SOLOPOS.COM - Lahan persawahan yang masih hijau di tengah musim kemarau Desa Krasak, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, Sabtu (14/10/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah

Kekuatan ekonomi desa harus dibangun. Masyarakat desa harus mendiri tanpa bergantung kepada pihak luar, termasuk pemerintah. Upaya membangun ketahanan pangan desa dicontohkan oleh kalangan petani di Desa Krasak, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali.

Para petani di desa ini berdaya bersama membangun ketahanan pangan lokal. Mereka menggali potensi ketahanan pangan lokal berbasis kekayaan lokal dan peluang pengembangan. Produksi beras di desa ini surplus sehingga bisa memasok ke desa-desa lain.

Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024

Desa Krasak belum bisa dikatakan sepenuhnya berkedaulatan pangan karena beberapa kebutuhan lain masih defisit. Serikat Petani Indonesia (SPI) mendefinisikan prasyarat terwujudnya kedaulatan pangan.

Prasyarat itu meliputi pembaruan agraria, hak akses rakyat terhadap pangan, penggunaan sumber daya alam secara berkelanjutan, pangan untuk pangan dan tidak sekadar komoditas yang diperdagangkan, pembatasan penguasaan pangan oleh korporasi, melarang penggunaan pangan sebagai senjata serta pemberian akses kepada petani kecil untuk perumusan kebijakan pertanian.

Prasyarat itu mengacu konsep kedaulatan pangan atau food sovereignty bagi umat manusia di dunia yang disusun World Food Summit (WFS) di Roma, Italia, pada  November 1996. Kedaulatan pangan adalah konsep pemenuhan pangan melalui produksi lokal.

Kedaulatan pangan adalah konsep pemenuhan hak atas pangan yang berkualitas gizi baik dan sesuai secara budaya, diproduksi dengan sistem pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Kedaulatan pangan juga merupakan pemenuhan hak manusia untuk menentukan sistem pertanian dan pangan sendiri yang lebih menekankan pada pertanian berbasiskan keluarga yang berdasarkan pada prinsip solidaritas.

Pemerintah Desa Krasak bersama pemuda setempat berkolaborasi dengan Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) dan World Research Institute (WRI) Indonesia telah memetakan semua potensi dan kekurangan desa tersebut.

Riset yang dilaksanakan oleh para pemuda Desa Krasak dengan pendampingan KRKP dan WRI menghasilkan data konsumsi warga desa, sumber barang konsumsi, berapa yang dipenuhi di internal Desa Krasak, dan berapa yang harus dipasok atau didapatkan di luar Desa Krasak.

Metode memahami potensi dan kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan pangan yang dilakukan warga Desa Krasak layak didiseminasi ke desa-desa lain. Tentu ini menjadi tantangan tersendiri mengingat tiap desa memiliki potensi yang berbeda-beda.

Upaya membangun ketahanan pangan yang berbasis desa dengan patokan data seperti yang disusun pemuda Desa Krasak berkolaborasi dengan KRKP dan WRI akan menghasilkan data potensi setiap desa dan kekurangan setiap desa.

Ketika data semua desa tersaji, tentu menjadi mudah memetakan desa mana yang kelebihan pangan dan desa mana yang kekurangan pangan. Peta distribusi akan menjadi solusi praktis untuk menjaga ketahanan pangan berbasis desa. Upaya membangun kekuatan ekonomi desa memang tidak mudah, tetapi harus diperjuangkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya