SOLOPOS.COM - Afriana Putri Chajatiningrum, 21, petani muda di Klaten, Jawa Tengah saat menyemprotkan pupuk cair organik di lahan pertanian yang dikembangkan untuk budi daya beras merah wangi. (Istimewa)

Dunia saat ini memberikan perhatian lebih pada produk-produk organik. Pola makan dengan bahan makanan organik meningkat seiring kepedulian masyarakat terhadap kelestarian lingkungan.

Alasan konsumen beralih ke produk organik adalah ingin hidup sehat. Kelebihan produk organik dibandingkan dengan produk nonorganik yaitu bebas dari pestisida dan genetically modified food.

Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL

Beberapa tahun terakhir permintaan produk organik di dunia, terutama di Eropa, terus meningkat. Menurut lembaga riset pertanian Swiss (FiBL), pada 2020, pasar organik di dunia mencapai 15,1 miliar euro atau sekitar US$17,08 miliar dengan melibatkan lebih dari tiga juta produsen di 187 negara.

Indonesia memiliki potensi besar mengisi pasar produk organik di Eropa yang terus meningkat itu. Jenis produk organik yang tersedia di Indonesia adalah beras, buah dan sayuran, ayam, telur, susu dan yogurt, serta produk perkebunan (madu, kopi dan vanila).

Menurut data statistik pertanian organik Indonesia tahun 2019, permintaan produk organik di Indonesia  yang paling besar adalah sayuran mencapai 23%, kemudian beras sekitar 21%, diikuti produk lainnya seperti buah-buahan, telur, susu, dan sebagainya.

Tantangan terbesar Indonesia untuk mengekspor produk organik ke Eropa adalah masalah supply chain/logistik dan sertifikasi. Produsen aneka produk organik yang hendak masuk di pasar Eropa harus memenuhi standar Eropa.

Kalangan produsen di Indonesia—termasuk kalangan petani organik—butuh dukungan teknis untuk memenuhi persyaratan standar sertifikasi. Para petani, peternak, dan produsen aneka produk organik memerlukan pemahaman lebih lebih luas serta dukungan persyaratan sertifikasi.

Pemberlakuan Indonesia EFTA-CEPA sejak 1 November 2021 menjadi kesempatan besar bagi Indonesia untuk memasuki pasar global dan meningkatkan kerja sama dan ekspor, khususnya ke Uni Eropa dan Swiss. Pasar bagi produk organik Indonesia terbuka lebar.

Padi organik bisa menjadi salah satu alternatif memenuhi kebutuhan pangan di tengah krisis pangan dunia akibat perubahan iklim. Secara umum mengonsumsi barang-barang atau bahan-bahan pangan organik telah menguat sebagai gaya hidup di dalam negeri maupun di masyarakat internasional.

Membangun jaringan dan pasar produk organik menjadi tantangan bagi Indonesia untuk meningkatkan kinerja sektor pertanian dan peternakan demi memasuki pasar global.

Para pelaku usaha produk organik butuh pendampingan dari pemerintah maupun swasta untuk menembus pasar ekspor. Melalui pendampingan, produsen produk organik dapat menghasilkan produk berkualitas yang standarnya sesuai dengan permintaan pasar global secara berkelanjutan.

Pada tataran praksis, pemerintah Indonesia harus mendukung kemunculan komunitas-komunitas petani dan peternak organik di berbagai daerah. Mereka harus difasilitasi dalam sebuah jaringan kerja dan jaringan mengakses pasar agar mampu menjadi pemasok bagi kebutuhan dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya