SOLOPOS.COM - Para guru SMPN di Sragen mengikuti Workshop Objek Pemajuan Kebudayaan, Mengemas Tradisi Lisan dalam Bentuk Tulisan Populer yang digelar di Tawangmangu, Karanganyar, Kamis (11/8/2022). (Istimewa)

Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) 2023 telah selesai. Seluruh peserta kongres berkomitmen memajukan kebudayaan Indonesia. Musyawarah akbar di bidang kebudayaan ini dilaksanakan pada 23—27 Oktober 2023 di kompleks Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi.

KKI 2023 menjadi ruang berkumpul para pemangku kepentingan untuk berdialog menyampaikan pendapat agar pembangunan kebudayaan Indonesia lebih terarah, berdampak, dan berbasis pada kebutuhan masyarakat.

Promosi Skuad Sinyo Aliandoe Terbaik, Nyaris Berjumpa Maradona di Piala Dunia 1986

Kongres ini menghasilkan 10 gagasan penting dalam pemajuan kebudayaan Indonesia. Butir-butir gagasan dalam kongres tersebut disusun sebagai Rencana Aksi Nasional Pemajuan Kebudayaan 2024-2029 dan menjadi blueprint kebijakan kebudayaan nasional Indonesia selama lima tahun mendatang.

Beberapa gagasan tersebut berkaitan langsung dengan pembangunan manusia Indonesia. Gagasan itu antara lain periode 2024-2029 sebagai babak penting peletakan pemajuan kebudayaan sebagai kebutuhan dasar publik.

Krisis iklim dan kerusakan lingkungan serta dampaknya mendesak Indonesia segera menyiapkan transformasi sistem pangan berbasis karakter negara kepulauan dengan keanekaragamannya.

Gagasan berikutnya adalah kebebasan berekspresi yang membuka ruang yang nyaman dan aman serta pendidikan berkebudayaan sebagai sekolah kehidupan. Semua itu merupakan gagasan pembangunan bangsa berbasis demokrasi dan keberagaman.

Berangkat dari gagasan hasil KKI 2023, pemajuan kebudayaan dilakukan berbasis perawatan keberagaman alih-alih penyeragaman. Misalnya, sistem pangan berbasis karakter negara kepulauan menunjukkan kebutuhan diversifikasi pangan yang merupakan kearifan lokal sejak berabad-abad silam di Nusantara, jauh sebelum pemerintah Orde Baru menyeragamkan dengan beras.

Ada korelasi peningkatan dimensi ekonomi budaya dengan berkurangnya kemiskinan di berbagai daerah. Penguatan dimensi ketahanan sosial-budaya berkorelasi positif dengan kerukunan umat beragama.

Sedangkan peningkatan dimensi ekspresi budaya berkorelasi dengan terselenggaranya demokrasi yang lebih baik. Pemajuan kebudayaan mencakup wilayah praksis, aksi, dan kebijakan yang luas.

Pemajuan kebudayaan bukan hanya tentang pariwisata. Budaya mengandung kekuatan besar, namun sekaligus rentan, karena senantiasa menanggapi dinamika yang semakin kompleks.

Praksis pemajuan kebudayaan akan menampakkan hasil apabila dijalankan dengan berbasis pemahaman dan pemaknaan budaya sebagai arena untuk tumbuh bersama harus senantiasa dirawat dengan penuh kesadaran, memastikan agar semua ikut, tak ada yang tertinggal, bergerak maju, dan berkelanjutan.

Salah satu praksis penting yang harus mendapat dukungan pemerintah daerah adalah memberdayakan kolektif-kolektif yang tumbuh dari akar rumput dan konsisten bekerja di wilayah kebudayaan yang memajukan peradaban. Ini adalah bagian penting dari aset kearifan lokal untuk menjaga sekaligus memajukan kebudayaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya