SOLOPOS.COM - Ahmad Mufid Aryono (Istimewa/Solopos)

Solopos.com, SOLO – Setelah  diresmikan pada 14 November 2022, kini Masjid Raya Sheikh Zayed resmi dibuka untuk umum. Mulai 1 Maret 2023, masjid hibah dari pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) itu bisa dipergunakan masyarakat untuk beribadah sekaligus menjadi destinasi baru wisata religi di Kota Solo.

Pembukaan untuk umum masjid yang berada di tanah bekas depo bahan bakar minyak milik PT Pertamina itu kini memberikan dampak yang luar biasa bagi warga sekitar masjid.

Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda

Mereka berpendapatan tambahan dari mengelola parkir. Kegiatan perekonomian warga sekitar terangkat. Sejak November 2022, puluhan ribu orang memadati masjid itu sekadar untuk melihat keindahan, kemegahan, maupun penasaran dengan desain bangunan yang sangat mirip dengan Masjid Sheikh Zayed di Abu Dhabi.

Kini setelah Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengikuti kegiatan kenegaraan perayaan Isra Mikraj di Masjid Raya Sheikh Zayed, masyarakat umum bisa menikmati kemegahan masjid yang menjadi hadiah bagi Presiden Joko Widodo dari penguasa UEA tersebut.

Efek masjid baru di Kota Solo ini memang luar biasa. Efek itu bagi pemerintah kota, warga sekitar, dan banyak elemen masyarakat di Kota Solo. Tak lama lagi di lahan Markas Detasemen Perbekalan Kodam IV/Diponegoro yang tak jauh dari masjid baru itu akan dibangun Islamic center.

Ini tentu akan menambah semangat warga membanggakan sekaligus nguri-uri bangunan megah hibah dari UEA tersebut. Pembukaan masjid yang berdekatan dengan Ramadan tahun ini akan menambah rasa penasaran warga di Soloraya, bahkan di luar Soloraya, untuk berbondong-bondong menikmati suasana ibadah sepanjang Ramadan di Masjid Raya Sheikh Zayed.

Pemerintah Indonesia dan pemerintah UEA telah mendatangkan sejumlah imam  untuk memimpin ibadah wajib dan sunah di masjid tersebut. Inilah yang akan membentuk satu lagi sistem wisata religi di Kota Solo. Kini tinggal bagaimana mengemas wisata religi itu agar memberikan manfaat yang optimal.

Manfaat optimal itu tidak hanya bagi jemaah dan pengunjung, tetapi juga seluruh wisatawan yang berkunjung di kawasan Masjid Sheikh Zayed. Kesan yang mendalam dan rasa ingin terus berada di masjid itu adalah aspek emosional yang perlu dikelola.

Bagi pelaku pariwisata di Soloraya, ini juga menjadi peluang besar untuk mempromosikan wisata di Kota Solo. Promosi wisata religi baru tidak hanya sekadar melihat keindahan masjid, tetapi juga promosi wisata lain di Kota Solo.

Harapannya adalah masa tinggal atau menginap (length of stay) wisatawan di Kota Solo menjadi lebih panjang, terlebih ketika Ramadan tiba. Orang-orang di luar Kota Solo pasti banyak yang ingin merasakan sensasi menikmati suasana masjid yang hampir mirip seperti di UEA saat Ramadan mendatang.

Menghadirkan suasana UEA di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo adalah pembeda masjid baru ini dengan masjid-masjid besar lain di Soloraya. Itulah peluang bari para  pelaku pariwisata mengemas wisata emosional itu menjadi sebuah program wisata religi di Kota Solo.

Destinasi wisata religi lainnya di Kota Solo bisa dijadikan satu paket, yakni wisata tempat ibadah lain di Kota Solo yang juga layak dikunjungi. Ada Masjid Agung Solo, Masjid Al Wustho Mangkunegaran, maupun Masjid Laweyan yang memiliki sejarah panjang tentang dakwah Islam di Kota Solo.

Pengemasan paket wisata itu bisa memberikan gambaran kepada wisatawan tentang Kota Solo yang memiliki sejumlah destinasi wisata religi yang sangat layak dikunjungi. Kerja sama seluruh pemangku kepentingan di Kota Solo menjadi hal utama dalam mempromosikan wisata religi.

Tentu saja wisata religi di Masjid Sheikh Zayed bisa diberdayakan menjadi simpul wisata lainnya di Soloraya. Keramahtamahan warga Kota Solo harus dihadirkan kepada para pengunjung atau wisatawan yang notabene ingin mendapatkan kepuasan saat mengunjungi destinasi wisata religi itu.

Jangan memberikan kesan yang memancing rasa kapok dan tidak mau lagi mengunjungi Kota Solo karena permasalahan-permasalahan klasik di dunia wisata, seperti harga ngepruk, tarif parkir kendaraan yang melampaui aturan, atau tidak memberikan kenyamanan kepada para pengunjung atau wisatawan.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 1 Maret 2023. Penulis adalah wartawan Solopos Media Group)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya