SOLOPOS.COM - Ivan Indra Kesuma (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Kota  Solo berubah pesat. Berubah bukan saja karena peran pemerintahannya, tapi juga karena warganya serta seluruh pemangku kepentingan di dalamnya.

Kolaborasi berbagai pihak yang dikenal dengan model atau konsep pentahelix mendorong Kota Solo makin cepat berubah. Keterlibatan dan peran aktif lima elemen, yaitu akademisi, bisnis, masyarakat, pemerintah, dan media, menurut saya, merupakan aktor yang berperan penting.

Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda

Lima elemen inilah yang mengakselerasi Kota Solo menjadi kota yang berubah pesat dalam pembangunan.  Di sisi lain, faktor politik tentu juga turut andil. Ibarat mesin, faktor politik menjadi “turbo” percepatan pembangunan Kota Solo.

Mau dimungkiri atau tidak, realitas itu ada.  Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo, kini seolah-olah menjadi “medan magnet” bagi siapa pun.

Bagaimana pun, seorang pemimpin muda memang akan menjadi sorotan atas kemampuannya, terlebih status Gibran sebagai putra Presiden Joko Widodo yang masih berkuasa.

Kota Solo menjadi spesial karena dipimpin anak Presiden Joko Widodo. Di Kota Solo, Gibran tidak sendirian sebagai pemimpin muda. Gibran yang disebut-sebut sebagai wali kota karbitan dan bocah ingusan ini juga “ditemani” pemimpin muda lainnya, yaitu K.G.P.A.A. Mangkunagoro X.

Pengageng Pura Mangkunegaran yang dinobatkan pada Sabtu 12 Maret 2022 itu menjadi penguasa Pura Mangkunegaran pada usia 24 tahun. Pura Mangkunegaran  kini menjadi magnet perubahan Kota Solo di sektor budaya, seni, dan pariwisata.

K.G.P.A.A. Mangkunagoro X menjadi perhatian dan bikin masyarakat penasaran. Cita-cita menjadikan Pura Mangkunegaran sebagai destinasi edukasi budaya, seni, dan pariwisata menjadi daya tarik banyak orang, terutama di kalangan wisatawan.

Dua sosok pemimpin muda di Kota Solo ini—pemimpin politik formal dan pemimpun kebudayaan—bisa dibilang membawa pengaruh dan dampak domino yang kuat dalam mengubah kota ini, yang berimbas pada perekonomian.

Ekonomi Kota Solo tumbuh menjadi 6,25% pada 2022, meningkat dibanding  pada 2021 yang hanya tumbuh 4,01% dan pada 2020 minus 1,76% karena pandemi Covid-19.

Kota Solo tumbuh pesat dalam pembangunan infrastruktur yang menopang perekonomian. Pembangunan destinasi wisata juga ikut mengangkat perekonomian masyarakat karena membuka lapangan pekerjaan.

Dalam hal kualitas hidup di Kota Solo, berdasarkan buku Surakarta Dalam Angka 2023, indeks pembangunan manusia (IPM) Kota Solo pada 2022 adalah 83,08. Angka itu naik dari IPM tahun 2021 sebesar 82,62 dan tahun 2020 sebesar 82,21.

IPM adalah indikator penting untuk mengukur keberhasilan membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). Kota Solo juga berubah pesat dalam penyelenggaraan banyak event besar.

Berbagai event seni, budaya, konser, olahraga, dan event lainnya sukses menarik warga luar Kota Solo berbondong-bondong berdatangan. Di balik semua keberhasilan tersebut, ada satu hal yang cukup mengganjal bagi warga Kota Solo maupun warga luar Solo yang datang ke kota ini, yaitu kemacetan.

Seorang teman dari luar Kota Solo bercerita tentang Kota Solo sekarang. Menurut dia, Kota Solo sekarang makin ramai, banyak event, dan banyak tempat untuk dikunjungi.

“Tapi, sekarang Solo jadi macet, ya,” kata dia lewat fasilitas perpesanan Whatsapp.

Masalah kemacetan menjadi isu yang harus segera dicari solusinya. Kota Solo akan semakin padat kendaraan. Kini makin banyak pelancong berdatangan. Dinas Perhubungan Kota Solo memperkirakan arus lalu lintas di kota ini akan macet total pada 2031 mendatang atau sekitar tujuh tahun lagi.

Hal itu disebabkan pertambahan kendaraan yang mencapai 4% setiap tahun. Pertambahan kendaraan ini belum dibarengi dengan penambahan infrastruktur jalan. Setiap pembangunan niscaya membawa konsekuensi.

Bukan saja persoalan kemacetan karena makin banyak kendaraan yang lalu lalang dan penutupan sementara jalan, tapi juga persoalan sosial masyarakat lainnya. Pengerjaan proyek pembangunan di lingkungan permukiman berdampak pada masalah sosial karena perilaku sejumlah pekerja.

Beberapa waktu lalu Pemerintah Kota Solo merespons keluhan dari penghuni tempat indekos yang dekat dengan lokasi proyek.  Si penghuni tempat indekos resah karena mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari sejumlah pekerja proyek.

Mahasiswi yang menghuni tempat indekos itu mengaku menerima tindakan pelecehan seksual secara verbal. Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka merespons cepat keluhan yang dikemukakan di media sosial itu dengan menugaskan jajarannya menangani kasus tersebut.

Kota Solo sedang berbenah di segala sektor. Jangan mengabaikan dampak negatif yang berpotensi terjadi, seperti tindak pelecehan seksual di lokasi proyek pembangunan.

Tindak pelecehan seksual, tindak kekerasan, atau aksi tidak menyenangkan lainnya ibarat fenomena gunung es di kota-kota yang terus membangun dan berbenah seperti Kota Solo.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 8 Juli 2023. Penulis adalah wartawan Solopos Media Group)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya