SOLOPOS.COM - Mahabatush Sholly F.A.A. (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Mendengar  sebutan mahasiswa fakultas adab pasti akan tertuju pada kata ”adab”. Banyak orang menganggap setiap mahasiswa fakultas adab memiliki adab yang baik. Siapa yang bisa menjamin adab seseorang?

Banyak mahasiswa fakultas adab yang kurang mengerti, mengenali, maupun memahami adab. Adab, etika, dan moral berkaitan erat. Soegarda Poerbawatja, salah satu tokoh pendiri Universitas Gadjah Mada, menyebut etika adalah filsafat yang berkaitan dengan nilai-nilai, tentang baik dan buruknya tindakan dan keasusilaan.

Promosi Banjir Kiper Asing Liga 1 Menjepit Potensi Lokal

Seseorang yang memiliki etika baik secara tidak langsung dia menunjukkan kualitas intelektualitas dalam dirinya. Syekh Syatha Dimyathi al-Bakri dalam buku Dar el-Kutub al-‘Ilmiyah menyatakan kita lebih membutuhkan adab meski hanya sedikit dibanding ilmu  meski  banyak.

Nilai adab jauh lebih tinggi dibandingkan ilmu. Mempelajari adab membentuk karakter serta tingkah laku yang baik. Adab adalah penempatan atau pelaksanaan nilai-nilai yang baik dan benar. Penyimpangan adab, etika, dan moral pada lingkup perkuliahan di fakultas adab adalah ketidakjujuran, ketidaksopanan, ketidaksantunan, dan kebiasaan-kebiasaan buruk lainnya.

Contoh kecil adalah titip presensi. Tindakan ini bertujuan memanipulasi daftar presensi mahasiswa untuk kepentingan pribadi dengan cara menitipkan tanda tangan kepada teman sekelas. Dampaknya mahasiswa ini tidak jujur, rasa malas semakin bertambah, pembelajaran pada mata kuliah tersebut tertinggal, serta membuat semakin mundurnya moral bangsa.

Banyak mahasiswa fakultas adab sering kali jika di luar kampus  bertemu dengan dosen tidak menyapa atau bahkan pura-pura tidak melihat. Banyak mahasiswa enggan menyapa dosen saat berpapasan dengan dalih mereka menganggap dosen tersebut tidak mengenali karena mahasiswa yang diajar banyak.

Kasus pelecehan seksual atau tindakan asusila di kalangan mahasiswa, dosen, maupun pegawai kampus adalah contoh lain. Ini disebabkan ketiadaan adab, etika, serta moral pada diri sendiri. Pelecehan seksual sebagian terjadi melalui media Whatsapp.

Ada juga pelecehan seksual terjadi karena pertemuan lawan jenis di luar perkuliahan hingga sampai pada tindak asusila. Tindakan ini terjadi antarmahasiswa, mahasiswa dengan pegawai kampus atau sebaliknya, serta antara dosen dengan mahasiswa maupun sebaliknya.

Banyaknya kasus perilaku menyimpang bisa karena kurangnya adab, etika, dan moral pada diri masing-masing. Adab penting dipelajari siapa pun. Selalu menjadi manusia yang berkarakter baik adalah kewajiban tiap individu. Membentuk karakter bisa dimulai dari usia dini.

Menjadikan adab sebagai warisan terbaik, meniru adab dari orang tua, guru, maupun orang-orang yang beradab dan berkarakter baik adalah kewajiban individu pula. Adab menjadi tolok ukur pembentukan karakter seseorang sehingga dapat memperoleh predikat manusia yang berkualitas.

Adab menjadi penentu manusia yang berkualitas. Seseorang yang tidak berilmu namun beradab lebih baik dibandingkan seseorang yang berilmu namun tidak beradab. Kalaupun ingin menyampaikan ilmu haruslah beradab dan jika ingin menasihati juga harus beradab dan beretika baik. Adab pada seseorang menentukan kualitas diri.

Ridwan Mahendra, seorang guru SMK, dalam opini berjudul Adab Jauh Lebih Penting, menuliskan pendidikan karakter yang dipertegas serta norma kesopanan yang diterapkan di lingkungaan sekolah setidaknya mampu mengurangi atau meniadakan terjadinya kekerasan dari tahun ke tahun.

Pendidikan karakter dengan menjunjung tinggi nilai adab itu sangat perlu. Meskipun fi fakultas adab terpampang kata ”adab”, terbuka kemungkinan banyak mahasiswa yang kurang memiliki adab atau bahkan tidak beradab. Mahasiswa harus terus belajar menjadi
manusia yang beradab, misalnya terus berbuat kebaikan, menjaga kesopanan, beretika sesuai porsi dan tempatnya.

Kampus atau khususnya fakultas adab berperan sebagai kumpulan para ilmuwan dan akademikus. Sudah sepatutnya menjadi lembaga yang menegakkan peraturan yang menjunjung tinggi kode etik atau nilai adab yang baik secara bersama-sama. Transformasi sosial melalui pengetahuan  dengan merevitalisasi pendidikan adab dan etika sangat penting dilakukan di setiap perguruan tinggi, terlebih khusus pada fakultas adab.

Fakuktas adab adalah lingkungan bersatunya pikran serta kemauan manusia untuk terdidik dan mendidik guna melahirkan penemuan atau penciptaan yang baik dan benar. Dengan tertanamnya adab dan etika yang baik bagi mahasiswa fakultas adab diharapakan mampu memberikan keamanan serta kenyamanan bagi semua orang di fakultas adab untuk menjalankan aktivitas.

Mahasiswa, dosen, serta pegawai kampus harus memiliki serta mengedepankan adab dan etika dalam setiap aktivitas. Adab sangat  berpengaruh bagi generasi Indonesia yang diharapkan berkarakter baik dan kreatif.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 23 Mei 2023. Penulis adalah mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya