SOLOPOS.COM - Moh. Khodiq Duhri (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Unggahan video berisi ceramah seorang pendeta Kristen dinilai melecehkan agama Islam. Dia adalah Gilbert Lumoindong, pendeta yang pernah mendapat peringatan keras dari Gereja Bethel Indonesia (GBI) atas pernyataan kontroversial tentang dugaan kekekerasan seksual terhadap Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo yang kala itu menjabat Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri.

Dalam video yang diunggah akun X @Munir_Timur, Gilbert berceramah yang dianggap melecehkan Islam dengan membuat banyolan soal zakat dan salat. Video itu diunggah pada Minggu 14 April 2024.

Promosi Banjir Kiper Asing Liga 1 Menjepit Potensi Lokal

Dalam video berdurasi kurang dari semenit itu, Gilbert berceramah di internal jemaat gereja. Gilbert membandingkan zakat umat Islam yang hanya 2,5% dengan kewajiban umat Kristen yang lebih besar, yakni 10%.

“Saya Islam diajari bersih sebelum sembahyang, cuci semuanya [berwudu]. Saya bilang, lu 2,5 (persen) gua 10 persen, bukan berarti gua jorok, disucikan oleh darah Yesus,” kata Pendeta Gilbert dalam ceramah tersebut.

Ia mengatakan dengan 10% itu, umat Kristen hanya perlu mengikuti ibadah kebaktian satu pekan sekali. Sementara umat Islam, kata Gilbert, harus salat lima waktu dalam sehari karena hanya membayar zakat 2,5%.

Pendeta Gilbert juga dianggap melecehkan gerakan salat. Di hadapan jemaat, ia memperagakan gerakan mirip salat seperti saat takbiratul ikhram.

“Yang paling berat terakhirnya mesti lipat kaki, enggak semua orang bisa,” kata dia.

Para jemaat gereja tampak terhibur dengan ceramah Gilbert. Tawa jemaat pecah. Bisa jadi Gilbert pada saat itu memang sengaja berceramah sambil bergurau agar jemaat terhibur. Dalam ceramah itu, Gilbert seperti memosisikan diri layaknya seorang komika menghibur penonton stand up comedy.

Sebagai tokoh agama, rasanya tidak mungkin Gilbert berniat melecehkan agama lain. Mungkin Gilbert hanya berniat menghibur jemaat dengan banyolan di sela-sela memberi siraman rohani. Ia hanya tak ingin ceramah dianggap kaku sehingga minim apresiasi.

Ia hanya salah memilih materi banyolan saat berceramah di hadapan jemaat gereja. Andai ceramah itu tidak disiarkan secara online di Youtube, barangkali kehebohan yang terjadi akhir-akhir ini bisa dihindari.

Gilbert telah memberikan klarifikasi atas potongan video tersebut saat mengunjungi rumah mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Gilbert meminta maaf atas kehebohan masyarakat akibat beredarnya video tersebut.

Dia mengatakan ceramah itu ditujukan internal jemaat gereja, bukan untuk masyarakat umum. Kontroversi dalam ceramah keagamaan seperti ini bukan kali pertama terjadi. Pada Agustus 2021, penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri menangkap pendakwah kontroversial Yahya Waloni.

Dia ditangkap atas kasus dugaan ujaran kebencian atau penistaan terhadap agama Kristen. Dalam video yang beredar di jagat maya, Yahya Waloni berceramah yang menyinggung kitab suci umat Kristen.

“Mempelajari kebenaran Al-Qur’an, mempelajari kebohongan Bibel Kristen. Saya yang ditantang atau dilaporkan ke Mabes Polri, kan begitu. Saya tak mengatakan Bibel Kristen fiksi, tapi Bibel Kristen itu palsu!” ujar Yahya Waloni dalam video itu.

Penceramah agama Islam Abdul Somad pernah dilaporkan kepada polisi oleh Perhimpunan Pemuda Gereja Indonesia (PPGI). Ia dianggap menghina umat Kristen saat berceramah. Abdul Somad menyebut ada jin kafir dalam salib Yesus.

Pernyataan itu memang menghadirkan kelucuan dalam ceramah karena hadirin langsung tertawa begitu mendengar pernyataan kontroversial itu. Potongan video yang beredar di jagat maya kemudian memunculkan kontroversi di masyarakat hingga berujung pelaporan kepada polisi.

Gaya berceramah sambil bergurau biasa menjadi jurus ampuh para kiai kampung saat mengisi ceramah, entah di pengajian umum atau di acara tasyakuran pernikahan. Reputasi seorang kiai bakal naik bila ia bisa menghibur hadirin dengan ceramah lucu yang mengocok perut.

Kalau ceramah bisa bikin betah melek dan jemaah merasa terhibur, kiai itu bakal mendapat banyak tawaran untuk berceramah lagi. Sebaliknya, bila kiai itu kurang lucu dan cenderung kaku, jangan berharap akan diundang lagi untuk mengisi ceramah di tempat yang sama.

Sejumlah kiai seperti K.H. Anwar Zahid dan K.H. Duri Ashari telah lama dikenal dengan gaya ceramah yang penuh banyolan. Reputasi mereka sebagai dai kondang yang santun dalam berceramah tidak diragukan lagi.

Bagi para kiai ini, kelucuan dalam ceramah memegang peranan penting. Ceramah yang kaku akan membuat hadirin merasa bosan, bahkan mengantuk. Ceramah yang lucu akan membuat hadirin betah menyimak dari awal hingga akhir.

Dengan gaya berceramah seperti itu, barangkali pesan-pesan dakwah yang disampaikan para kiai itu lebih mudah diterima dengan baik oleh masyarakat. Ceramah yang tidak lucu barangkali ibarat sayur tanpa garam.

Bagi sebagian hadirin, rasanya tentu hambar. Mungkin prinsip ini pula yang dipegang oleh Gilbert, namun ia dan tokoh agama lain seperti Abdul Somad dan Yahya Waloni perlu belajar dari para kiai kampung yang biasa berceramah dengan lucu tanpa menyinggung, tanpa melecehkan, cara beribadah umat agama lain.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 18 April 2024. Penulis adalah jurnalis Solopos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya