SOLOPOS.COM - R.Ng. Christopher S. Lebe (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Hal  berbeda dalam peringatan ulang tahun ke-78 Republik Indonesia di Kota Solo beberapa hari lalu adalah ketika Sri Paduka Mangkunagoro X bertindak sebagai inspektur upacara pada upacara bendera di Stadion Sriwedari.

Itu menambah rangkaian pencapaian Sri Paduka Mangkunagoro X yang belum genap dua tahun bertakhta. Baru kali ini seorang Adipati Mangkunegaran, setelah perubahan peran sebagai pemimpin budaya dan tokoh masyarakat di Kota Solo, mendapatkan peran tersebut.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

Sri Paduka Mangkunagoro X berhasil membawa warna baru bagi Kadipaten Mangkunegaran. Gebrakan-gebrakan yang dihadirkan berhasil meningkatkan gaung Kadipaten Mangkunegaran di masyarakat, didukung pemaksimalan media sosial sebagai sarana sosialisasi kegiatan.

Revitalisasi Pracima Tuin yang dilakukan pada tahun pertama kepemimpinan berhasil menjadi salah satu destinasi pariwisata unggulan di Kota Solo dengan mengangkat kuliner dan pertunjukan seni budaya khas Mangkunegaran.

Pamedan Pura Mangkunegaran menjadi tempat berbagai kegiatan dengan tema yang beragam, antara lain, konser musik, pameran usaha mikro, kecil, dan menengah, hingga kegiatan sosial. Peneliti nasional dan internasional berbondong-bondong datang di perpustakaan Reksa Pustaka Mangkunegaran yang kaya koleksi arsip, manuskrip, dan foto.

Regenerasi pelaku seni dan budaya terus dilaksanakan melalui penyelenggaraan kelas-kelas tari, gamelan, dan aksara Jawa secara rutin. Pertukaran budaya ke luar negeri dilakukan guna mendukung diplomasi budaya pemerintah Indonesia sambil mengenalkan budaya Jawa kepada masyarakat mancanegara dan memberikan kesempatan seniman Mangkunegaran tampil.

Selain dengan Pemerintah Kota Solo dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Kadipaten Mangkunegaran juga menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Blora dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Berbagai badan usaha milik negara dan perusahaan swasta menjadi mitra kolaborasi.

Pelaku seni diajak mencipta karya baru bersama para seniman tradisional di Kadipaten Mangkunegaran. Komunitas masyarakat dijangkau agar dapat saling mendukung satu sama lain. Institusi pendidikan tak luput dari ”incaran” Kadipaten Mangkunegaran untuk mengembangkan diri dengan basis akademis yang kuat.

Universitas Sebelas Maret, Universitas Ciputra Surabaya, dan Universitas Indonesia adalah beberapa perguruan tinggi mitra yang memiliki naskah kerja sama dengan Kadipaten Mangkunegaran. Setiap kerja sama yang dijalin terbukti menghasilkan sesuatu yang konkret, bukan hanya penandatanganan naskah kerja sama.

Beberapa waktu lalu Kadipaten Mangkunegaran menyelenggarakan simposium internasional bersama jaringan mitra internasional, yaitu KITLV, Universiteit Leiden, Linneaus University, dan Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta.

Universitas Ciputra Surabaya mendukung proses digitalisasi dan penjajakan potensi akreditasi perpustakaan Reksa Pustaka Mangkunegaran. Gaung Kadipaten Mangkunegaran setelah jumenengan Sri Paduka Mangkunagoro X meningkat.

Kegiatan di Pura Mangkunegaran yang ramai membuat Kadipaten Mangkunegaran kembali menjadi sorotan di tengah masyarakat. Platform digital yang dikelola secara aktif membuat netizen dapat mengikuti setiap kegiatan dan menanti-nanti apa yang akan dilaksanakan selanjutnya oleh Kadipaten Mangkunegaran.

Seiring dengan hal tersebut muncul lagi pertanyaan lama: mengapa Mangkunegaran tidak istimewa? Pertanyaan sederhana yang dapat menginisiasi berbagai topik penelitian multidisipliner mengingat kompleksnya alasan di balik ketiadaan Daerah Istimewa Surakarta hingga saat ini.

Sebenarnya pertanyaan lain sepatutnya kembali diajukan atas pertanyaan awal tersebut, yaitu: apakah Mangkunegaran pernah tidak istimewa? Sejarah mencatat kontribusi besar Kadipaten Mangkunegaran bagi perjalanan bangsa Indonesia yang dimulai dari perjuangan R.M. Said alias Sri Paduka Mangkunagoro I.

Pembangunan pabrik gula pada era Sri Paduka Mangkunagoro IV, institusi pendidikan pada era Sri Paduka Mangkunagoro VI, dan fasilitas kesehatan masyarakat pada era Sri Paduka Mangkunagoro VII adalah sedikit contoh kontribusi Kadipaten Mangkunegaran bagi masyarakat.

Kontribusi tersebut tetap berlanjut setelah penghapusan kekuasaan politik Kadipaten Mangkunegaran. Sri Paduka Mangkunagoro VIII mengambil keputusan strategis membuka tembok Pura Mangkunegaran sebagai sarana pembelajaran masyarakat melalui museum yang menampilkan koleksi-koleksi para sentana-dalem.

Sri Paduka Mangkunagoro IX fokus pada pariwisata dan diseminasi budaya melalui kegiatan pertukaran budaya di berbagai daerah, bahkan di Jepang pada 1989. Berdasarkan catatan-catatan sejarah tersebut, terdapat satu hal yang terus-menerus melekat pada perjalanan Kadipaten Mangkunegaran hingga saat ini, yaitu spirit bersama rakyat dan bermanfaat bagi rakyat.

Saat ini kontribusi tersebut terus dilanjutkan di bawah kepemimpinan Sri Paduka Mangkunagoro X yang masih berusia muda dengan pendekatan modern. Setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh Kadipaten Mangkunegaran saat ini selalu mengedepankan dua prinsip yang ditekankan pada sabda-dalem saat jumenengan dan tingalan jumenengan.

Pertama, tidak terjebak euforia masa lalu. Kedua, mengedepankan kebersamaan untuk mencapai kemajuan. Dua prinsip tersebut menunjukkan semangat membawa Kadipaten Mangkunegaran, dengan segala keterbatasannya saat ini, menjadi institusi budaya yang dinamis dan membuka diri dengan semua pihak agar tetap bermanfaat bagi sekitarnya.

Perjalanan masa lalu dan perkembangan masa kini menjawab dua pertanyaan bahwa Kadipaten Mangkunegaran tidak pernah tidak istimewa. Pada akhirnya, keistimewaan Kadipaten Mangkunegaran tidak pernah berasal dari keistimewaan wilayah, keistimewaan kekayaan, atau keistimewaan kekuasaan.

Lebih dari itu, keistimewaan Kadipaten Mangkunegaran melekat pada semangat untuk selalu beradaptasi mengikuti perkembangan zaman dan bergotong royong bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 24 Agustus 2023. Penulis adalah anggota staf ahli bidang hukum Sri Paduka Mangkunagoro X dan alumnus Fakultas Hukum Universitas Indonesia)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya