terdengar unik ini kerap memancing perhatian, terutama bagi masyarakat di luar Kota Jogja.

Akibatnya, klithih jamak diidentikan dengan Kota Jogja. Aksi klithih memang cukup marak di Kota Jogja. Berdasarkan data Kepolisian Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (Polda DIY), selama tiga tahun terakhir terjadi lebih dari 100 kasus kejahatan jalanan atau klithih.

Pada 2020 terjadi 46 kasus dengan 82 pelaku. Pada 2021 terjadi 50 kasus dengan 37 pelaku. Pada 2022 terjadi sekitar 17 kasus dengan jumlah pelaku mencapai 45 orang.

Dari ratusan aksi kejahatan jalanan itu timbul banyak korban jiwa. Mayoritas korban meninggal berasal dari kalangan pelajar. Kondisi ini memperburuk citra Kota Jogja. Citra Kota Jogja yang selama ini dikenal sebagai daerah wisata yang aman, nyaman, serta berbudaya menjadi tercoreng.

Banyak wisatawan yang menjadi waswas kala ingin berkunjung ke Jogja. Para orang tua yang ingin mengirimkan anak mereka ke Jogja untuk menuntut ilmu juga khawatir. Mereka tidak mau anak-anak menjadi korban klithih.

Jika melihat fenomena kejahatan di Indonesia, kejahatan jalanan seperti klithih sebenarnya tidak hanya terjadi di Kota Jogja. Di kota kecil seperti Salatiga, Jawa Tengah, aksi kejahatan jalanan mirip klithih juga kerap terjadi.

Salah satu contoh adalah aksi kejahatan yang dilakukan sekelompok pemuda di Jalan Lingkar Selatan (JLS) Kota Salatiga pada awal Juli 2023. Saat itu sekelompok pemuda menganiaya orang-orang yang ditemui di jalanan.

Akibat aksi para pemuda itu, lima orang mengalami luka-luka. Beberapa di antara mereka harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka akibat senjata tajam.

Kejahatan serupa juga kerap terjadi di kota-kota lain seperti Jakarta, Bandung, hingga Semarang. Pemicunya adalah hal-hal sepele, seperti saling pandang atau saling pelotot di jalan yang berujung tindakan anarkistis dan penganiayaan.

Tidak fair rasanya jika Kota Jogja disebut-sebut sebagai kota klithih, bahkan hingga membuat citra Kota Jogja sebagai kota wisata, kota pelajar, maupun kota budaya tercoreng.

Memang tidak bisa dimungkiri klithih masih saja terjadi di Kota Jogja, tapi aksi klithih ini juga terjadi di daerah lain yang mungkin memiliki istilah lain untuk menyebut, seperti kejahatan jalanan.

Apa pun istilahnya, kejahatan jalanan atau klithih memang membuat kita waswas. Baik itu yang terjadi di Kota Jogja maupun di daerah lain. Terlebih jika aksi klithih itu melibatkan para remaja yang masih duduk di bangku sekolah.

Peran masyarakat, terutama orang tua, sangat dibutuhkan untuk mengatasi persoalan klithih maupun kejahatan jalanan secara umum yang melibatkan remaja. Orang tua harus selalu peduli dan memantau ketat kegiatan anak-anak mereka.

Pergaulan anak di lingkungan sekitar maupun di luar sekolah, terutama saat anak kerap keluyuran malam hari, harus diketahui orang tua. Orang tua harus tegas mengatur jam malam anak-anak.

Jangan sampai karena sering keluyuran pada malam hari anak menjadi korban atau pelaku klithih atau kejahatan jalanan.  Dengan kata lain, entah itu di Kota Jogja, Kota Semarang, Kota Salatiga, atau kota lain, klithih atau kejahatan berpotensi terjadi. Tugas kita bersama mencegah, salah satunya dengan lebih peduli kepada kegiatan anak-anak kita.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 11 Agustus 2023. Penulis adalah jurnalis Solopos Media Group)am

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya