SOLOPOS.COM - Haryono Wahyudiyanto (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Persatuan  Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menetapkan kick-off Liga 1 musim 2023-2024 pada 1 Juli 2023. Jadwal pertandingan telah dirilis kepada klub beberapa waktu lalu.

Ada yang berbeda pada kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia kali ini. Perbedaan itu salah satunya adalah pertandingan di stadion hanya boleh disaksikan oleh suporter tuan rumah. Fans tim tamu (away) tidak boleh menonton langsung di arena pertandingan.

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

PT Liga Indonesia Baru (LIB) telah memberikan penjelasan mengenai larangan itu. Demikian juga Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.  Menurut mereka, pelarangan suporter tim tamu hadir di stadion merupakan kesepakatan bersama dengan semua pemilik klub Liga 1.

Tujuan memuluskan perizinan plus musim kompetisi yang bersamaan dengan tahun politik—yang bakal berbenturan dengan kegiatan kampanye—menjadi alasan utama penonton tim tamu dilarang masuk ke stadion.

Larangan itu juga diberlakukan karena sepak bola Indonesia sedang dalam masa transisi setelah tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur pada tahun lalu yang menelan korban jiwa hingga 134 orang.

Pertandingan di bawah pengawasan FIFA pun masih terjadi kerusuhan yang melibatkan suporter di fase akhir Liga 1 2022-2023. Keputusan ini memang menuai pro dan kontra. Ada yang memahami dan menyatakan legawa. Banyak pula kelompok suporter menolak larangan itu.

Suporter memang menjadi bagian penting dalam proses transformasi sepak bola Indonesia. Kehadiran suporter tuan rumah maupun tim tamu mampu memberikan atmosfer tersendiri di stadion. Sebagai pemain ke-12, suporter bisa memompa motivasi dan semangat pemain.

Suporter juga berperan sebagai penghubung rasa cinta dan rasa memiliki terhadap tim kesayangan. Tidak mengherankan ketika kecintaan itu membuat fans rela merogoh kocek dalam-dalam untuk menonton langsung tim kebanggan di stadion, bahkan sampai keluar kota, ke luar pulau, atau ke luar negeri!

Eksistensi suporter juga bisa menjadi perekat persatuan melalui berbagai komunitas yang dibentuk. Mereka tidak hanya berkecimpung dalam urusan sepak bola, tetapi  melakukan berbagai aktivitas, seperti kegiatan sosial.

Bagi klub, suporter tidak bisa dipisahkan dalam industri sepak bola. Kehadiran suporter di stadion memberikan keuntungan bagi klub maupun penyelenggara pertandingan. Para pedagang di kawasan stadion meraup untung dari kehadiran suporter saat pertandingan sepak bola digelar.

Itu semua terjadi jika kondisi liga plus suporter baik-baik saja. Berbagai insiden yang melibatkan suporter pascatragedi di Stadion Kanjuruhan membuktikan masih banyak pekerjaan yang perlu diselesaikan oleh suporter, klub, panitia penyelenggara pertandingan, aparat keamanan, dan PSSI.

Elemen-elemen tersebut harus bersinergi terkait lima poin yang ditekankan FIFA dalam transformasi sepak bola di Indonesia, yaitu standar keamanan stadion, protokol dan prosedur kepolisian serta steward, interaksi sosial, jadwal pertandingan, serta pendamping dan pembanding.

Dalam standar keamanan stadion, selain meingkatkan fasilitas, harus fokus menempatkan pemisah antara polisi, personel keamanan internal, suporter, dan pemain sebelum, selama, serta setelah pertandingan.

Kemudian membuat standar protokol sebelum dan sesudah pertandingan dalam manajemen kerumunan. Dalam hal ini melibatkan polisi, steward, serta pengamanan internal sesuai dengan standar keselamatan stadion internasional.

Terkait interaksi sosial, suporter harus dilibatkan menjadi bagian dari reformasi yang bertujuan menghindari risiko tindak kekerasan. Sedangkan mengenai jadwal pertandingan dilakukan penjadwalan ulang waktu pertandingan dengan tujuan menghindari risiko tertentu.

Soal pendamping dan pembanding melibatkan lembaga atau pakar di bidang keselamatan dan keamanan stadion yang memberikan saran sebagai bagian dari reformasi yang lebih luas.

Poin-poin tersebut ditekankan FIFA berkaca pada berbagai tragedi sepak bola yang pernah terjadi di dunia, seperti hooliganisme di Inggris yang mencapai puncaknya pada tragedi Hillsborrough, 15 April 1989.

Sebanyak 96 orang meninggal dan 766 orang lainnya mengalami luka-luka pada tragedi yang dianggap sebagai insiden terburuk dalam sejarah olahraga di Inggris dan di dunia.

Empat tahun sebelumnya terjadi tragedi Heysel di Belgia saat final Piala Champions 1984-1985 antara Liverpool melawan Juventus. Sebanyak 39 orang meninggal dan suporter Liverpool dinyatakan bersalah. Buntutnya, klub-klub Inggris dijatuhi sanksi tidak boleh berkompetisi di Eropa selama lima tahun.

Sanksi itu membuat Inggris berbenah, termasuk dalam menangani suporter. Otoritas sepak bola Inggris (FA) memasang banyak kamera CCTV untuk mempermudah pengawasan suporter di stadion.

FA kemudian membuat regulasi Football Spectators Act (FSA) pada 1989 yang mewajibkan seluruh suporter di Inggris memiliki kartu keanggotaan klub. Kartu identitas suporter ini wajib untuk mencegah provokator masuk ke stadion.

FSA juga mengatur keberadaan badan lisensi stadio, yang membuat stadion di Inggris aman meski tidak memiliki pagar pembatas dan nyaman karena memiliki tempat duduk atau single seat untuk penonton.

FA memutuskan pengamanan di stadion menjadi tugas dan tanggung jawab steward pada era 1990-an. Penggunaan steward menggantikan peran polisi dalam stadion dan keberadaan mereka independen dari lembaga kepolisian di Inggris.

Steward memiliki hak mengeluarkan suporter yang melanggar peraturan di stadion.  Barisan steward ditempatkan sebagai pagar betis yang memisahkan antara suporter dua kubu di stadion.



Jika masih ada kerusuhan oleh suporter, di dalam maupun di luar stadion, para perusuh layak dihukum dan diberi sanksi tidak boleh datang ke stadion seumur hidup.

Berkaca pada kasus di atas, seharusnya larangan suporter tim tamu ke stadion pada Liga 1 musim  2023-2024 harus disikapi dengan legawa. Itu baru seujung kuku dari upaya tranformasi sepak bola nasional. Masih banyak yang harus diperbaiki di sepak bola negeri ini agar ideal, setidaknya seperti di Inggris pascatragedi Heysel dan Hilssborrough.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 9 Juni 2023. Penulis adalah wartawan Solopos Media Group)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya