SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Dewasa ini isu polusi udara menjadi hangat diperbincangkan. Sebagian besar orang mengira kondisi tersebut adalah kabut tebal, namun justru sebaliknya adalah polusi udara yang sudah lama menyelimuti langit Ibu Kota.

Setelah ditelusur lebih jauh, sektor transportasi yang didominasi kendaraan berbahan bakar fosil menjadi penyumbang terbesar emisi global sebesar 50%.
Sisanya akan terbagi menjadi beberapa faktor di antaranya musim kemarau panjang selama tiga bulan terakhir dan aktivitas industri terutama pada sektor yang menggunakan batu bara dalam proses produksinya.

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

Dikutip dari dataindonesia.id (18/8/2023), Kota Jakarta menempati peringkat ke-7 kota dengan tingkat polusi tertinggi di Indonesia dengan indeks kualitas udara (Air Quality Index/AQI) mencapai 157 dan diikuti oleh kota Semarang dengan nilai AQI 147.

Semakin tinggi AQI menunjukkan semakin tinggi pula tingkat polusi udara pada daerah tersebut.

Target untuk menurunkan emisi global atau biasa disebut dengan Net Zero Emission (NZE) telah menjadi target pemerintah dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu langkah yang diambil pemerintah yaitu dengan mendukung pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik.

Penggunaan kendaraan listrik kini mulai disosialisasikan kepada masyarakat. Pemerintah tidak hanya mendukung adopsi kendaraan listrik oleh pribadi namun juga kendaraan listrik sebagai transportasi umum.

Dukungan tersebut terlihat dari program bantuan pemerintah atau subsidi untuk setiap pembelian kendaraan listrik.

Berbicara mengenai subsidi pembelian kendaraan listrik, pemerintah telah mengalokasikan kuota 50.000 unit pada 2023 dan 150.000 unit pada 2024 untuk kendaraan yang akan dikonversi menjadi kendaraan listrik.

Selain bertujuan untuk mengurangi tingkat emisi dan polusi udara, dengan penggunaan kendaraan listrik maka akan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.

PT Ekolektrik Konversi Mandiri merupakan salah satu bengkel konversi yang melayani modifikasi kendaraan konvensional dengan mesin bakar (Internal Combustion Engine) menjadi kendaraan listrik bertenaga baterai.

Baterai yang digunakan salah satunya merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh grup riset di Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.

Ini merupakan kolaborasi yang menarik antara riset dan komersialisasi teknologi pada lingkup yang lebih luas.

Booth Universitas Sebelas Maret pada LPDP Festival.

Dalam acara LPDP Festival yang dilaksanakan di Mal Kota Kasablanka pada 3 Agustus 2023 lalu, Universitas Sebelas Maret (UNS) membawa prototipe luaran dari riset yang telah dilakukan.

UNS Menggandeng tiga start up hasil hilirisasi teknologi untuk memamerkan produk unggulannya berupa material aktif penyusun baterai, baterai lithium, dan sepeda motor listrik hasil konversi.

Booth milik Universitas Sebelas Maret terlihat unik dan beberapa kali menarik perhatian pengunjung yang datang. Antusiasme pengunjung cukup besar untuk mengetahui kendaraan konversi tersebut.

Hal itu mengingat saat ini memang pemerintah sedang gencar mensoyialisasikan subsidi Rp7 juta untuk setiap pembelian sepeda motor listrik baru maupun konversi dari kendaraan konvensional menjadi kendaraan listrik.

Artikel ini ditulis oleh Tasya Santi Rahmawati, CEO PT. Ekolektrik Konversi Mandiri, mahasiswi Program Magister Teknik Industri Universitas Sebelas Maret.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya