SOLOPOS.COM - Salsabil Rifqi Qatrunnada (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Beberapa waktu terakhir kita mendapat informasi tentang pembayaran uang kuliah tunggal (UKT) dengan menggunakan pinjaman online (pinjol) yang terjadi di salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia.

Platform pinjol bekerja sama dengan perguruan tinggi tersebut. Pembayaran UKT dengan pinjol ini juga disinggung dalam debat terakhir calon presiden pada 4 Februari 2024. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut akan mengkaji penggunaan student loan bagi mahasiswa yang memerlukan.

Promosi Keturunan atau Lokal, Mereka Pembela Garuda di Dada

Skema student loan yang dikaji itu rencananya menggunakan dana abadi pendidikan yang dikelola Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Konsep student loan belum dikenal oleh masyarakat Indonesia.

Student loan diterapkan di Australia, Kanada, Prancis, Jerman, Selandia Baru, Amerika Serikat, India, Inggris, Korea Selatan, Thailand, dan Hong Kong. Student loan adalah konsep mahasiswa dapat meminjam dana untuk membayar kebutuhan pendidikan seperti biaya kuliah, buku, dan lainnya.

Selama berkuliah mahasiswa tidak diwajibkan membayar pinjaman. Wajib membayar pinjaman setelah lulus. Pinjaman mahasiswa dipengaruhi dua faktor sebagaimana dikemukakan Avery dan Turner (2012).

Peningkatan biaya kuliah secara signifikan dan penurunan kondisi ekonomi keluarga menjadi faktor yang memengaruhi mahasiswa mengambil pinjaman dana untuk membayar biaya kuliah. Dua faktor tersebut saling berhubungan.

Amerika Serikat memiliki empat program student loan (Avery dan Turner, 2012). Pertama, subsidized Stafford loans atau pinjaman Stafford yang disubsidi. Pinjaman ini memberikan tiga keunggulan, yaitu suku bunga yang disubsidi, mahasiswa yang terdaftar di perguruan tinggi setidaknya paruh waktu diberi penangguhan pembayaran, serta mahasiswa yang terdaftar di perguruan tinggi setidaknya separuh waktu diberikan subsidi pembayaran bunga.

Program ini tercipta penerbitan The Higher Education Act of 1965 oleh Kongres Amerika Serikat dan diperuntukkan mahasiswa yang berasal dari keluarga tidak mampu. Kedua, unsubsidized Stafford loans. Skema kedua ini adalah pinjaman dengan suku bunga yang tidak disubsidi.

Suku bunga yang diberikan dalam skema pinjaman ini dua kali lipat dari skema subsidized Stafford loans. Skema student loan ini diberikan kepada mahasiswa yang tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan subsidized Stafford loans.

Ketiga, the parent loans for undergraduates (PLUS) program. Skema pinjaman ini ditawarkan kepada orang tua mahasiswa. Pinjaman menjadi komitmen yang dibebankan kepada orang tua. Skema PLUS memungkinkan orang tua menutupi biaya pendidikan yang belum ditanggung oleh bantuan keuangan lainnya.

Keempat, the Perkins loans program. Skema ini dibuat setelah Kongres menerbitkan 1958 National Defense Education Act yang menghasilkan National Defense Student Loan Program (sebelum diubah menjadi Federal Perkins Loans).

Melalui skema ini pemerintah mendistribusikan dana pinjaman ke lembaga perguruan tinggi. Perguruan tinggi yang menyalurkan pinjaman kepada mahasiswa yang membutuhkan. Program ini berakhir pada 2017 karena kegagalan pembaruan program ini di kongres.

Secara teori student loan dapat membantu mengurangi kesenjangan pendidikan dan pendapatan antargenerasi. Ekonom Milton Friedman pada 1962 dalam buku Capitalism and Freedom mengemukakan student loan mengatasi kekurangan investasi sosial di pasar kapital atau modal.

Student loan berpotensi meningkatkan efisiensi perekonomian dengan meningkatkan supply pekerja berpendidikan tinggi di pasar tenaga kerja. Tak selamanya student loan sejalan dengan teori. Student loan menjadi penyumbang utang terbesar kedua di Amerika Serikat.

Laporan terbaru tentang utang dan kredit rumah tangga yang dirilis Federal Reserve Bank of New York pada November 2023 mengemukakan student loan dan utang kendaraan menyumbang 9% total utang rumah tangga di Amerika Serikat. Sumbangan utang student loan menjadi sumbangan utang terbesar setelah utang hipotek sebesar 70%.

Penelitian yang dilakukan Rothstein dan Rouse (2011) di Amerika Serikat menunjukkan kecenderungan mahasiswa setelah lulus lebih memilih pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi karena dorongan untuk melunasi kewajiban student loan.

Studi oleh Gervais dan Ziebarth (2019) menemukan pengguna student loan di Amerika Serikat setelah lulus memiliki penghasilan 4,3% lebih rendah daripada yang tidak menggunakan student loan.

Penelitian Gicheva (2011) menunjukkan student loan menurunkan kemungkinan pernikahan dalam jangka panjang apabila mahasiswa memiliki tambahan utang sebesar US$10.000.

Studi oleh Sinha dkk. (2023) menemukan pengguna student loan di Amerika Serikat yang aktif di media Twitter dan Reddit cenderung mengungkapkan ekspresi yang mengarah pada tingkat masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, ketakutan, dan kemarahan yang tinggi.

Studi oleh Lindgren dkk., (2023) menemukan mahasiswa pengguna student loan mengalami kondisi ketidakstabilan ekonomi dan cenderung lebih banyak mengonsumsi minuman keras dan mengalami tingkat stres lebih tinggi.

Student loan di Indonesia sebenarnya bukan hal baru. Pada 1982, pemerintah pernah memberlakukan Kredit Mahasiswa Indonesia (KMI). Landasannya Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 15/12/Kep/Dir/UKK pada tanggal 8 Mei 1982 tentang pemberian kredit bank kepada mahasiswa.

Nilai KMI maksimal Rp750.000 selama setahun dengan suku bunga 6% per tahun untuk tenor selama 10 tahun di luar masa belajar ditambah kompensasi waktu paling lama setahun. Mahasiswa penerima KMI dibebaskan menggunakan dana untuk biaya hidup maupun keperluan kuliah seperti praktikum, studi lapangan, penyusunan tugas akhir, pembelian buku.

Syarat pemberian student loan waktu itu tidak sembarangan. Mahasiswa harus menyelesaikan empat semester pertama untuk mendapatkan kredit ini. Mahasiswa yang akan menggunakan KMI harus mendapatkan rekomendasi dari perguruan tinggi.

Pascalulus kuliah, mahasiswa penerima KMI tidak langsung menerima ijazah. Ijazah mereka ditahan sebagai syarat dan jaminan sampai mereka mampu mengembalikan pinjaman yang didapat  selama berkuliah.

Mahasiswa penerima pinjaman KMI diberi waktu pengembalian selama lima tahun hingga 10 tahun setelah lulus. Program ini tidak dilanjutkan karena banyak penerima KMI yang gagal bayar dan tidak pernah melunasi kewajiban, meskipun telah bekerja.

Ambang Batas

Beberapa tahun kemudian wacana student loan di Indonesia kembali menyeruak. Sebuah studi yang dilakukan SMERU Institute menyebut Indonesia dapat mengadopsi sistem student loan. Sistem yang diterapkan di Indonesia bukanlah seperti student loan yang diterapkan di Amerika Serikat.

Sistem yang dapat diadopsi di Indonesia berdasarkan penelitian SMERU Institute yaitu income-contingent loan (ICL) (Elmira dan Suryadarma, 2018). Dalam sistem ICL debitur dapat membayar utang setelah pendapatan mencapai ambang batas tertentu.

Sistem ICL berbeda dengan sistem student loan di Amerika Serikat yang mengenakan bunga pada pinjaman. Paper yang berjudul Financing Higher Education in Indonesia: Assessing the Feasibility of an Income-Contingent Loan System mengemukakan tiga temuan penting.

Pertama, beban pembayaran yang lebih rendah dengan skema ICL mengurangi dan bahkan menghilangkan tingkat gagal bayar student loan. Pemodelan yang dilakukan dalam studi ini memberikan tiga kondisi, yaitu tanpa suku bunga, pengenaan 25% biaya tambahan, dan pengenaan 2% suku bunga.

Apabila student loan tidak dikenakan suku bunga, namun dikenakan 25% biaya tambahan, peminjam dapat melunasi utang pada rentang usia 31 tahun hingga 55 tahun. Ketika student loan dikenakan suku bunga 2%, peminjam dapat melunasi utang pada rentang usia 31 tahun hingga 58 tahun.

Kedua, pemerintah perlu menyubsidi student loan. Temuan pada paper ini menunjukkan pemerintah memberikan subsidi kepada penerima student loan sebesar 4,5% hingga 54,8% dari total biaya pendidikan.

Subsidi yang perlu diberikan pemerintah tergantung tingkat suku bunga maupun beban pembayaran kembali atau repayment burden yang dikenakan. Ketiga, perempuan cenderung mengalami peningkatan pendapatan yang lebih lambat daripada laki-laki dan perlu subsidi yang lebih tinggi agar dapat membayar pinjaman mereka.

Hal ini ditunjukkan melalui perbedaan rentang usia pelunasan utang maupun tingkat subsidi yang diberikan. Peminjam laki-laki dapat melunasi utang pada rentang usia 31 tahun hingga 58 tahun, sedangkan peminjam perempuan dapat melunasi utang pada rentang usia 35 tahun hingga 58 tahun.

Laki-laki dapat diberikan subsidi 4,5% hingga 50,7% sedangkan perempuan sebesar 7,2% hingga 54,8%. UUD 1945 mengamanatkan setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan negara wajib membiayai anak bangsa untuk mendapatkan pendidikan.

Pasal 76 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi mengamanatkan pemerintah (maupun pemerintah daerah) serta perguruan tinggi berkewajiban memenuhi hak mahasiswa yang kurang mampu secara ekonomi melalui beasiswa, bantuan, atau pembebasan biaya pendidikan hingga pinjaman dana tanpa bunga yang wajib dilunasi setelah lulus dan/atau memperoleh pekerjaan.

Undang-undang memperbolehkan penggunaan student loan bagi mahasiswa. Apabila diterapkan, implementasi student loan perlu benar-benar diperhatikan. Kriteria mahasiswa penerima, jangka waktu pembayaran, hingga bunga yang ditetapkan jangan sampai membuat rugi mahasiswa maupun negara.

Jangan sampai mahasiswa terbebani akibat pinjaman yang harus dikembalikan pada masa mendatang sehingga meningkatkan beban kesehatan mental di kalangan mahasiswa. Pelajaran penting dari student loan di Amerika Serikat sebagaimana diungkapkan Avery dan Turner (2012) yaitu pelajar sering salah memahami paket bantuan keuangan.

Mereka tidak mempelajari trade off antara studi akademis dan pasar kerja sehingga gagal memahami pinjaman yang jauh lebih besar pada masa pascakuliah. Jangan sampai negara rugi dari segi fiskal akibat debitur gagal bayar sehingga membebani anggaran negara.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 17 Februari 2024. Penulis adalah mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Ekonomi Universitas Airlangga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya