SOLOPOS.COM - Ahmad Febriyanto (Istimewa/Solopos)

Solopos.com, SOLO – Mangkunegaran  punya korelasi kuat dengan Kota Solo. Kadipaten tersebut selalu menunjukkan esensi kontribusi bagi pemerintahan kota hingga pemerintahan nasional.

Pada masa kolonial, Mangkunegaran selalu menunjukkan peran agresif dan progresif dalam mendukung kemajuan pendidikan, politik, seni, dan nasionalisme masyarakat Jawa melalui organisasi Budi Utomo.

Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra

Kontribusi nyata dalam pembangunan intelektualitas sumber daya manusia Jawa juga tergambar melalui pembentukan Studi Kebudayaan dan Filsafat atas saran Mangkunagoro VII.

Selain berusaha membangun sumber daya manusia yang dimiliki, sejumlah ”saksi sejarah” peninggalan Mangkunegaran yang hingga saat ini berdiri juga menyiratkan peran besar Mangkunegaran.

Salah satu simbol modernisasi industri yang ditunjukkan oleh Mangkunegaran adalah Pabrik Gula Colomadu dan Pabrik Gula Tasikmadu. Dua pabrik tersebut menjadi saksi bisu Mangkunegaran yang bertransformasi menjadi pemerintahan/keraton yang terbuka atas perubahan.

Sejumlah fakta tersebut mengindikasikan Mangkunegaran dapat dikatakan sebagai lokomotif pemerintahan pada masanya, utamanya di wilayah Surakarta atau Soloraya. Keterbukaan Mangkunegaran bermaksud memaksimalkan sumber daya.

Tentu urgensi utama setiap kepemimpinan adalah kesejahteraan rakyat. Hal serupa juga dimaksudkan oleh pemerintahan Mangkunegaran masa itu. Pada akhirnya, Mangkunegaran juga menunjukkan sikap nasionalis yang tinggi.

Mangkunegaran berkontribusi melawan kolonialisme dalam segi perjuangan praktis. Pada 1945, Mangkunagoro VIII menyatakan bergabung ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengubah status Mangkunegaran menjadi kerajaan tanpa kekuasaan politik.

Ini merupakan bentuk nasionalisme nyata Mangkunegaran. Status kadipaten/kerajaan tanpa daerah otonom tidak menyurutkan peran Mangkunegaran bagi Kota Solo.

Terus Berkontribusi 

Wujud nasionalisme nyata bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan masuk dalam bagian pemerintahan Kota Solo tetap menunjukkan jiwa besar penguasa Kadipaten Mangkunegaran.

Meskipun peran secara politis praktis tidak dapat dilakukan, Mangkunegaran tetap berperan sebagai penjaga budaya di Soloraya. Semangat Mangkunegaran untuk terus berkontribusi juga selaras dengan semangat Mangkunegaran pada masa kolonial.

Sikap fleksibel dalam konteks menyesuaikan pada setiap perubahan tetap dilakukan dengan mempertahankan nilai budaya luhur yang dimiliki.

Sebagai contoh adalah penggunaan lapangan Pamedan Pura Mangkunegaran dalam event festival musik perayaan hari jadi ke-266 Mangkunegaran dengan Mangkunegaran Run in Solo.

Secara garis besar sejumlah event tersebut tentu tidak melambangkan kebudayaan Jawa seperti tarian dan langgam Jawa, namun event semacam itu yang dibutuhkan oleh masyarakat dan wisatawan pada era saat ini.

Artinya Mangkunegaran tetap selalu mencoba mendekatkan diri dengan masyarakat dengan memahami keinginan masyarakat dan mencoba mengikuti perkembangan zaman.

Dari sudut pandang pariwisata sudah menjadi rahasia umum bahwa Mangkunegaran merupakan objek wisata unggulan di Kota Solo. Pascarevitalisasi, Mangkunegaran semakin digandrungi masyarakat lokal dan mancanegara.

Data Badan Pusat Statistik mencatat hingga akhir 2022 kunjungan wisatawan domestik Kota Solo mencapai 1,1 juta orang dan wisatawan mancanegara mencapai 3.000 orang. Jumlah tersebut meningkat daripada tahun sebelumnya.

Artinya korelasi antara fakta dan data menunjukkan kesesuaian. Korelasi tersebut semakin menunjukkan muruah Mangkunegaran dalam mendorong citra Kota Solo. K.G.P.A.A. Mangkunagoro X menyadari bahwa menghidupkan tradisi dan budaya Mangkunegaran harus dikolaborasikan dengan teknologi (Solopos, 4 Juli 2023).

Artinya Mangkunegaran tidak hanya berdiri sebagai bangunan bisu, melainkan terus bertransformasi agar relevan dengan perkembangan zaman.

Disrupsi oleh teknologi yang memiliki volatilitas tinggi menjadikan kehidupan pada era ini dituntut untuk responsif atau akan tergilas oleh roda perubahan.

Menjaga Mangkunegaran

Peran dan kontribusi besar Mangkunegaran selama hampir tiga abad menunjukkan sebagai tempat bersandar bagi masyarakat. Sederhanannya adalah meskipun sudah tidak menjadi kerajaan dengan wilayah otonom, Mangkunegaran tetap dapat menghidupi perekonomian masyarakat, utamanya usaha mikro, kecil, dan menengah.

Pentingnya peran Mangkunegaran di sektor pariwisata Kota Solo dan Soloraya serta perekonomian masyarakat juga menunjukkan bahwa menjaga Mangkunegaran tidak hanya tugas pihak internal Mangkunegaran.

Perlu peran multisektor dalam menjaga Mangkunegaran agar tetap menjadi ikon budaya Kota Solo. Peran pemerintah sebagai regulator dan pengambil kebijakan akan sangat menentukan keberlangsungan Mangkunegaran.

Tidak hanya dalam konteks pariwisata, melainkan juga dalam konteks menjaga nilai luhur budaya yang dimiliki Mangkunegaran.



Selain itu, bagi masyarakat pada umumnya dan masyarakat Kota Solo pada khususnya, harus terlibat akhtif menyebarluaskan informasi pariwisata Mangkunegaran.

Artinya masyarakat dapat mewujudkan word of mouth (WOM) sebagai interpretasi atas rasa bangga dan rasa memiliki Mangkunegaran. Secara teori, WOM akan terwujud sete.ah seorang konsumen berada pada tahap loyalitas terhadap suatu produk atau layanan.

Artinya peran internal Mangkunegaran juga sangat diperlukan guna memberikan pengalaman menarik dan mengesankan bagi para wisatawan dan warga Kota Solo. Menjaga tidak dimaknai sebagai melindungi Mangkunegaran atas segala disrupsi teknologi atau disrupsi perubahan zaman.

Menjaga Mangkunegaran mengacu pada menjadikan Mangkunegaran tetap relevan dengan perkembangan zaman dan mampu membawa budaya luhur Mangkunegaran dari masa ke masa.

Perjalanan selama hampir tiga abad Mangkunegaran merupakan bukti nyata kemampuan Mangkunegaran menyesuaikan diri pada setiap perubahan dan perkembangan zaman.

Secara tidak langsung, Mangkunegaran mengajarkan bahwa berpegang pada esensi nilai luhur budaya tidak menghambat perubahan dan perkembangan. Nilai-nilai tersebut yang semakin menunjukkan muruah luhur Mangkunegaran yang dapat mendorong citra Kota Solo makin baik.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 8 Agustus 2023. Penulis adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya